Dituding Jual Paket Wisata Murah untuk Turis China, Wakil Konsul Jenderal di Denpasar Minta Bukti
Dalam kasus paket wisata Bali dijual murah, sebetulnya turis China justru ditipu oleh travel agent, termasuk dipaksa belanja di toko-toko.
Editor: Dewi Agustina
TRIBUNNEWS.COM, DENPASAR - Wakil Konsul Jenderal (Konjen) China di Denpasar, Chen Wei, mengatakan pemerintahnya fokus dalam melindungi hak-hak hukum wisatawan dan pengusaha pariwisata.
Sejak 2013, kata dia, China telah mengeluarkan aturan mengenai hal itu dan diterapkan tahun itu juga.
Dalam aturan China tersebut dengan jelas dinyatakan bahwa travel agent tidak boleh menipu turis dengan harga murah di bawah biaya (cost) semestinya dan mengambil komisi atau fee di dalam belanja turis.
"Apabila ditemukan praktik seperti itu, travel agent akan dicabut izin usahanya," tegas Chen Wei dalam acara Diskusi Terfokus (FGD) bertema `Wisatawan Mancanegara Pasar Tiongkok’ di Hotel Anvaya, Kuta, Badung, Kamis (25/10/2018).
Chen Wei melanjutkan, pada pasal-pasal lain dalam aturan itu disebutkan juga, bahwa selain dicabut izinnya, travel agent atau pengusaha wisata terkait akan dihukum penjara dan lainnya secara tegas.
Dikatakan Chen Wei, dalam kasus paket wisata Bali dijual murah, sebetulnya turis China justru ditipu oleh travel agent, termasuk dipaksa belanja di toko-toko yang dipaksakan oleh travel agent.
"Sehingga para turis itu tidak bisa berkunjung ke objek wisata yang mereka inginkan. Tentu mereka kesal," jelas Chen Wei.
Oleh karena itu, ia memohon pihak Indonesia agar membuat peraturan atau hukum untuk melindungi hak legal para turis asing, termasuk dari China, yang datang ke Indonesia.
Baca: Produser Utama NHK Jepang Ditangkap Lakukan Tosatsu kepada Wanita di Stasiun KA
"Kalau dari pihak Indonesia memang bisa membuktikan ada yang terlibat dalam penipuan turis China di Bali, maka buktinya bisa diserahkan ke konsulat dan akan diserahkan ke pemerintah pusat China untuk diberantas dengan keras," tegas Chen Wei.
Ia mengakui, masalah terkait isu paket wisata Bali dijual murah ini cukup rumit, sehingga diperlukan kerja sama dari berbagai kalangan dan pihak untuk mengatasinya.
Konsulat China di Bali, kata dia, sangat memperhatikan keamanan dan keselamatan turis China yang datang ke Bali.
"Kami mohon agen turis lokal (Bali), berikan informasi yang cepat dan tepat, dan juga berikan layanan yang aman agar para turis China lebih tenang," katanya.
Chen Wei juga mengingatkan, setelah erupsi Gunung Agung dan beberapa kali gempa bumi di Lombok dan Bali, agen turis lokal diharapkan jangan hanya mencari untung, misalnya dengan mengajak turis China mengunjungi obyek wisata yang berbahaya dan mengabaikan keamanan mereka.
"Supaya kalu ada kecelakan, bisa cepat dibantu. Karena kami sadar, tidak semua bisa dihindari. Namun penting mencegah agar tidak terjadi kecelakaan," kata Chen Wei.
Seperti diketahui, sebelumnya pada 18 Oktober lalu Cok Ace melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke sejumlah toko souvenir di Bali, yang diduga dimiliki oleh jaringan dari China.
Sidak itu terkait isu bahwa paket wisata Bali dijual dengan harga murah ke turis China oleh travel agent di sana.
Baca: Selama Diculik ISIS 40 Bulan Lamanya, Wartawan Jepang Junpei Yasuda Mengaku Bernama Umar Warga Korea
Travel agent itu bahkan nyaris tidak mengambil keuntungan dari marjin harga tiket penerbangan dan akomodasi wisata.
Sebagai kompensasi menjual murah itu, pihak travel agent mengkondisikan para turis China yang di-handlenya untuk berbelanja di toko-toko souvenir di Bali yang dimiliki warga negara China.
Mereka bekerjasama sedemikian rupa, sehingga mirip sebuah jaringan.
Dari toko-toko itulah travel agent China mendapat fee untuk keuntungannya.
Praktik ini dinilai Cok Ace merugikan pariwisata Bali dan para pelaku pariwisata lokal.
Apalagi, barang-barang yang dijual toko-toko China itu diketahui juga buatan China.
"Jadi saat itu saya melihat di sana (toko-toko China) ada tenaga kerja China yang bekerja, kemudian yang dijual adalah produk dari China," tegasnya.
Cok Ace mengakui ada kebocoran informasi tentang rencana sidaknya, karena melibatkan banyak pihak.
Sehingga, temuan dalam sidak itu belum maksimal, karena toko-toko yang disidak jadi mempersiapkan diri.
"Ke depan, terhadap hal-hal yang merugikan kita di Bali itu ya dihentikan lah," tegasnya.
Baca: Pelaku Pembunuhan Radiana dan Putrinya Menyerahkan Diri Setelah Dibujuk Keluarga
Namun, Cok Ace yakin praktik curang jual murah wisata Bali ke turis China ini akan segera teratasi hingga akhir tahun 2018, agar tidak semakin merusak citra pariwisata Pulau Dewata.
"Kami tidak ingin merusak pasar secara keseluruhan, jadi kami sangat hati-hati menyikapi hal itu," kata Cok Ace saat ditemui setelah membuka Forum Bisnis ASEAN-Jepang ke-44 di Nusa Dua, Kamis (25/10/2018).
Menurut Cok Ace, pihaknya harus hati-hati mencermati masalah tersebut, mengingat ini merupakan isu yang sensitif bagi warga China.
Apalagi jika dikaitkan dengan ketaatan terhadap pemerintah setempat.
Untuk mempercepat target tersebut, pihaknya menggandeng semua pihak salah satunya melalui forum diskusi pasar wisatawan China.
"Hal ini memang bisa terjadi, intinya jangan biarkan pasar mendikte kita," katanya.
Artikel ini telah tayang di Tribun-bali.com dengan judul Konsul China Minta Bukti Soal Travel Murah di Bali Dan Ingatkan Soal Erupsi Gunung Agung
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.