Sanksi Terhadap Oknum Hakim dan Panitera di PN Berawal dari Terungkapnya Percakapan Perselingkuhan
Penjatuhan hukuman terhadap hakim DA, berawal dari terungkapnya percakapan DA dengan selingkuhannya panitera, C yang merupakan istri dari hakim P.
Editor: Dewi Agustina
TRIBUNNEWS.COM, GIANYAR – Seorang hakim di Pengadilan Negeri (PN) Gianyar, DA, terbukti merebut wanita yang bekerja sebagai panitera, yang juga istri sesama hakim di PN yang sama.
Mahkamah Agung (MA) dan Komisi Yudisial (KY) pun telah memutuskan DA bersalah.
Namun keputusan dua komisi ini, bertolak belakang.
Dimana KY menuntut DA untuk dipecat.
Sementara MA hanya menjatuhi hukuman skorsing dua tahun tak boleh memimpin sidang.
Seorang sumber Tribun Bali, yang dekat dengan pengadilan, Senin (10/12/2018) mengatakan, penjatuhan hukuman terhadap hakim DA, berawal dari terungkapnya percakapan DA dengan selingkuhannya panitera, C yang merupakan istri dari hakim P.
Percakapan yang mengarah pada urusan ranjang tersebut dilakukan via WhatsApp (WA).
Berdasarkan itu pula, hakim P melaporkan kasus perselingkuhan ini ke Mahkamah Agung.
Kasus ini pun direspons cepat oleh Komisi Yudisial dan Mahkamah Agung.
Namun, Komisi Yudisial dibuat terkaget-kaget oleh langkah MA.
Sebab, tak sampai sepekan MA mengeluarkan hasil keputusan untuk kesalahan DA.
Dimana, MA memvonis DA dengan sanksi diskorsing selama dua tahun untuk tidak mengadili, dengan penempatan di Banda Aceh.
Selain itu, hakim P juga kini dipindah tugas ke Lombok, sedangkan wanita tersebut kini menjadi panitera di Pengadilan Tinggi.
Pengumuman dari MA tersebut, keluar satu jam sebelum KY melakukan rapat pleno dengan rekomendasi memecat hakim DA, dan harus dibawa ke Majelis Kehormatan Hakim (MKH).
Baca: 11 ABK KM Makmur yang Tenggelam Diselamatkan Marine Police Singapore
Meskipun MA telah memutuskan sanksi memindah tugas Hakim DA.
Sanksi yang dikeluarkan oleh kedua komisi disiplin hakim ini pun terkesan bertolak belakang.
Namun di sisi lain, meskipun MA telah menjatuhkan sanksi pemindahtugasan Hakim DA ke Banda Aceh, namun berdasarkan daftar kehadiran para hakim, DA masih tercatat dalam lembar absensi tersebut, Senin (10/12/2018) kemarin.
Humas Pengadilan Negeri (PN) Gianyar, Wawan Edi Prastiyo saat dikonfirmasi hal ini, secara tak langsung telah membenarkan terjadinya kasus ‘asmara’ ini di PN Gianyar.
Namun pihaknya enggan memberikan komentar terkait sanksi yang dijatuhkan terhadap Hakim DA.
"Kasus tersebut, sudah ditangani yang berwenang," ujarnya singkat.
Artikel ini telah tayang di Tribun-bali.com dengan judul Percakapan Mesum Oknum Hakim DA di PN Gianyar Terbongkar, MA Jatuhkan Sanksi Begini