Perakit Senjata Api Asal Lumajang yang Selundupkan Pistol Lewat Bandara Juanda Ternyata Lulusan SD
Joni Mahendra (35), tersangka perakit senpi asal Desa Jarit, Lumajang, tidak menyangka bahwa hasil rakitan pistolnya berujung hukum.
Editor: Sugiyarto
TRIBUNNEWS.COM, SURABAYA - Joni Mahendra (35), tersangka perakit senpi asal Desa Jarit, Kecamatan Candipuro, Lumajang, tidak menyangka bahwa hasil rakitan pistol mahalnya berujung hukum.
Joni adalah pria yang merakit senjata api yang beberapa waktu lalu coba dikirimkan lewat kargo melalui bandara Juanda.
Sebenarnya Mahendra sudah beberapa kali sukses mengirim senpi rakitan karyanya kepada pembeli. Selama ini pria lulusan SD ini dikenal melayani pesanan senpi melalui online.
Namun saat melayani pembeli asal Jakarta, senpi dengan gagang motif naga itu dikirim lewat udara.
"Saya sudah minta kepasa PT Pos agar tidak mengirim barang saya lewat bandara," sesal Mahendra kepada petugas.
Baca: Kans Persib Bandung Menuju Puncak: Selain Harus Menang, Butuh Bantuan Persebaya Surabaya
Sebab dia tahu bahwa setiap barang apa pun akan melewati pemeriksaan ketat dan melalui metal detector dan X-Ray di Bandara Juanda Surabaya.
Kekhawatiran Mahendra pun terbukti. Barang kirimannya diamankan petugas Bandara Juanda.
Seperti diberitakan sebelumnya, Petugas Lanudal Juanda Surabaya menggagalkan upaya penyelundupan senjata api jenis pistol, Jumat (2/11/2018).
Baca: Berdebat Soal Utang dengan Wendy Cagur, Ayu Ting Ting Terima Perlakuan Ini di Malaysia
Senjata api yang tidak disertai dokumen yang sah tersebut, oleh pelakunya dimasukkan ke dalam kotak spare part kendaraan. Di dalam kotak itu, juga terdapat batu bata.
Meski coba disembunyikan rapi-rapi, namun saat melewati mesin X-Ray, isi dalam kotak itu dapat terlihat dengan mudah.
Bersama pistol tersebut, juga terdapat 13 butir peluru tajam dan 34 butir peluru hampa.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.