Seminggu Dirawat, Bayi yang Dikubur Hidup-hidup Kondisinya Tak Membaik, Paru-parunya Masih Ada Pasir
Hari ketujuh perawatan intensif RSUD Bayu Asih Purwakarta terhadap bayi yang dikubur hidup-hidup oleh ibunya belum menunjukkan peningkatan signifikan.
Editor: Miftah
Laporan Wartawan Tribun Jabar, Haryanto
TRIBUNNEWS.COM, PURWAKARTA - Hari ketujuh perawatan intensif RSUD Bayu Asih Purwakarta terhadap bayi yang dikubur hidup-hidup oleh ibunya, masih belum menunjukkan peningkatan yang signifikan.
Bayi bernama Dian Asriyani itu masih dirawat di ruang PICU NICU setelah mengalami hipotermia dan mengalami masalah di paru-parunya.
Sempat koma karena tingkat kesadaran yang menurun, kondisi Dian dinyatakan masih belum stabil cenderung stagnan di hari ketujuh perawatan.
Hal tersebut dikatakan oleh Direktur RSUD Bayu Asih Purwakarta, Agung Darwis saat ditemui di tempat kerjanya, Nagri Tengah, Purwakarta, Selasa (2/4/2019).
"Masih cukup buruk ya, cenderung menurun. Tapi saat diberi rangsangan masih ada respon, tapi hidupnya perlu ditopang alat-alat medis," kata Agung saat dikonfirmasi.
Alat-alat itu di antaranya ventilator atau alat bantu pernapasan, kasur penghangat, hingga obat pemacu jantung pun masih diberikan.
Alat-alat medis itu kata Agung hingga kini masih menempel di tubuh mungil Dian.
Hal itu untuk mempertahankan kehidupan bayi yang kini paru-parunya ada pasir tanah pascadikubur.
Namun demikian, keberadaan pasir di paru-paru Dian masih belum bisa dikeluarkan melalui operasi.
"Masih belum bisa dilakukan operasi, karena kondisi bayi masih belum stabil, bahkan cenderung menurun," ucap dia.
Demi menunjang kehidupan bayi malang tersebut, makanan pun telah diberikan beberapa hari terakhir.
Tapi kata Agung, jumlah asupan makanan ke tubuh Dian masih minim.
Dia menyebut kali ini makanan yang bisa diterima dan masuk ke tubuh mungil Dian hanyalah 3 cc.
"Walaupun kecil kemungkinan, kami akan tetap berusaha semaksimal mungkin bagi Bayi Dian," ujarnya menambahkan.(*)