Lihat Balihonya Dirusak, SBY: Saya Harus Melibatkan Diri di Dalam Perang yang Frontal Ini.
Atas insiden perusakan baliho SBY tersebut, mantan Presiden RI ini mengaku teringat dengan perang dunia kedua yang terjadi masa lampau.
Editor: Hendra Gunawan
Laporan wartawan tribunpekanbaru.com, Johannes Wowor Tanjung
TRIBUNNEWS.COM, PEKANBARU- Ketua Umum Partai Demokrat Soesilo Bambang Yudoyono (SBY) memberikan keterangan secara langsung kepada wartawan terkait perusakan ribuan atribut partainya di Loby Hotel Pangeran Kota Pekanbaru, Sabtu (15/12/2018)
Di hadapan puluhan wartawan, SBY menyatakan dirinya sangat sedih menjadi sasaran penyerangan oleh oknum-oknum yang tak bertanggung jawab atas perusakan ribuan atribut itu.
"Sekali lagi, ini bukan perang saya. Tapi mengapa justru saya dan putra saya yang diserang. Kenapa saya difitnah," tandasnya.
Atas insiden perusakan baliho SBY tersebut, mantan Presiden RI ini mengaku teringat dengan perang dunia kedua yang terjadi pada masa lampau.
Ia mengisahkan, dalam perang dunia kedua itu sebetulnya Amerika Serikat tidak mau terlibat.
Namun adanya pihak-pihak baik di Asia maupun di Eropa yang melibatkan Amerika Serikat sebagai pihak yang diserang. Seperti insiden Pearl Harbour dimana AS diserang habis-habisan.
Hingga akhirnya segalanya menjadi sengsara dan seperti apa akhir dari Perang Dunia Kedua itu semuanya sudah tahu.
"Saya sedang merenung dan tafakur, mohon petunjuk Allah. Saya harus melibatkan diri di dalam perang yang frontal ini. Karena ini bukan perang saya. Pak Jokowi dan pak Prabowo," tukasnya sambil mengakhiri wawancara dan masuk ke dalam mobil yang membawanya.
Sebagaimana diberitakan sebelumnya, seorang oknum pelaku pengrusakan spanduk, baliho dan bendera Partai Demokrat di Kota Pekanbaru ditangkap oleh pengurus dan simpantisan partai, Jumat (14/12/2018) malam lalu.
Oknum terduga pelaku perusakan itu tertangkap tangan saat mengoyak baleho bergambarkan Ketua Umum Demokrat Sosilo Bambang Yudyono (SBY) dan istrinya, Ani Yudoyono.
Penangkapan itu dilakukan setelah pengurus Demokrat mendapat kabar adanya perusakan atribut sehingga melakukan penyisiran.
Saat lokasi pemasangan atribut disusuri, ternyata ada seorang laki-laki yang tertangkap tangan merusak baleho partai Demokrat itu.
"Pelakunya sudah kita serahkan kepada polisi agar diusut tuntas. Kita ingin keadilan dan hukum ditegakan," beber Wakil Ketua DPD Demokrat Provinsi Riau, Aherson, kepada tribunpekanbaru.com, Sabtu (15/12/2018).
Dijelaskannya, melalui pemeriksaan oknum yang merusak itu aka diketahui siapa yang menyuruh ataupun memerintahkan dirinya merusak atribut Demokrat.
Sehingga polisi bisa mengusut pihak-pihak yang terlibat serta membongkar dalang dibalik perusakan itu.
Partai Demokrat melaporkan kasus pengrusakan ribuan baliho, spanduk, dan bendera yang dilakukan Orang Tak Dikenal (OTK) pada Sabtu (15/12/2018) ke Polresta Pekanbaru.
Insiden pengrusakan itu dilaporkan langsung oleh Sekretaris Jendral (Sekjen) Demokrat Hinca Panjaitan bersama pengurus Demokrat Riau. Pihaknya ingin kasus ini diusut tuntas oleh polisi setempat untuk mewujudkan rasa keadilan.
"Tadi malam kita sudah laporkan ke Polresta Pekanbaru. Kita ingin hukum ditegakan dan keadilan, negara ini negara hukum," ungkap Wakil Ketua DPD Demokrat Provinsi Riau, Aherson, kepada tribunpekanbaru.com, Sabtu (15/12/2018).
Aherson membeberkan, pihaknya meminta kesamaan dan berdemokrasi yang aman serta tidak otoriter, termasuk tak menghalalkan segala cara. Pihaknya sangat terpukul dengan indisen ini dimana atribut partai dikoyak hingga diinjak-injak oknum yang tak bertangungjawab.(*)
Artikel ini telah tayang di Tribunpekanbaru.com dengan judul Ribuan Atribut Demokrat Dirusak OTK, SBY Jadi Teringat Perang Dunia Kedua,