Cerita Hamdan Lolos Dari Sekapan Abu Sayyaf, Tembus Lebatnya Hutan, Diselamatkan Orang Tua
Hamdan telah pulang ke rumahnya di Dusun Bruno, Desa Kebun Sari, Kecamatan Wonomulyo, Polewali Mandar (Polman).
Editor: Hendra Gunawan
Hamdan lalu berjalan selama tiga jam dan melewati tiga perbukitan. Lalu sampailah dia di satu perkampungan. Menurut Hamdan, rumah di perkampungan itu agak berjarak. Antara satu rumah dan rumah lainnya berjauhan.
Hamdan selalu dihinggapi ketakutan saat itu. Khawatir, perkampungan tersebut merupakan tempat komplotan bersenjata.
Namun ia beranikan diri melintas di kampung itu. Untungnya tidak satupun warga yang melihatnya saat itu.
"Padahal banyak juga orang aku dengar, cuma aku jalan saja bawa itu galon tempat air (Wadah yang ia bawa saat pamit buang air besar)," katanya.
Setelah melewati perkampungan, ia menemukan jalan beton. Ia berjalan selama satu jam di jalan beton tersebut. Hingga akhirnya tibalah Hamdan di pesisir pantai.
"Disitu saya berhenti, saya bilang saya tersesat sudah, tidak tau dimana jalan rayanya," ucapnya.
Saat mulai putus asa, di jalan beton itu nampak seorang pengendara motor membawa anak kecil berseragam sekolah.
Hamdan menyetop motor itu dan meminta tolong.
Sayangnya, orang tersebut tak paham Bahasa Melayu maupun Indonesia. Pengendara motor itu lalu memanggil orang tua penghuni rumah yang tak jauh dari tempat itu.
"Dia datang, ku tanya, pak kita paham Melayu kah pak, langsung dia bilang, ya. Aku pernah kerja di Sabah," ucap Hamdan.
Seketika Hamdan mengambil tangan orang tua itu. Diciumnya, dipeluk dan meminta tolong sambil menangis.
"Tolong pak selamatkan saya, saya orang Indonesia, saya disandera di perairan Sabah, tolong pak selamatkan saya pak," ungkapnya.
Hamdan lalu meminta agar diantar ke Kantor Polisi terdekat.
Lalu orang tua itu membawa Hamdan ke rumahnya. Hamdan istirahat sejenak dan minum kopi.