Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Faisal Abdullah: Pemuda Harus Jadi Tauladan atau Soko Guru Untuk Menjadi Wirausaha Muda Sukses

Kementerian Pemuda dan Olahraga melakukan seleksi terhadap lima pemuda pelaku usaha kecil terbaik

Editor: Toni Bramantoro
zoom-in Faisal Abdullah: Pemuda Harus Jadi Tauladan atau Soko Guru Untuk Menjadi Wirausaha Muda Sukses
ist
Teknoprener Muda Pemula di kota Manado 

TRIBUNNEWS.COM, MANADO - Kementerian Pemuda dan Olahraga melakukan seleksi terhadap lima pemuda pelaku usaha kecil terbaik untuk kategori penerapan inovasi teknologi dalam Acara Prakualifikasi Teknoprener Muda Pemula di kota Manado, Sulawesi Utara, Selasa (30/10)

Deputi Bidang Pemberdayaan Pemuda Kemenpora, Faisal Abdullah mengatakan pemuda adalah tulang punggung Indonesia dalam rangka menyambut bonus demografi dimana usia 16 - 45 tahun berjumpa 55 % dari jumlah penduduk.

Deputi Pemberdayaan Pemuda Kemenpora, Faisal Abdullah, memberikan arahan kepada 68 peserta Kirab Pemuda 2018 yang berhasil lolos seleksi nasional di gedung PP-PON Cibubur, Jakarta Timur, Kamis (30/9/2018). Para pesera akan menjalani pembekalan selala tiga hari sebelum melakukan napak tilas ke 34 provinsi yang akan dimulai pada 5 September 2018. Tribunnews/Jeprima
Faisal Abdullah

"Kalian harus bisa menjadi tauladan atau soko guru untuk menjadi wirausaha muda yang sukses" ungkap Faisal Abdullah.

Sementara itu, Asisten Deputi Peningkatan IPTEK dan Imtak Pemuda Kemenpora, Hamka Hendra Noer mengatakan pemuda harus lebih berorientasi pada entreprenership yang berbasis IPTEK sebagai pilihan karir, tidak hanya pada bidang politik saja.

Sedangkan Kepala Bidang Pemetaan dan Penelusuran Iptek Asisten Deputi Peningkatan Kapasitas Pemuda Kemenpora, Supadi, dalam sesi sosialisasi kegiatan tersebut mengatakan pada kegiatan ini, pihaknya menampilkan 30 teknoprener muda di Kota Manado untuk mempresentasikan gagasan bisnis mereka dihadapan para juri.

"Juri akan memberikan skoring pada hasil inovasi teknologi yang mereka terapkan dalam bisnis rintisannya." jelas Supadi.

Supadi mengakui lima peserta terbaik akan mendapat hadiah uang tunai sebesar Rp 8 juta per orang dalam ajang adu gagasan tersebut. Langkah ini diharapkan dapat menguatkan semangat para peserta prakualifikasi teknoprener untuk terus meningkatkan kemampuannya dalam berinovasi.

BERITA TERKAIT

Pada acara ini, Kemenpora menghadirkan 3 juri untuk memberikan penilaian pada setiap peserta yang mempresentasikan inovasi pada usahanya. Aspek yang dinilai antara lain seputar inovasi teknologi yang dipakai, kesiapan dan penguasaan bisnis yang dirintisnya, prospek atau kelayakan usahanya dalam menghadapi persaingan bisnis nantinya

Supadi menambahkan, para teknoprener muda di kota Menado, kota yang dikenal paling toleran di Indonesia ini, harus selalu mengikuti perkembangan dan belajar inovasi teknologi terkini.

Ini penting karena keterbelakangan teknologi tidak hanya membuat rendahnya jumlah produksi dan efisiensi di dalam proses produksi, tetapi juga rendahnya kualitas produk yang dibuat serta kesanggupan bagi usaha kecil muda pemula untuk dapat bersaing di pasar.

Kemenpora akan terus melakukan upaya-upaya penyadaran dan pemberdayaan pemuda dalam bidang inovasi teknologi di kabupaen kota di Indonesia.

Melalui langkah ini, diharapkan akan semakin meningkatkan kuantitas dan kualitas teknoprener muda yang mandiri, inovatif dan berdaya saing sesuai dengan amanah Undang-Undang Nomor 40/2009 tentang Kepemudaan.

Pada umumnya, kelemahan para pelaku usaha kecil, antara lain : pertama, produk kurang berorientasi pasar. Kedua, pasarnya berkembang apa adanya. Ketiga, standar dasar jaminan mutu, keamanan, dan higienitas. Keempat, desain kemasan dan label belum standar.

Kelima, modal dan skala usahanya kecil, sehingga efisiensinya rendah. Keenam, kualitas SDM terbatas pada aspek pendidikan, kemampuan teknis, maupun manajerialnya.

Dengan mengetahui peta kelemahan usaha kecil tersebut, arah dan jenis inovasi yang dibutuhkan menjadi jelas dan bisa dilakukan secara bertahap dan berjenjang. Gagal dalam melakukan inovasi teknologi akan menyebabkan sederet konsekwensi.

Misalnya, rendahnya kualitas teknologi menyebabkan produktifitas dan kualitas produk usaha kecil menjadi rendah. Rendahnya kualitas produk usaha kecil menyebabkan sulitnya memasarkan produknya ke pasar bebas, sehingga pelaku usaha kecil harus terus terikat pada pembeli tradisional.

Kepala Dinas Koperasi dan UMKM Kota Manado, Hendrik Warokka, mengatakan, “Generasi muda harus mempunyai daya saing global di era hypercompetive ini”

Tahun 2018 ini, kegiatan prakualifikasi Teknoprener Muda Pemula digelar Kemenpora di empat kabupaten dan kota di Indonesia, yakni Klaten, Malang, Batam dan Menado.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di

Wiki Populer

© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas