Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Upacara di Pura Petilan Pengerobongan Kesiman, Puluhan Orang Histeris Tusuk Diri dengan Keris

Ketika acara pengerebongan dimulai, puluhan orang berteriak, histeris, menangis. Lelaki perempuan kerauhan (kesurupan).

Editor: Dewi Agustina
zoom-in Upacara di Pura Petilan Pengerobongan Kesiman, Puluhan Orang Histeris Tusuk Diri dengan Keris
Tribun Bali/Rizal Fanany
Pemedek dalam keadaan kerahuan menghujamkan keris ke tubuhnya saat mengikuti prosesi Upacara Pengerebongan di Pura Dalem Petilan, Kesiman, Denpasar, Minggu (13/1/2019). Upacara Pengerebongan merupakan ritual yang diwarnai kerauhan massal yang bertujuan untuk penyucian alam dan menetralisir kekuatan negatif sekaligus menciptakan keharmonisan. TRIBUN BALI/RIZAL FANANY 

Para pengabih yang berjumlah dua orang atau lebih memegang punggung mereka yang kerauhan.

Puluhan tapakan ida betara yang terdiri atas barong dan rangda ikut dalam prosesi ini.

Mengitari wantilan di madya mandala sebanyak tiga kali dengan arah berlawanan jarum jam. Mereka yang kerauhan juga ikut berkeliling.

Di samping mereka, seorang pengayah membawa keris dan pengayah lain membawa sarung keris.

Ketika putaran sampai di depan pintu masuk utama mandala, mereka yang kerauhan, terutama yang lelaki, akan berteriak lalu meminta keris.

Setelah keris diserahkan, mereka akan menusuk bagian leher mereka sekuat-kuatnya.

Baca: Nelayan Temukan Mortir Aktif di Kawasan Dermaga Kuala Raja

Ada juga yang sambil melompat dan ada pula yang menusuk dahi mereka dengan keris, dimana hal tersebut disebut dengan ngurek.

Berita Rekomendasi

"Inggih usan asapunika manten (ya cukup segitu saja)," kata pemangku menghentikan orang yang kerauhan, dan pengabih akan mengambil kerisnya.

Tampak bekas tusukan keris pada leher dan dahi mereka. Gambelan tetap bertalu-talu mengiringi prosesi ini pada bagian belakang.

"Bagaimanapun, rangkaian acara ini tetap dilaksanakan. Jika misalnya hujan, tapakan tidak keliling soalnya hujan agar tidak basah, itu kebijakan pemangku, tetapi acara ini tetap terlaksana," kata pemangku.

Tujuan dilaksanakannya prosesi ini adalah untuk memohon kerahayuan jagat sekaligus memohon kemakmuran bagi masyarakat.

Ia juga mengatakan jika semua pengempon hadir, maka akan ada puluhan rangda dan barong, tapi jarang semuanya datang.

"Kalau tidak sekarang nanti lagi enam bulannya ikut. Tapi semua yang ada di Desa Adat Kesiman pasti datang," imbuhnya.

Widiarsa menambahkan, acara ini biasanya usai pukul 18.00 hingga pukul 19.00 Wita.

Artikel ini telah tayang di Tribun-bali.com dengan judul Upacara di Pura Petilan Pengerobongan Kesiman, Banyak yang Histeris dan Tusuk Diri dengan Keris

Sumber: Tribun Bali
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas