Dituduh Curi Uang Oleh Ibunya, Siswi Ini Dipukul Gagang Cangkul dan Tak Boleh Bersekolah
Kapolsek Sambas Kompol Sunarno bergerak cepat menanggapi kasus kekerasan terhadap anak yang viral di media sosial Facebook.
Editor: Hendra Gunawan
Laporan Wartawan Tribun Pontianak, M Wawan Gunawan
TRIBUNNEWS.COM, SAMBAS - Kapolsek Sambas Kompol Sunarno bergerak cepat menanggapi kasus kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) terhadap anak yang viral di media sosial Facebook.
Kasus tersebut terjadi di Dusun Tempukung, Desa Tempatan, Kecamatan Sebawi.
Menurut kabar itu, telah terjadi pemukulan terhadap anak di bawah umur dengan menggunakan gagang cangkul oleh ibu kandungnya.
Kompol Sunarno yang turun langsung mengecek kasus ini, menyatakan kalau kekerasan itu memang benar terjadi.
Baca: Tak Dibayar Usai Lakukan Hubungan Menyimpang Jadi Alasan Remaja Ini Cangkul Leher Juragan Keripik
Korban berinsial NN (11) merupakan pelajar kelas III SD di Dusun Tempukung, Desa Tempatan, Kecamatan Sebawi. Sementara ibunya berinsial R (42).
"Setelah kita cek di TKP memang benar adanya, kejadiannya kurang lebih satu minggu yang lalu. Pada saat kita datang ke TKP, kita bisa ambil keterangan dari orangtua dan NN (korban) yang saat ini masih berstatus sebagai pelajar," kata Sunarno, Selasa (29/1).
Ia mengatakan, pihaknya telah melakukan pemeriksaan, meminta keterangan dan mencari saksi-saksi.
"Perkembangan anak kalau secara kasat mata ada ketakutan dari dia. Karena memang (ibunya) sering main tangan kalau anak salah," ungkapnya.
Baca: Juragan Keripik Tewas Setelah Dihantam Cangkul 5 Kali Oleh Pria Berondong, Ini Kronologinya
Saat berada di Kantor Desa Tempatan, NN mengatakan kalau peristiwa kekerasan itu terjadi sekitar 18 Januari 2019 lalu. Saat itu ia dituduh mencuri uang ibunya sebesar Rp 200 ribu.
Namun menurut NN, bukan dia pelaku pencurian itu. "Penyebabnya saye dibilang mencuri uang mama Rp 200 ribu, tapi itu bukan saya yang melakukan," ujarnya.
NN kemudian dipukul oleh ibunya menggunakan gagang cangkul kecil di bagian wajahnya. Setelah kejadian itu, NN dilarang oleh ibunya bersekolah. NN kemudian diminta untuk membantu ibunya bertani di kebun.
Menurut NN, itu bukanlah pemukulan atau kekerasan yang pertama kali dilakukan oleh R terhadapnya. Sebelumnya NN juga pernah disayat dengan pisau di lengan tangannya.
"Udah pernah beberapa kali dimarah mama, dulu pernah diiris pakai lading (pisau), tapi sudah lama," ujarnya.
Saat menceritakan kejadian itu di hadapan polisi perangkat desa, NN sempat beberapa kali meneteskan air mata. Ia terlihat ketakutan lantaran khawatir kembali dimarah oleh ibunya. (*)
Artikel ini telah tayang di tribunpontianak.co.id dengan judul Siswi SD di Sambas Korban Kekerasan Ibu Kandung, Dimarah, Dipukul hingga Disayat Pakai Pisau
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.