Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Kronologis Penangkapan 3 Terduga Teroris di Tiga Tempat Berbeda, Empat Anggota Polisi Terluka

Densus 88 Antiteror menangkap tiga terduga teroris, anggota kelompok JAD jaringan Bandung, di tiga tempat. Empat anggota polisi terluka.

Editor: Dewi Agustina
zoom-in Kronologis Penangkapan 3 Terduga Teroris di Tiga Tempat Berbeda, Empat Anggota Polisi Terluka
Tribun Jabar/Muhammad Nandri Prilatama
Warga berdiri di depan rumah di Kampung Cibungur, Desa Batujajar Timur, Kecamatan Batujajar, Bandung Barat yang ditempati Salim Hadi Suci, terduga teroris yang ditangkap Densus 88, Kamis (4/4/2019). TRIBUN JABAR/MUHAMAD NANDRI PRILATAMA 

TRIBUNNEWS.COM, BANDUNG - Detasemen Khusus 88 Antiteror (Densus 88 Antiteror) kembali menangkap tiga terduga teroris, anggota kelompok jaringan Jamaah Ansharut Daulah (JAD) jaringan Bandung, di tiga tempat berbeda.

Dalam penangkapan terduga teroris tiga anggota polisi terluka. Namun, mereka selamat.

Tiga terduga teroris JAD jaringan Bandung yang ditangkap berinisial SHS, TK, dan A. SHS ditangkap Kamis (4/4/2019), sedangkan TK dan A ditangkap sehari sebelumnya.

Penangkapan SHS dilakukan di Kampung Cibungur, Desa Batujajar Timur, Kecamatan Batujajar, Bandung Barat.

Daryati (57), warga Kampung Cibungur, mengatakan, SHS yang masih tetangganya itu ditangkap tak jauh dari rumahnya.

Pagi itu ia sedang sedang berada di dalam rumah.

"Tiba-tiba dengar teriakan, 'Allahu Akbar, Allahu Akbar'. Pas saya keluar, dia sudah ditangkap polisi," ujarnya saat ditemui di Cibungur, kemarin.

Berita Rekomendasi

Daryati mengaku sangat terkejut dengan kejadian penangkapan terduga teroris JAD jaringan Bandung itu. Penangkapan seperti itu, pertama kali terjadi di kampungnya.

"Ibu kaget banget. Tadi siang, istrinya juga dibawa polisi," ujarnya.

SHS ditangkap setelah kembali dari warung bersama anaknya. Lokasi penangkapan berada sekitar 50 meter dari warung tersebut.

Menurut Hermawan (29), penjaga warung, SHS dan anaknya datang ke warungnya dengan berjalan kaki.

"Ia belanja kopi dan jajanan anak-anak. Pakaian yang digunakan pun biasa saja," ujarnya.

Namun, tak lama setelah SHS dan anaknya pergi, kata Hermawan, tiba-tiba situasi menjadi sangat ramai.

"Banyak orang terdengar berteriak-teriak," ujarnya. Namun, ia tak menyangka bahwa saat itu ada penangkapan.

Baca: Seorang Ibu Kaget saat Diperiksa di Puskesmas Putrinya yang Masih SMA Ternyata Hamil 4 Bulan

Mamad Ahmad Dadan (41), petugas Linmas Batujajar Timur, yang menyaksikan langsung penangkapan, mengatakan penyergapan terhadap SHS terjadi sekitar pukul 07.30.

Saat itu SHS baru saja pulang dari warung bersama anaknya yang masih berusia tiga tahun.

"Saat hendak ditangkap (JAD jaringan Bandung) ia melakukan perlawanan dengan menggunakan pisau sambil berteriak Allahu Akbar! Anaknya menangis," kata Mamad di Cibungur, kemarin.

Namun, Mamad mengaku tak mengetahui pasti apa yang menimpa para polisi yang menangkap SHS. Ia hanya tahu, SHS akhirnya dapat ditangkap.

"Istrinya juga ikut dibawa petugas ke mobil. SHS sehari-hari bekerja di perusahaan mebel, sementara istrinya ibu rumah tangga biasa. Selama ini mereka jarang bergaul dengan warga sekitar," ujarnya.

Isa, ibu SHS, mengaku sempat melihat anaknya saat dibawa petugas ke mobil. Ia mengaku tak tahu apa yang sesungguhnya terjadi.

"Saya teriak, mau diapakan anak saya? Saya lihat, wajah anak saya sudah luka. Saat itu, warga juga sudah banyak berdatangan," ujarnya.

Ketua RT 02, Dedi Kusnadi, mengatakan, tingkah laku SHS memang menjadi berbeda sejak empat tahun lalu.

"Ia tidak pernah lagi menghadiri undangan acara keagamaan. Saya pun sempat menyelidiki secara langsung apakah yang bersangkutan mengikuti aliran sesat atau tidak, karena ada laporan warga bahwa setiap malam Jumat sering ada tamu yang datang ke rumah SHS," katanya.

Rumah yang ditinggali terduga teroris di Batujajar
Rumah yang ditinggali terduga teroris di Batujajar (Tribunjabar/Nandri Prilatama)

Polisi Terluka
Akibat perlawanan SHS, empat anggota Polda Jabar, yang ikut membantu Densus 88 Antiteror melakukan penyergapan, dikabarkan terluka terkena sabetan pisau.

Namun, hingga semalam, Kabid Humas Polda Jabar, Kombes Trunoyudo Wisnu Andiko, belum bersedia memberikan keterangan.

Saat dikonfirmasi Tribun melalui pesawat telepon, ia hanya membenarkan penangkapan itu.

"Informasi selanjutnya, silakan langsung ke Mabes Polri," ujar Trunoyudo.

RS Dustira, yang dikabarkan merawat ketiga anggota Polda Jabar, kemarin menolak memberikan keterangan.

Kasi TUUD Rumah Sakit Dustira, Mayor Bambang W, mengatakan, hari itu Kapolda Jabar, Irjen Pol Agung Budi Maryoto, sempat datang ke RS Dustira.

Namun, ia menolak merinci keterangannya.

"Untuk detailnya, silakan ke anggota kepolisian saja. Kedatangan Kapolda ke sini sudah saya sampaikan ke pimpinan," ujarnya.

Salah seorang anggota Polda Jabar yang terluka juga sempat dibawa ke RS Kasih Bunda di Jalan Mahar Martanegara, Kelurahan Baros, Kecamatan Cimahi Selatan, Kota Cimahi.

Ia tiba sekitar pukul 07.40. Manajemen RS Kasih Bunda tak berada di tempat saat hendak dikonfirmasi.

Namun, Mulyadi Wijaya, petugas keamanan RS Kasih Bunda, membenarkan sempat ada anggota kepolisian yang terluka dibawa ke sana untuk mendapat perawatan.

"Tapi tidak jadi dirawat. Kabarnya langsung dibawa ke Rumah Sakit Dustira," katanya.

Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri, Brigjen Pol Dedi Prasetyo, membenarkan ada anggota Polri terluka karena serangan pisau saat hendak melakukan penangkapan terduga teroris JAD jaringan Bandung di Batujajar, Kabupaten Bandung Barat, Jabar, pada Kamis pagi.

"Ya, jadi ada anggota Polri yang terluka pada saat melakukan tindakan upaya paksa melakukan penangkapan terhadap beberapa tersangka terduga pelaku terorisme di Jabar," ujar Dedi.

Baca: Korban Dukun Cabul di Jember Bertambah Jadi 4 Orang, Salah Satunya Sampai Hamil

Menurut laporan yang diterimanya, empat petugas mengalami luka sabetan pisau pelaku. Mereka dirawat di RS Dustira dan RS Kasih Bunda Bandung.

"Jumlah anggota 4 yang terluka pada saat penangkapan. Terluka akibat senjata tajam yang sengaja sudah dipersiapkan pelaku terorisme pada saat dilakukan upaya paksa penangkapan," ujarnya.

Densus 88 mengintensifkan penangkapan terhadap sejumlah terduga anggota kelompok JAD jaringan Bandung, menyusul penangkapan WP alias Sahid di rumah kontrakannya di Desa Bojong Malaka, Kecamatan Baleendah, Kabupaten Bandung, Jabar, pada 28 Maret lalu.

Lokasi Penangkapan Terduga Teroris di Batujajar
Lokasi penangkapan Salim Hadi Suci terduga teroris di Kampung Cibungur, RT 02 RW 11, Desa Batujajar Timur, Kecamatan Batujajar, Kabupaten Bandung Barat, Kamis (4/4/2019) pagi. TRIBUN JABAR/MUHAMAD NANDRI PRILATAMA

Dedi mengatakan, WP alias Sahid adalah anggota JAD jaringan Bandung.

WP berkoordinasi dengan jaringan Lampung dan Sibolga untuk menyerang aparat di Jawa Barat dan Jawa Timur lewat media sosial atau WhatsApp.

"Kelompok mereka kurang-lebih ada 6-8 orang. Ini masih dilakukan pengejaran oleh Densus 88. Kemudian rencana serangan juga adalah di beberapa wilayah Jawa Barat dan Jawa Timur. Khususnya di Jawa Timur mereka sudah mempersiapkan rencana-rencana tersebut," ujarnya.

Namun, sebelum melakukan penyerangan, kelompok ini tengah mengumpulkan dana.

Dedi mengatakan, kelompok ini mengincar mobil pengisian ATM untuk diambil uangnya hingga kemudian dibelanjakan peralatan dan bahan peledak untuk menyerang aparat.

Dedi mengatakan, Densus 88 Antiteror bersama Satgas Antiterorisme dan Radikalisme terus berupaya mengungkap tuntas jaringan ini karena ada upaya menyerang aparat. (m nandri prilatama/mega nugraha/hilman kamaludin/tribunnetwork)

Artikel ini telah tayang di tribunjabar.id dengan judul Anggota JAD Jaringan Bandung Ditangkap, Terduga Teroris Melawan, Teriak Takbir, Lalu Lukai 4 Polisi

Sumber: Tribun Jabar
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas