Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Erupsi Gunung Karangetang, Ada Upaya Warga Dipaksa Mengunsgi

Erupsi Gunung Karangetang, Pemkab Sitaro menaikkan status penanganan bencana dari siaga darurat menjadi tanggap darurat.

Editor: Pravitri Retno W
zoom-in Erupsi Gunung Karangetang, Ada Upaya Warga Dipaksa Mengunsgi
Tribun Manado/Alpen Martinus
Erupsi Gunung Karangetang, Pemkab Sitaro menaikkan status penanganan bencana dari siaga darurat menjadi tanggap darurat. 

Laporan Wartawan Tribun Manado Alpen Martinus

TRIBUNMANADO.CO.ID, SITARO - Dampak erupsi Gunung Karangetang terus meluas , pemerintah Kabupaten Siau Tagulandang Biaro ( Sitaro) menaikkan status penanganan bencana dari siaga darurat menjadi tanggap darurat.

Hal tersebut diputuskan saat rapat bersama BNPB, BPBD Sitaro, pemantau Gunung Karangetang, SKPD Sitaro terkait, Asisten I Pemkab Sitaro, TNI, dan stakeholder terkait lainnya, di ruang Media Center BPBD Sitaro, Rabu (6/2/2019) tengah malam.

"Setelah rapat kita sepakat status penanganan bencana kita naikkan menjadi tanggap darurat, sejak malam ini (Rabu). Sehingga mulai besok (Kamis) semua kegiatan penanganan bencana erupsi Karangetang akan dilaksanakan oleh komandan tanggap darurat yang akan dikomandani kepala BPBD sebagai ex oficio dari sekda Sitaro," jelas Bob Wauten Kepala BPBD Sitaro.

Ia mengatakan, alasan utama dinaikkan status menjadi tanggap darurat karena tingkat ancaman sudah melebar karena erupsi Karangetang materialnya sudah melebar. Sehingga beberapa area yang harus disterilkan bertambah, dari satu area menjadi tiga area yaitu Batubulan, Kawahang dusun Beba dan Niambangeng.

"Menjadi dasar Pemda menaikkan status penanganan bencana juga sesuai dengan rekomendasi dari tim yang terdiri dari PVMBG dan BNPB, sehingga jadi dasar yang cukup untuk penetapan masa tanggap darurat mulai hari ini," jelasnya.

Ia mengatakan, ada tindakan tambahan yang akan dilakukan pasca-dinaikkannya status tanggap darurat.

Berita Rekomendasi

"Rencana ada evakuasi lanjutan, terutama yang sudah siap terutama pengungsi di GMIST Nazaret Kawahang,"jelasnya.

Menurutnya jangkauan material guguran kalau di gereja memang masih aman, tapi di Niambangeng dan Beba memang sudah berjarak sekitar 100 meter sehingga semua diungsikan di GMIST.

"Namun kondisinya tidak memungkinkan jadi kami akan pindah ke lokasi yang lebih bagus tempatnya," ujar dia.

BACA SELENGKAPNYA >>>

Sumber: Tribun Manado
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
×

Ads you may like.

© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas