Siswa SMK Terperosok di Tebing Saren, Petugas Hanya Temukan Baju yang Tersangkut Pohon
Terperosok dari bibir tebing saat mengikuti kemah bersama teman-temannya. Petugas baru menemukan bajunya yang tersangkut di pohon.
Editor: Dewi Agustina
TRIBUNNEWS.COM, SEMARAPURA - Sejumlah petugas kepolisian memasang garis polisi di bibir tebing Saren, Banjar Saren, Desa Batumadeg, Nusa Penida, Klungkung, Bali, Minggu (24/2/2019).
Petugas kepolisian, BPBD, dan Basarnas tengah melakukan upaya pencarian terhadap I Made Candra Udiana (18), siswa kelas XI di SMK N 1 Nusa Penida yang terjatuh dari tebing curam yang dikenal dengan sebutan Saren Cliff.
Remaja asal Banjar Angkal, Desa Suana, Nusa Penida, tersebut terperosok dari bibir tebing saat mengikuti kemah bersama teman-temannya.
Candra jatuh dari ketinggian sekitar 275 meter dan kemiringan 90 derajat pada Sabtu (23/2/2019) sekitar pukul 22.30 Wita.
Hingga pukul 18.00 Wita, Made Udiana belum ditemukan.
Pencarian sementara dihentikan karena sudah malam, dan akan dilanjutkan Senin (25/2/2019) mulai pukul 06.00 Wita pagi ini.
"Hari ini (kemarin) belum ketemu. Pencarian dilanjutkan besok (hari ini)," ujar Camat Nusa Penida, I Gusti Agung Putra Mahajaya.
Kapolsek Nusa Penida Kompol I Komang Raka Sanjaya menjelaskan, terperosoknya siswa itu berawal dari acara kemah yang dilakukan Candra bersama rekan-rekannya di Saren Cliff, Sabtu (23/2/2019).
Mereka tiba di lokasi lokasi kemah (TKP) sekitar pukul 16.00 Wita.
Candra datang bersama 31 rekan sekelasnya, termasuk seorang guru wali di kelas XI Akomodasi Perhotelan 1, I Made Arnawa (30)
"Saat kejadian di lokasi itu ada 32 siswa SMK N 1 Nusa Penida, dan juga ada 19 siswa SMA N Nusa Penida," ungkap Raka Sanjaya, kemarin.
Sesampai di TKP, korban dan rekan-rekannya mendirikan tenda.
Hanya berjarak sekitar 5 sampai 10 meter dari bibir tebing.
Selayaknya remaja yang sedang kemah, peserta kemudian mencari kayu bakar untuk memanggang ikan.
Dilanjutkan kegiatan persembahyangan dan kegiatan lainnya.
Lokasi Gelap
Waktu pun memasuki pukul 22.30 Wita.
Malam itu Candra yang sedang makan, sempat dipanggil oleh rekannya.
Situasi saat itu sangat gelap karena tidak ada penerangan di sekitar TKP.
Salah satu teman korban, Angga (16) menuturkan, setelah makan malam di tenda, dirinya dan Candra kemudian mencari kayu bakar di pinggir tebing.
Baca: Prabowo: Saya Bersumpah Tidak akan Istirahat Sebelum Petani Kita Bisa Senyum Setelah Panen
Nahas, baru berjalan beberapa langkah Candra terperosok dan jatuh ke jurang.
"Karena area lokasi yang gelap korban terperosok dan jatuh ke jurang. Saya kemudian memberitahu kejadian ini kepada teman-teman," kata Angga berdasarkan siaran pers yang diterima Tribun Bali dari Basarnas Bali.
Kejadian itu pun sempat disaksikan teman-temannya.
Mengetahui kejadian itu, rekan-rekan korban berusaha mencari pertolongan kepada warga sekitar dan melaporkan kejadian itu ke Polsek Nusa Penida
"Malam itu juga kami turun ke TKP dan berupaya lakukan pencarian. Namun korban masih belum bisa ditemukan, mengingat situasi malam hari dan minim peralatan sehingga menungu personel dan peralatan Basarnas Denpasar," jelas Raka Sanjaya.
Tim Basarnas juga langsung menerjunkan personel menuju lokasi kejadian.
Namun visibility (keadaan yang dapat diamati atau dilihat) kurang jelas dan tingginya tebing, menyulitkan tim SAR melakukan upaya pencarian pada malam hari.
Menurut Kapolsek, lokasi kemah termasuk berbahaya.
Lokasi kemah merupakan tebing curam setinggi sekitar 30 meter, dan di bawahnya lautan dengan arus yang keras.
Baca: Isak Tangis Keluarga saat Jenazah Tyas Korban Bunuh Diri di Transmart Lampung Tiba di Rumah Duka
"Lokasi ini tidak cocok untuk kemah, dan terlalu berbahaya untuk kegiatan seperti itu," jelasnya.
Cara Sekala-Niskala
Proses pencarian terhadap korban langsung dilanjutkan Minggu (24/2/2019) pukul 06.00 Wita dengan situasi TKP yang lebih terang.
Pencarian dilakukan oleh tim SAR dibantu personel Polsek Nusa Penida dan BPBD Klungkung.
Pukul 07.30 Wita, keluarga korban dibantu warga sekitar yang berjumlah enam orang mencoba melakukan pencarian dengan menyusuri jalur setapak di pinggir tebing hingga mencapai pantai.
Namun Candra belum ditemukan.
Selanjutnya sekitar pukul 09.00 Wita, delapan personel Basarnas tiba di TKP.
"Ke 8 personel kemudian langsung mempersiapkan alat untuk menuruni tebing," jelas Kalak BPBD Klungkung I Putu Widiada.
Kepala Seksi Operasi dan Siaga Kantor Pencarian dan Pertolongan Denpasar, I B Surya Wirawan, yang memimpin langsung jalannya operasi SAR mengatakan, metode pencarian dilakukan dengan dua cara.
Pertama dengan menurunkan rescuer menggunakan Larkin Rescue Frame agar dapat memantau korban jika tersangkut di pepohonan di pinggir tebing.
Seorang petugas SAR diturunkan melakukan pencarian menggunakan tali.
Cara kedua dengan menurunkan personel melewati jalur manual menyusuri tebing.
"Kita juga siagakan satu unit Rigid Inflatable Boat di perairan Batumadeg untuk memantau pergerakan rescuer dari atas tebing," kata Surya Wirawan.
Baca: Siapa Siti dan Roedah yang Dikenalkan Jokowi dalam Acara Pidato Kebangsaan?
Di jarak kurang lebih 20 meter di bawah tebing, tim SAR menemukan pakaian yang diduga milik Candra.
"Setelah melaksanakan pencarian selama enam jam lamanya, tim SAR hanya menemukan pakaian korban yang tersangkut di pohon, karena saat jatuh korban hanya mengalungkan pakaiannya di leher," jelasnya.
Sementara keluarga Candra sempat menggelar ritual secala niskala di TKP untuk mencari petunjuk agar anak kedua dari tiga bersaudara itu bisa ditemukan.
Ritual ini juga dilakukan dengan diiringi gamelan.
Pencarian terus dilakukan. Namun hingga menjelang malam, sosok Candra masih belum ditemukan.
Pencarian dihentikan dan akan dilanjutkan pagi ini.
Pihak keluarga sangat terpukul dengan kejadian ini.
Orang tua dan kakak kandung Candra pun enggan memberi keterangan karena masih berduka. (mit/bus)
Artikel ini telah tayang di tribun-bali.com dengan judul Terperosok di Tebing Curam Nusa Penida, Hingga Petang Hanya Ditemukan Baju Yang Tersangkut Pohon