Bupati Pasangkayu, Sulbar dan Bupati Lahat, Sumsel, Belajar Pelayanan Publik di Banyuwangi
upati Pasangkayu Provinsi Sulawesi Barat, Agus Ambo Djiwa, dan Bupati Lahat, Provinsi Sumatera Selatan, Cik Ujang, berkunjung ke Banyuwangi, Senin
Editor: Sugiyarto
Bupati Banyuwangi, Abdullah Azwar Anas, menyambut kedatangan kedua kepala daerah tersebut. Anas menyampaikan banyaknya daerah yang datang ke Banyuwangi, bukan berarti Banyuwangi lebih unggul.
“Sebenarnya, Banyuwangi sendiri masih terus berbenah ditengah banyak keterbatasan yang kami miliki. Terimakasih Bapak-Bapak telah menjadikan Banyuwangi sebagai jujugan benchmarking, mudah-mudahan kedatangan bapak ke Banyuwangi ini bisa mendapatkan ilmu seperti yang diharapkan,” kata Anas.
Anas menceritakan bahwa MPP merupakan salah satu solusi bagi kondisi geografis Banyuwangi yang luas.
"Sebagai terluas di Jawa Timur, banyak kecamatan di Banyuwangi yang jauh dari pusat kota. Pendirian mal ini terilhami saat Kemenpan RB mengajak Banyuwangi mengunjungi ASAN Xidmat, institusi pelayanan publik terpadu di Azerbaijan yang ditetapkan sebagai terbaik oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), dalam United Nation Public Service Award (UNPSA)," terang Anas.
"Pulang dari sana, hanya dalam satu minggu kami segera mewujudkan dan langsung meresmikan mal pp ini tepatnya pada 6 Oktober 2017 lalu," tambahnya.
Banyuwangi juga memiliki program penguatan desa “Smart Kampung’. Program ini mendorong pelayanan desa berbasis teknologi informasi (TI).
”Dengan Smart Kampung, secara bertahap administrasi cukup diselesaikan di desa. Tentu ini butuh TI karena yang berjalan adalah datanya, bukan orangnya sehingga pengurusan dokumen lebih efektif dan efisien,” papar Anas.
Selain dua bupati tersebut, Banyuwangi juga kedatangan 7 orang rombongan Pemerintah Kota Bogor, Provinsi Jawa Barat, yang juga ingin belajar tentang pelaksanaan perijinan satu pintu di MPP Banyuwangi.
Dikatakan Kepala Bidang di Dinas Penanaman Modal dan Perijinan Terpatu Satu Pintu Pemkot Bogor, Deni Ismanto, Banyuwangi adalah salah satu daerah yang progressnya luar biasa.
Dalam waktu 7 tahun, telah banyak prestasi yang berhasil diraih kabupaten berjuluk The Sunrise of Java itu. Salah satunya, dalam pelaksanaan pelayanan publiknya.
“Sekarang ini kami sedang merintis untuk membuat mal pp. Kami telah meminta referensi ke Kementerian PAN-RB dan direkomendasikan untuk melakukan benchmarking ke mal pp Banyuwangi. Ini bukti bahwa Banyuwangi layak dijadikan contoh bagi daerah lain,” ungkap Deni. (Haorrahman)
Artikel ini telah tayang di surya.co.id dengan judul Dua Bupati dari Luar Jawa Belajar Pelayanan Publik di Banyuwangi