Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
DOWNLOAD
Tribun

Rekaman CCTV Ini Ungkap Rentetan Kematian Misterius Anak Sapi

Kamera CCTV ini merupakan tindak lanjut dari imbauan polisi untuk mengetahui apa di balik kasus kematian godel

Editor: Eko Sutriyanto
zoom-in Rekaman CCTV Ini Ungkap Rentetan Kematian Misterius Anak Sapi
Istimewa/Kolase Tribun Bali
Polsek Kintamani saat mengecek godel milik Nyoman Suardana, di Desa Langgahan, Kintamani Minggu (16/9/2018) 

Laporan Wartawan Tribun Bali Muhammad Fredey Mercury 

TRIBUNNEWS.COM, BANGLI - Pemilik ternak di  Desa Langgahan, Kecamatan Kintamani serta beberapa desa lainnya diteror matinya godel secara berurutan setiap malam.

Warga menduga-duga pelakunya adalah binatang buas sejenis macan hingga makluk halus.

Namun, rekaman CCTV yang dipasang di sebuah kandang sapi milik warga mengungkap fakta yang sebenarnya.

Godel mati karena diserang oleh sekawanan anjing hutan.

Kapolsek Kintamani, Kompol Putu Gunawan menjelaskan, pemasangan kamera CCTV ini merupakan tindak lanjut dari imbauan polisi untuk mengetahui apa di balik kasus kematian godel yang selama ini meresahkan warga. 

CCTV itu dipasang pada kandang milik warga yang memiliki sapi hamil.

Berita Rekomendasi

“Tanggal 5 kemarin, anak sapi jantan umur 15 hari di kandang itu ditemukan mati. Kondisinya bagian leher dan perut terdapat luka gigitan serta organ bagian dalamnya habis. Pada kandang itu telah dipasang CCTV. Maka kami panggil operator untuk mengecek rekamannya. Ternyata anak sapi itu mati karena serangan segerombolan anjing liar,” jelasnya, Selasa (6/11/2018). 

Anjing yang menyerang kandang sapi ini berjumlah sekitar tujuh ekor.

Baca: Warga Diminta Perkuat Kandang Ternak dan Tak Bunuh Macan Tutul Gunung Lawu

Kawanan anjing ini mengelilingi indukan sapi pukul 23.00 Wita hingga kemudian menyerang godel yang berada di luar kandang.

Namun CCTV tidak merekam saat anakan sapi ditarik oleh anjing liar lantaran hanya fokus pada sapi.

Kompol Gunawan juga menjelaskan, sesuai prediksi awal, kematian anak sapi disebabkan oleh serangan anjing liar maupun macan kumbang.

Tahun 2003 lalu pernah dilepas macan kumbang di hutan wilayah Desa Sukawana, Kintamani, Ini karena saat itu marak terjadi penebangan hutan secara liar.

“Sedangkan saat dibuktikan berdasarkan rekaman CCTV, serangan terhadap anak sapi dilakukan secara bergerombol, jadi bekas gigitan itu banyak. Ada yang tergolong tajam ada yang tidak,” katanya.

Anjing liar memakan isi perut godel karena lebih mudah dirobek dibandingkan dengan bagian lainnya.

Di samping itu, jeroan sapi juga mengandung asam amino yang memang diperlukan bagi hewan karnivora.

“Sasaran pada anak sapi kemungkinan karena kebutuhan makanan di hutan sudah habis. Godel yang baru saja lahir dengan umur kisaran 15 hari masih berbau darah. Jadi mudah memancing hewan pemangsa,” jelasnya. 

Berdasarkan data di kepolisian, hingga kini kasus kematian godel warga tercatat sebanyak 11 laporan.

Tujuh di antaranya terjadi di Desa Langgahan, dua  di Desa Belancan, dan dua lainnya di Desa Bayung Cerik.

Kasus serupa juga terjadi di Payangan, Gianyar. Dikabarkan ada 14 godel yang mati dengan ciri isi perut hilang.

“Sebenarnya 12 ekor, namun satu ekor kematian anak sapi di Desa Mangguh, Kintamani tidak dilaporkan. Seluruh desa tersebut wilayahnya saling berdekatan. Sedangkan kawanan anjing liar ini bersembunyi di gua sekitar. Meski demikian, cukup sulit menemukan karena gua itu sempit dan sulit untuk masuk,” tutur Kompol Gunawan.

Polisi akan segera mengungkapkan rekaman ini pada masyarakat Desa Langgahan serta menjelaskan bahwa penyebab kematian godelmerupakan anjing liar.

Dengan ini tidak menimbulkan spekulasi beragam. Ia menegaskan rekaman CCTV itu tidak bisa dibohongi.

Pengungkapan bukti yang paling akurat adalah CCTV. Rekaman ini sekaligus menepis anggapan hal mistis yang selama ini dikait-kaitkan.

“Kami juga akan berkoordinasi dengan Dinas Pertanian, Ketahanan Pangan, dan Perikanan (PKP) Bangli untuk melakukan eliminasi. Anjing-anjing ini tidak ada pemiliknya dan bukan merupakan anjing khas Kintamani,” katanya.

Sumber: Tribun Bali
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Klik Di Sini!
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas