Saat Didatangi Petugas Jupri Mengaku Polisi, Namun Ketiga Digeledah Ternyata Bawa Ganja
Sekitar melaju 400 meter dari perempatan traffic light Garum, ia berhenti di tepi jalan atau tepatnya di pintu masuk sebelah utara
Editor: Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS.COM, BLITAR - Bergaya bak petugas buser, Jupri S (22), pria yang diduga sebagai pengedar ganja itu akhirnya kecele.
Sebab, saat akan ditangkap, warga Desa Duren, Kecamatan Talun, Kabupaten Blitar itu mengaku petugas buser, yang sedang menyanggong penjahat.
Begitu ditanya detail oleh petugas yang akan menangkapnya, Jupri tak berkutik.
Akibatnya, ia langsung pasrah saat ditangkap di depan Lapangan Sepak Bola Kelurahan Tawangsari, Kecamatan Garum, Sabtu (2/2) malam kemarin.
Sebab, ia kedapatan membawa ganja kering seberat 3,20 gram. Itu ditemukan di dalam bungkus rokok, yang dibungkus kertas koran.
"Kalau rokoknya sudah habis dan tinggal ada dua bungkus ganja, yang ada dalam kotak rokok itu. Bungkus rokok itu ditemukan di dalam tas kecil, yang dicangklongnya," kata AKP Didik Suhardi, Kasat Narkoba Polres Blitar, Minggu (3/2).
Baca: Suami Banting Tulang di Perantauan, Istri Malah Selingkuh dengan Ayah Mertua di Rumah
Menurut Didik, dia memang sudah lama dicari petugas karena ada informasi kalau ia sering melakukan transaksi ganja.
Cuma setiap kali dicari petugas, ia jarang di rumah. Katanya, ia malah sering ke luar kota.
Entah apa bisnisnya, namun ia diketahui sering riwa-riwi ke Tulungagung dan Kediri.
Kebetulan pada Sabtu (2/2) sore kemarin atau sekitar pukul 16.00 WIB, petugas mendapat informasi kalau ada orang akan melakukan transaksi ganja kering.
Informasinya, itu akan dibuat acara melekan malam minggu.
Akhirnya, petugas mencari informasi lebih dalam.
Ternyata, orang itu tak lain Jupri, yang sudah lama dicarinya.
Malam itu, petugas mencari keberadaannya dan diketahui kalau dia sedang mengendarai sepeda motor sendirian.
Sepertinya, ia dari arah rumahnya dan hendak menuju ke arah Kota Blitar.
Namun, saat dikuntit petugas itu, ia masuk ke dalam SPBU Bence.
Namun, tak beli bensin melainkan masuk ke ATM (anjungan tunai mandiri).
Begitu keluar dari ATM, ia kembali tancap gas ke arah barat atau ke arah kota.
"Namun, sesampai di perempatan lampu merah Garum, ternyata dia nggak ke arah kota melainkan belok ke kanan atau ke arah Candi Penataran," tutur Didik.
Tak mau melepaskan buruannya, empat petugas yang mengendarai mobil itu terus menguntitnya.
Sekitar melaju 400 meter dari perempatan traffic light Garum, ia berhenti di tepi jalan atau tepatnya di pintu masuk sebelah utara lapangan sepak bola Kelurahan Tawangsari.
Ia duduk di atas sepeda motornya. Sepertinya, dia lagi menunggu pembeli karena tempat berhentinya itu, kondisinya cukup gelap meski banyak lalu lalang kendaraan.
Karena lama disanggong dan tak kunjung datang pembelinya, rupanya ia mulai gelisah.
Berkali-kali, ia terlihat naik turun sepeda motornya, seperti orang kebingungan.
Malah, tas kecil yang dicangklongnya itu juga sering dibuka resletingnya.
Khawatir dia kabur, dua petugas turun dari mobilnya dan mendekatinya.
Namun, dua petugas itu tak langsung menangkapnya. Jupri lebih dulu ditanya.
"Lagi ngapain mas kok sendirian di tempat sepi?," tanya petugas.
Jupri dengan sok bergaya buser, menjawab kalau lagi menyanggong pelaku kejahatan.
"Ini mas, lagi menyanggong pelaku 378 (istilah yang biasa dipakai petugas untuk menyebut pelaku penggelapan dan penipuan)," tuturnya.
Ditanya kembali oleh petugas, lho Anda ini siapa, kok menyanggong penjahat? Ia menjawab, kalau dirinya petugas.
Maklum, dia mengaku petugas karena memang penampilannya meniru buser.
Misalnya, meski mengendarai sepeda motor namun tak pakai helm, melainkan hanya mengenakan topi.
Ditambah, untuk meyakinkan penampilannya, agar mirip buser, ia membawa tas kecil, yang dicangklongnya.
"Petugas apa mas dan dari mana, kok ngaku-ngaku petugas?," tanya balik petugas.
Mungkin, mulai sadar kalau dua orang yang menanyainya itu adalah petugas buser sungguhan, pelaku langsung ciut.
Begitu pelaku kebingungan, dua petugas itu langsung menggeledahnya.
Saat digeledah di pakaiannya, memang tak ditemukan apapun yang mencurigakan.
Namun, di dalam tas kecil, yang dicangklongnya itu ditemukan bungkus rokok.
Rokoknya sudah habis. Namun, di dalam bungkus rokok itu ditemukan dua bungkus koran, yang tak lain isinya adalah ganja keri.ng siap edar
Hingga kini petugas masih mengembangkan asal usul ganja.
Itu dibeli dari siapa dan mau dijual ke mana karena petugas masih mencari orang, yang sesuai dengan pengakuan pelaku. (Imam Taufiq)
Artikel ini telah tayang di Tribunjatim.com dengan judul Didekati Polisi, Pria dari Blitar Ini Ngaku Petugas, Saat Tas Digeledah, Ketahuan Punya Ganja