Senang dan Cerianya Mbah Barkah saat Bertemu Ganjar Pranowo
Dua lansia berusia sekitar dari 70 tahun ini disambangi tamu istimewa, , Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo.
Penulis: Rachmat Hidayat
Editor: Content Writer

Wajah bahagia dan tawa lebar selalu terlihat dari sepasang warga lanjut usia (Lansia) asal Desa Patianom Kecamatan Bojong Kabupaten Pekalongan, Warsono dan Barkah.
Dua lansia berusia sekitar dari 70 tahun ini disambangi tamu istimewa, , Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo.
Ganjar sengaja menyambangi rumah Warsono dan Barkah karena mendapat laporan kedua lansia itu hidup di tempat yang kurang layak. Ganjar datang menemui keduanya, sekaligus memberikan bantuan bagi Warsono dan Barkah melalui program Rehab Rumah Tidak Layak Huni (RTLH) Pemprov Jateng.
"Ya Allah, maturnuwun Pak Ganjar sampun dugi mriki, kula bungah sanget pak (Ya Allah terima kasih Pak Ganjar sudah datang ke sini), saya sangat senang sekali," ucap Barkah menyambut kedatangan Ganjar bersama rombongan, termasuk Bupati Pekalongan Asip Kholbihi, Rabu (16/1/2019).
Ganjar duduk bersimpuh di samping kakek-nenek delapan anak ini dan bercengkerama. Dengan tingkah lucu, Ganjar bercanda dengan kedua lansia tersebut hingga membuat keduanya terkekeh dan saling mengumbar senyum.
"Umur njenengan pinten mbah (usia mbah berapa?)" tanya Ganjar. "Mboten ngertos pak, mboten kelingan (tidak tahu pak, tidak ingat)," jawab Warsono.

Ganjar kemudian bertanya, apakah zaman penjajahan Belanda sudah lahir, keduanya menjawab sudah.
"Sampun pak, riyen zamane Landha ngangge baju saking karung goni (sudah pak, dulu zaman Belanda pakaiannya dari karung goni)," jawabnya.
Keceriaan-keceriaan lain ditunjukan saat Ganjar menanyakan ikhwal perkawinan mereka. Ternyata, Warsono adalah suami ketujuh Barkah.
"Kulo mpun mbojo ping pitu pak, niki bojo kulo sing terakhir, anak kulo wolu (saya sudah menikah tujuh kali, ini suami saya terakhir, anak saya delapan)," ucap Barkah disambut tawa semua masyarakat.
Warsono dan Barkah menempati sebuah gubuk reyot dan rawan ambruk. Sehari-hari, keduanya bekerja mengelem kapas dengan penghasilan Rp5.000 perhari. Uang tersebut mereka gunakan untuk memenuhi kebutuhan.
Warga sekitar tempat tinggal kedua lansia itu sebenarnya sudah berinisiatif membantu memperbaiki kediaman mereka. Namun, hal itu urung dilaksanakan karena lahan yang ditempati Warsono dan Barkah adalah tanah desa.
Dari hasil diskusi antara bupati dan kepala desa, kemudian disepakati akan didirikan semacam rumah bagi lansia yang nantinya dapat menampung kedua lansia.
Selain itu juga direncanakan rumah yang akan dibangun juga untuk para lansia lain yang tidak memiliki tempat tinggal layak di desa itu. Rumah semacam panti wredha yang akan dibangun tersebut, diambilkan dari dana bantuan dari Pemkab Pekalongan dan Pemprov Jateng.
"Ini sebenarnya dulu ada yang melaporkan ke saya, kemudian kita tindaklanjuti. Saya senang kerja sama dengan kabupaten bahkan sampai desa luar biasa, responnya sangat cepat dari kepala desa dan bupati," kata Ganjar.
Menurut Ganjar, sebenarnya cerita semacam ini masih ada di tempat lain. Yang penting adalah masyarakat bisa bantu yang seperti ini. "Saya harap masyarakat dapat menginformasikan kemudian kita bertindak," kata Ganjar.
"Kita tidak bisa sak dek sak nyet (harus saat itu juga), tapi kalau kita mencari mereka yang miskin yang butuh bantuan kita bisa cepat membantu, dari APBD, CSR, BAZNAS yang terpenting bantuan dari masyarakat," ujarnya lagi.
Dari obrolan bersama Warsono dan Barkah, Ganjar mengetahui jika keduanya baru memiliki Kartu Indonesia Sehat (KIS). Sementara bantuan lain belum ada. "Menurut saya, perlu PKH dan bantuan non tunai. Saya minta untuk didaftar," pinta Ganjar.
"Sementara terkait rumah ini, karena tanahnya milik desa nanti pak bupati mau mencarikan lahan, kita siap membantu membangun rumahnya," Ganjar memastikan.
Dia menjelaskan, hal-hal semacam ini harus diburu dan dibereskan. Di kabupaten Pekalongan saja, masih ada sekitar 10 ribu warga yang tinggal di rumah tidak layak huni.
"Maka kita lakukan pemberesan secara bertahap. Hanya yang perlu tindakan cepat ya kita lakukan secara cepat. Tapi sebenarnya yang paling penting adalah kepedulian dari masyarakat, saya senang karena ternyata sudah ada tahapan yang sudah dilakukan masyarakat," tukasnya.
Pada kesempatan itu, Ganjar juga memberikan bantuan berupa uang tunai dari Baznas dan paket sembako kepada pasangan yang akrab disapa Mbah Warsono dan Mbah Barkah itu.(*)