Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Hingga Jumat Pagi Sudah 13 Kali Gempa Letusan Gunung Anak Krakatau

Sejak Jumat (4/1/2019) pukul 00.00 WIB hingga pagi ini tercatat 13 kali terjadi gempa letusan dengan amplitudo 15-22 mm dan durasi 40-110 detik.

Editor: Dewi Agustina
zoom-in Hingga Jumat Pagi Sudah 13 Kali Gempa Letusan Gunung Anak Krakatau
Tribunnews/JEPRIMA
Anggota TNI saat melakukan pemantauan aktivitas erupsi gunung anak krakatau terlihat dari KRI Torani 860 di perairan Selat Sunda, Banten, Kamis (27/12/2018). Petugas pos pengamatan anak gunung Krakatau mencatat ada sembilan kali letusan dalam satu menit, jumlah ini menurun dibandingkan hari sebelumnya yang terjadi letusan 14 kali per menit. (Tribunnews/Jeprima) 

Laporan Wartawan Tribun Lampung, Dedi Sutomo

TRIBUNNEWS.COM, KALIANDA - Aktivitas Gunung Anak Krakatau (DAK) di Selat Sunda masih terus aktif.

Sejak Jumat (4/1/2019) pukul 00.00 WIB hingga pagi ini tercatat 13 kali terjadi gempa letusan dengan amplitudo 15-22 mm dan durasi 40-110 detik.

Juga terpantau adanya gempa hembusan sebanyak 5 kali dengan amplitudo 14-21 mm dan durasi 35-65 detik.

Selain itu masih tercatat adanya gempa mikro tremor (tremor menerus) dengan amplitudo 2-21 (dominan 6 mm).

"Juga teramati adanya asap kawah bertekanan sedang berwarna putih dengan intensitas tebal berketinggian 1.000 meter," kata Andi Suardi, Petugas pos pantau GAK di Desa Hargopancuran Kecamatan Rajabasa.

Hingga kini status GAK masih pada level III Siaga.

Berita Rekomendasi

Dimana para nelayan dan juga pengunjung dilarang mendekati gunung api tersebut dalam jarak 5 kilometer.

GAK merupakan gunung api yang tumbuh di lokasi bekas letusan dasyat Krakatau pada 1883 silam.

Baca: Beredar Rekaman Suara soal Gempa 8 SR Akibat Letusan Gunung Anak Krakatau, BMKG: HOAX

Gunung api ini mulai muncul ke permukaan laut sejak tahun 1930 silam.

Sejak saat itu GAK terus tumbuh.

Selama kurun waktu 88 tahun kehadirannya, GAK terus menunjukkan fluktuasi aktivitas vulkaniknya.

Sebelum mengalami erupsi hebat pada Sabtu (22/12/2019) lalu yang memicu tsunami di Selat Sunda.

GAK sudah beberapa kali mengalami peningkatan aktivitas vulkanik.

Tercatat terakhir GAK sempat mengalami erupsi cukup hebat pada bulan September 2012.

Dimana semburan debu vulkanik GAK sempat membuat heboh warga Bandar Lampung dan Pesawaran.

Pada tahun 2018 ini, GAK mulai menunjukan peningkatan aktivitasnya sejak bulan Juni lalu.

Aktivitas gunung api di Selat Sunda ini terus mengalami pasang surut.

Petugas Pos Pantau GAK di Desa Hargopancuran Kecamatan Rajabasa, Suwarno. TRIBUN LAMPUNG/DEDI SUTOMO
Petugas Pos Pantau GAK di Desa Hargopancuran Kecamatan Rajabasa, Suwarno. TRIBUN LAMPUNG/DEDI SUTOMO (Tribun Lampung/Dedi Sutomo)

Dan puncaknya terjadi pada sabtu (22/12/2019) lalu adanya longsoran material ke laut yang memicu terjadinya stunami Selat Sunda.

Pasca erupsi pada pekan lalu, GAK yang semula memiliki ketinggian 338 mdpl (meter dari permukaan laut).

Kini mengalami pengurangan ketinggian 2/3 badannya.

Saat ini ketinggian gunung api tersebut hanya 110 mdpl.(ded)

Artikel ini telah tayang di Tribunlampung.co.id dengan judul Kondisi Gunung Anak Krakatau Pagi Ini, 13 Kali Gempa Letusan, Semburan Asap 1.000 Meter

Sumber: Tribun Lampung
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas