5 Keunikan Sekaten, Tradisi untuk Memperingati Maulid Nabi di Keraton Surakarta dan Yogyakarta
Pada puncak rangkaian acara sekaten akan digelar Grebeg Muludan yang ditandai dengan kirab gunungan.
Editor: Rohmana Kurniandari
TRIBUNSOLO.COM - Peringatan Maulid Nabi Muhammad tahun ini jatuh pada Selasa (20/11/2018).
Dalam menyambut hari kelahiran Nabi Muhammad SAW tersebut, beberapa daerah di Indonesia menggelar tradisi unik.
Misalnya, di daerah Surakarta dan Yogyakarta yang akan dimeriahkan dengan pasar malam atau biasa disebut Sekaten.
Dilansir TribunSolo.com dari Wikipedia, sekaten adalah rangkaian kegiatan tahunan ini berlangsung selama 40 hari, dimulai pada awal bulan Safar.
Namun, untuk perayaan secara resmi akan berlangsung pada tanggal 5 dan berakhir pada tanggal 12 Rabiul Awal.
Pada perayaan resmi itu ada sejumlah prosesi penting, di antaranya dimainkannya gamelan pusaka di halaman Masjid Agung masing-masing keraton, pembacaan riwayat hidup Nabi Muhammad, dan rangkaian pengajian di serambi Masjid Agung.
Puncaknya, ada Grebeg Muludan sebagai bentuk syukur pihak istana dengan keluarnya sejumlah gunungan untuk diperebutkan oleh masyarakat.
Berikut beberapa keunikan dari sekaten yang dirangkum TribunSolo.com dari berbagai sumber:
1. Asal Mula Sekaten
Dilansir dari Kompas.com, tradisi turun temurun dari sekitar abad ke-15 ini berasal dari Kerajaan Demak yang merupakan kerajaan Islam di pantai utara Jawa.