Hari Ketiga Pencarian, 12 Penumpang Kapal Karam di Dermaga Sungai Kapuas Belum Ditemukan
Hingga hari ketiga, tim masih melakukan pencarian 12 korban hilang dalam tragedi kapal karam di Dermaga Penyeberangan SJRE, Sungai Kapuas.
Editor: Dewi Agustina
TRIBUNNEWS.COM, KAPUAS HULU - Hingga hari ketiga, tim masih melakukan pencarian 12 korban hilang dalam tragedi kapal karam di Dermaga Penyeberangan SJRE, Sungai Kapuas, Desa Nanga Seberuang, Kecamatan Semitau, Kabupaten Kapuas Hulu, Kalimantan Barat (Kalbar).
Selain para korban, tim juga masih melakukan pencarian badan kapal yang hingga Senin (21/1/2019), belum terdeteksi keberadaanNya.
Camat Semitau, H Mas Hidayat mengatakan, 24 penumpang dipastikan menjadi korban dalam tragedi ini.
Para korban diketahui merupakan karyawan perusahaan sawit KHTE.
"Saat kejadian malam itu, mereka menghadiri acara pernikahan keluarga. Korban adalah karyawan KHTE Perusahaan Sawit, dan rata-rata warga asal Flores NTT," kata Hidayat via WhatsApp, Senin (21/1/2019).
Baca: Cerita Soal Wanita Misterius yang Pernah Diperkosa Lalu Dibunuh, Sule: Saya Kangen Ingin Lihat
Hidayat menjelaskan peristiwa ini terjadi, Sabtu (19/1/2019) sekitar pukul 20.00 WIB dengan jumlah penumpang kapal sebanyak 24 orang.
"Jadi mereka yang selamat 11 orang, satu meninggal dunia (anak kecil berusia 1,3 tahun), dan 12 masih hilang di sungai. Kini masih dalam pencarian oleh seluruh petugas dan masyarakat," katanya.
Hidayat mengatakan, kapal yang ditumpangi para korban turut tenggelam dan belum ditemukan hingga Senin siang.
Diduga, kapal bocor dan kelebihan penumpang menjadi penyebab tragedi ini.
"Saat mereka menyeberang posisi badan kapal sudah banyak air, sehingga sekitar 10 meter dari pantai tempat tujuan speed tidak dapat dikendalikan, dengan muatan 24 orang dan 9 unit sepeda motor," kata Camat.
Baca: Polisi Temukan Anting-anting dan Jam Tangan Diduga Milik Perempuan yang Terbakar di Atas Springbed
Berikut Nama-nama Korban
Korban Selamat:
1. NIMUS
2. UCIL
3. ONI
4. KRADUS
5. LENA
6. VONSA
7. KERIN (sedang dirawat di Puskesmas Seberuang)
8. KEVIN
9. BERPIN
10. OLAN (sedang dirawat di Puskesmas Seberuang)
11. SIPRI
Korban Meninggal Dunia:
1. NAILA
Korban Hilang :
1. LINA
2. HANA
3. VINCENT BALU
4. RONI
5. CHARLES
6. OCE
7. EMAN TUGA
8. ASTER / NO
9. HARKA
10. DON
11. STEPANUS
12. JULIO
Kronologi
Sebelumnya, Kasat Reskrim Polres Kapuas Hulu, Iptu Siko menjelaskan, kapal motor penyeberangan yang karam dikemudikan M Gunawan, membawa 24 orang penumpang dan sebanyak 9 kendaraan sepeda motor.
"Mereka dari Dermaga Belian menuju dermaga Apeng, masih wilayah Kecamatan Semitau. Akan tetapi sekitar 10 meter dari Dermaga tersebut, kapal karam," ujar Iptu Siko, Minggu (20/1/2019).
Sedangkan penyebabnya, diduga dikarenakan kelebihan penumpang atau muatan (over kapasitas).
"Akibat musibah itu, satu orang meninggal dunia, 11 orang selamat, dan 12 orang dinyatakan hilang, serta semua unit kendaraan ikut tenggelam bersama kapal," katanya.
Baca: Penyebar Video Hubungan Terlarang Ayah dan Anak di Lampung Selatan Jadi Tersangka
Bupati AM Nasir Berduka
Bupati Kapuas Hulu, Abang Muhammad Nasir (AM Nasir) menyampaikan belasungkawa dan merasa berduka atas peristiwa tersebut.
"Saya tak bisa banyak komentar dulu, karena peristiwa ini masih didalami oleh aparat berwenang yaitu pihak Kepolisian. Jadi kita masih menunggu hasil penyelidikan polisi," ujarnya kepada Tribun via WhatsApp, Minggu (20/1/2019).
Nasir meminta seluruh masyarakat Kapuas Hulu untuk mendoakan bersama, supaya penumpang yang dinyatakan hilang di sungai agar segera ditemukan.
"Selain berdoa kita berusaha mencari, dimana dari pihak Satpol-PP, Polisi, TNI Basarnas sudah dilapangan untuk mencari korban yang hilang. Semoga cepat ditemukan," katanya.
Anggota DPRD Kalbar Dapil VII (Melawi, Sintang & Kapuas Hulu) Suyanto Tanjung, juga turut berbelasungkawa atas tragedi ini.
"Turut berduka cita atas meninggalnya saudara kita. Tentunya kita sangat prihatin hal seperti ini terjadi. Semoga yang hilang segera ditemukan. Saya harap pihak terkait mengoptimalkan pencarian para korban,” kata Suyanto, Minggu (20/1/2019) malam.
Politisi Hanura itu berharap pemerintah segera mencari solusi agar masyarakat bisa melakukan aktivitas sehari-hari tanpa harus menantang risiko.
Penggunaan kapal motor penyeberangan, kata dia, biasanya disebabkan karena tidak adanya akses penghubung seperti jembatan.
Tentunya, hal ini harus dipikirkan oleh pemerintah.
"Tidak adanya jembatan menjadi masalah bagi masyarakat," katanya.
Baca: Kisah Masjid Tempat Jenazah Istri Ustaz Maulana Disalatkan, Dibangun Nur Aliyah dari Jual Emas
Jika ternyata masyarakat masih menggunakan kapal motor, ponton atau alat transportasi sungai lainnya untuk penyeberangan, Suyanto menegaskan semestinya operasional itu diawasi pemerintah melalui instansi terkait.
Terlebih ketika ditemui kenyataan bahwa muatan kapal melebihi ketentuan.
"Semestinya harus layak pakai. Harus ada pengawasan. Jangan ketika ada bencana kita semuanya gaduh. Baru ribut. Ini menyangkut nyawa lho, jangan main-main," jelasnya.
Ia meminta Dinas Perhubungan (Dishub) setempat segera melakukan kroscek ke berbagai titik penyeberangan yang biasanya digunakan masyarakat dalam aktivitas sehari-hari.
"Tolong didata aktivitas penyeberangan itu, apakah berisiko atau tidak," katanya.
Dishub juga harus memastikan alat transportasi penyeberangan yang operasional layak pakai atau tidak.
Menurut dia, musibah seperti ini bukan kali pertama terjadi di Kalbar, khususnya di Kapuas Hulu.
"Itu mesti dicek. Ini mesti ada perhatian khusus karena sudah terjadi berulang kali. Jangan nyawa manusia dipertaruhkan. Ini masalah dan mesti dicari solusinya. Pemerintah harus menata di mana saja penyeberangan itu, alat apa yang digunakan apakah memenuhi standar keselamatan atau tidak. Ini mesti dilihat dan diteliti. Jangan sampai kasus ini terulang lagi," kata Suyanto.
Artikel ini telah tayang di Tribunpontianak.co.id dengan judul UPDATE Tragedi Kapal Teggelam di Sungai Kapuas, 12 Penumpang Hilang dan Badan Kapal Masih Misterius