Semula Dikira Terserang Malaria, Puluhan Warga di Panton Reu Aceh Barat Dilarikan ke RS
Sepuluh warga dari sejumlah gampong di Kecamatan Panton Reu, Aceh Barat, ramai-ramai dilarikan ke Puskesmas Meutulang.
Editor: Dewi Agustina
TRIBUNNEWS.COM, MEULABOH - Sepuluh warga dari sejumlah gampong di Kecamatan Panton Reu, Aceh Barat, ramai-ramai dilarikan ke Puskesmas Meutulang, kecamatan setempat, Senin (26/11/2018) malam.
Warga tiba-tiba terjangkit penyakit yang mereka nilai aneh serta sempat dikait-kaitkan dengan malaria yang menyerang warga secara massal belasan tahun silam.
Informasi dihimpun Serambi, Selasa (27/11/2018), warga yang terjangkit penyakit itu mengalami panas dingin, terasa sakit seluruh tubuh, termasuk sakit pingang dan sakit kepala.
Jumlahnya bahkan disebut-sebut mencapai 17 orang, namun tujuh di antaranya yang langsung dibawa ke RS, Senin malam itu.
Kemudian secara berangsur bertambah lagi, sehingga mencapai sepuluh orang.
Selanjutnya hingga siang kemarin, hanya tujuh orang lagi yang masih dirawat di Puskesmas itu.
Mereka adalah M Syarif (50), Abdul Hamid (43), Abdullah (43), Rusmi (43), Husaini (40), Ismanto (18) dan Rusli (41).
Baca: Dua Siswi Madrasah Ditemukan Tak Bernyawa di Bekas Galian Tambang, Sepatu dan Tas Jadi Petunjuk
Mereka merupakan penduduk Baro Paya, Tamping dan Blang Teugoh, kecamatan setempat.
Arif Fahmi, warga setempat kepada Serambi kemarin menceritakan warga semula menduga penyakit yang menyerang adalah malaria karena sekitar 12 tahun silam daerah mereka pernah masuk endemis malaria, tetapi kini tidak ada lagi.
"Warga sempat mengaitkan itu penyakit aneh," katanya.
Dinas Kesehatan (Dinkes) Aceh Barat, Selasa kemarin menurunkan tim yang dipimpin Kadiskes HT Ridwan MKes ke Puskesmas Meutulang serta turun ke gampong yang warganya terjangkit penyakit tersebut.
"Kami melakukan pemeriksaan darah. Di Puskemas ada sepuluh orang dan sebagian lain warga di sejumlah desa itu. Hasil pemeriksaan awal, yang dialami warga bukan penyakit malaria dan sebagian sudah mulai terlihat membaik setelah diberikan obat melalui cairan infus," jelas HT Ridwan.
Namun demikian, kata HT Ridwan, tim Dinkes masih memastikan lebih jauh apa penyakit yang menyerang warga secara massal tersebut.
Ia mengakui beberapa hari sebelum warga tersebut terjangkit penyakit tersebut, ada kenduri maulid, sehingga warga makan-makan bersama dalam acara itu.