Kondisi Terkini 4 Rumah di Tirer, Lembata Disapu Banjir Bandang
Begini kondisi empat rumah di Dusun Tirer, Desa Lusiduawutun, Kecamatan Nagawutun, Kabupaten Lembata, pekan lalu dikepung banjir bandang
Editor: Facundo Chrysnha Pradipha
TRIBUNNEWS.COM - Empat rumah warga di Dusun Tirer, Desa Lusiduawutun, Kecamatan Nagawutun, Kabupaten Lembata, pekan lalu dikepung banjir bandang.
Dalam peristiwa itu, tak ada korban jiwa. Tapi empat keluarga itu berjuang sekuat tenaga untuk keluar dari gempuran banjir besar itu.e
Adalah Rikardus Boli Elam bersama istrinya, Veronika Gawe, mengisahkan peristiwa yang mengharukan itu kepada Pos Kupang.Com di Dusun Tirer, Desa Lusiduawutun, Kecamatan Nagawutun, sekitar 70 km arah barat daya Kota Lewoleba, Sabtu (23/3/2019).
Tak hanya Rikardus bersama istri dan 3 orang anak yang mengalami peristiwa itu, tapi tuga keluarga lainnya, yakni Melkior Tangen bersama istri, Maria Imelda Nova dan 2 anaknya, Mateus Keso dan istrinya, Martha Herin bersama 4 anak serta Yohanes Faled Lebao dan istrinya, Maria Ose plus dua anaknya, turut mengalami kejadian itu.
Rikardus menuturkan, saat itu, hujan sangat lebat.
Angin diserta kilat dan petir, terdengar sahut menyahut.
Belum lagi gelombang besar terus menghantam bebatuan di tepi pantai Baurajan, RT 07, RW 04 Dusun Tirer Tena Lere tersebut.
Hujan yang lebat itu, lanjut Rikardus, terjadi sejak sore hari.
Sementara beberapa hari sebelumnya, hujan sangat lebat juga senantiasa mengguyur Desa Lusiduawutun dan sekitarnya.
Ketika hari mulai gelap dengan hujan yang turun sangat lebat, lanjut Rikardus, ia bersama istri dan tiga anaknya tak bisa keluar rumah.
Olehnya sekitar pukul 19.00, mereka berlima mulai makan malam bersama, setelah itu ia beranjak ke kamar untuk tidur.
Saat sedang tidur, katanya, tiba-tiba istrinya datang lalu membangunkannya. Istrinya meminta agar dirinya segera melihat ke luar rumah karena perasaan istrinya semakin tak menentu. Saat itu sekitar pukul 20.00 Wita.
Pada Rabu (13/3/2019) malam itu, katanya, kondisi alam seakan berkecamuk. Hujan sangat lebat, guntur, kilat dan petir sambar menyambar. Sementara gelombang laut pantai selatan juga sangat bergelora. Deru terpaan gelombang sepertinya mengalahkan bunyi seng dari guyuran hujan yang amat lebat.
Dalam situasi yang tak menentu, lanjut Rikardus, dirinya memberanikan diri untuk membuka pintu rumah bagian belakang. Tapi tatkala sudah berada persis di depan pintu, perasaan takut tiba-tiba menghantuinya. Oleh karena itu, ia hanya membuka jendela untuk melihat ke luar rumah.
Laporan Wartawan Pos Kupang.Com, Frans Krowin