Sebelum Ditemukan Meninggal, Sindi Diketahui Menerima Tamu Bernama Kuyung Heri
Dikutip dari status sosial medianya, Sindi Sandora merupakan mahasiswi Universitas Swasta di Palembang.
Editor: Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS.COM, PALEMBANG - Seorang mahasiswi ditemukan tewas di kamar di Kafe Planet Palembang, Kamis (13/12/2018).
Diketahui wanita tersebut bernama Sindi Sandora.
Fakta-fakta baru seputar kematian Sindi Sandora terus bermunculan.
Dikutip dari status sosial medianya, Sindi Sandora merupakan mahasiswi Universitas Swasta di Palembang.
Ia juga kerap mengunggah aktivitasnya di instagram.
Terakhir Sindi Sandora mengunggah fotonya 7 November lalu.
Dari foto tersebut tampak ia sedang berada di restoran.
Dalam keterangan fotonya ia menuliskan kalimat dalam Bahasa Inggris.
"Why Not, Not Why"
Kabar kematian Sindi ini juga sudah diketahui kerabatnya.
Kronologis
Berdasarkan keterangan dari rekan-rekan korban selama pekerja kafe, malam sebelum kejadian Sindi memang tampak agak sempoyongan.
Seorang rekan satu tempat kerja yang tak mau disebutkan namanya kepada Tribunsumsel.com menceritakan, Sindi malam itu menemani tamu langganannya.
"Tamu itu biasa dipanggil Kuyung Heri. Itu tamu langganan dia," kata teman korban.
Sementara itu, Pemilik Planet Cafe Ko Acun ketika ditemui di Polsek IT II Palembang membenarkan yang ditemukan tewas di kamar merupakan karyawannya.
Seperti diberitakan sebelumnya seorang perempuan cantik tewas di Planet Cafe dengan mulut berbusa. Belakangan mayat itu diketahui bernama Sindi.
Namun, ia sama sekali tidak mengetahui penyebab kematian dari karyawannya tersebut.
Kabar karyawannya meninggal, setelah mendapatkan kabar dari office boy yakni Ferry.
"Kalau ikatan pekerjaan tidak ada, dia hanya melamar dan kami terima. Untuk gaji bulanan pasti ada, namanya dia bekerja," ujarnya.
Tugas Sindi sebagai pekerja di kafe itu adalah melayani tamu yang datang dan menemani minum.
Ketika disinggung mengenai korban sakit atau ada hal lain sebelum meninggal, menurut Acun sama sekali tidak ada.
Bila ada karyawannya sakit pasti langsung melapor dan tidak diperbolehkan bekerja.
Namun, untuk korban sendiri sama sekali tidak pernah mengeluh sakit atau masalah.
Hal itu juga diungkapkan tan-teman korban sesama karyawan.
"Kami memang menyiapkan kamar untuk karyawan bila mereka tidak mau pulang ke tempat kost."
"Karena, karyawan meminta kami untuk menyiapkan kamar agar mereka bisa tidur. Lantaran mereka takut menjadi korban begal saat pulang bekerja, makanya kami siapkan kamar di lantai dua dan tiga," ungkapnya.
Sementara itu, Ema Efitita terduduk lemas di depan kamar mayat RS Bhayangkara Palembang, Kamis (13/12/2018).
Sembari menangis, ia terus menelepon anggota keluarganya yang lain, guna memastikan kebenaran dari indentitas mayat perempuan yang ditemukan di Planet Cafe jl M Isa Palembang.
Diduga, mayat perempuan tersebut adalah salah satu anggota keluarganya yang bernama Sindi Sandora.
"Saya tadi lagi kerja, terus ditelepon sama keluarga saya. Katanya Sindi kecelakaan. Tapi, selanjutnya saya dengar kabar kalau dia (Sindi) sudah meninggal. Astagfirullahaladzim," ujar Ema sembari menangis tersedu.
Kesedihan Ema semakin bertambah, manakala dirinya tidak diizinkan oleh petugas untuk melihat mayat secara langsung.
"Kata petugas tadi, berkas-berkasnya masih diurus. Jadi saya tidak boleh lihat kedalam," kata Ema yang kembali menangis sembari menunjuk ke arah kamar mayat.
Dikatakan Ema, Sindi yang merupakan anggota keluarganya adalah warga asli dari Desa Bandu Agung Kecamatan Muara Payang Kabupaten Lahat.
"Dia (Sindi) itu baru tamat sekolah tahun lalu. Kesini tujuannya untuk kuliah," ujarnya.
Ema bercerita, Sindi adalah kakak sepupunya. Meskipun memiliki hubungan keluarga yang cukup dekat, namun saat di Palembang, Sindi lebih memilih tinggal sendiri di daerah Jalan Pakri dekat Simpang Golf.
"Dia (Sindi) lebih pilih ngekost di sini. Sebenarnya saya sudah minta dia untuk tinggal serumah sama saya di Sekojo. Tapi anak itu menolak. Saya gak ngerti kenapa dia menolak. Mungkin dia mau mandiri atau apa, saya gak paham," ujarnya.
Ema mengaku terakhir kali bertemu dengan Sindi sekitar dua bulan lalu. Saat keluarga mereka sedang ada hajatan di kota Palembang.
"Saya sebenarnya bingung juga. Waktu terakhir kali ketemu dia ngaku sama saya kuliah di UIN. Tapi pas dengar dari anak saya, dia (Sindi) ngaku kuliah di Muhammadiyah," katanya.
Ema mengatakan, saat ini seluruh keluarganya sudah mengetahui kabar dugaan meninggalnya Sindi.
"Ibunya Sindi yang tinggal di Desa Bandu Agung, sekarang lagi diperjalanan kesini," ungkapnya.
Sementara, berdasarkan pantauan Tribunsumsel.com sampai berita ini diturunkan, mayat Sindi masih berada di kamar mayat RS Bahyarangkara untuk menunggu kelengkapan berkas, guna bisa menjalani proses visum. (*)
Artikel ini telah tayang di sripoku.com dengan judul Sempat Diterima Tamu Bernama Kuyung Heri, Posting Terakhir di Instagram 'Why Not Not Why',