Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Kiai Maruf Amin: Saya Pria Paruh Baya Menurut Standar WHO

Awalnya, Kiai Maruf bercerita bahwa banyak yang menyindirnya. Yakni sudah berusia tua namun bersedia jadi cawapresnya Jokowi.

Penulis: Fransiskus Adhiyuda Prasetia
Editor: Rachmat Hidayat
zoom-in Kiai Maruf Amin: Saya Pria Paruh Baya Menurut Standar WHO
Istimewa
Prof Dr KH Maruf Amin saat bertemu sejumlah perwakilan masyarakat Indonesia di Singapura, Selasa (16/10/2018) malam waktu setempat di Gedung KBRI Singapura, Chatsworth Road, Singapura. 

TRIBUNNEWS.COM, PALANGKARAYA-Calon Wakil Presiden RI nomor urut 01, KH Maruf Amin, mengatakan dirinya adalah lelaki setengah baya, menurut standar World Health Organization (WHO).

Hal itu disampaikannya di hadapan peserta perayaan Hari Santri Nasional di Asrama Haji Kalimantan Tengah (Kalteng), Selasa (23/10/2018). Kiai Ma'ruf diundang memberi tausyiah sebagai Mustasyar PB Nahdatul Ulama (NU).

Awalnya, Kiai Maruf bercerita bahwa banyak yang menyindirnya. Yakni sudah berusia tua namun bersedia jadi cawapresnya Jokowi.

Baca: Maruf Amin: Menurut WHO Saya Belum Tua tapi Setengah Baya

Kiai Maruf yang didampingi Nyai Wury Estu Handayani, mengaku merasa geli ketika mendengar hal itu. Sebab sekalipun dirinya tak pernah mengaku bahwa dirinya masih berusia muda.

Walau, kata Kiai Maruf, dirinya tak tua-tua amat, bila dibandingkan PM Malaysia Mahathir Muhammad. Untuk diketahui, pada usia 93 tahun, masih bisa menjadi seorang perdana menteri.
"Sementara saya baru 57. Eh 75," kata Kiai Ma'ruf sambil tertawa bersama ribuan peserta acara.

Lalu Kiai Ma'ruf berkata, bahwa berdasarkan standar WHO, seseorang baru disebut berusia tua bila umurnya di kisaran 80-100 tahun. Sementara yang berusia 60-80 tahun, disebutnya setengah baya.

"Jadi kalau begitu saya belum tua, baru setengah baya, kalau menurut WHO," kata Kiai Ma'ruf yang kembali disambut tawa.

Berita Rekomendasi

Yang jelas, dia berharap pengalamannya menjadi seorang cawapres bisa menginspirasi para santri. Menurutnya, santri tak boleh merasa rendah diri, namun sebaliknya optimis untuk memiliki masa depan.

Sebab santri bisa menjadi apa saja. Bisa menjadi kiai, pengusaha, pejabat pemerintahan, gubernur, wakil gubernur, dan calon wapres seperti dirinya.

"Bahkan bisa jadi presiden. Kayak Gus Dur. Karena itu santri jangan sampai merasa tidak bisa ya. Kita bisa jadi apa saja," kata Kiai Maruf.

Baca: Jaringan Kiai Santri Nasional akan Sasar 1,3 Juta Pemilih di Malaysia untuk Jokowi-Maruf Amin

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas