Otak Pembunuhan Suyono Ternyata Gadis 20 Tahun, Ia Menggerakkan 7 Eksekutor Lewat Hoaks Medsos
Gadis berusia 20 tahun disangka sebagai otak pembunuhan terhadap pria bernama Suyono (34), warga Kota Malang.
Editor: Sugiyarto
TRIBUNNEWS.COM - Gadis berusia 20 tahun disangka sebagai otak pembunuhan terhadap pria bernama Suyono (34), warga Kota Malang.
Aksi pemukulan dan penusukan hingga akhirnya membuat korban tewas ini berawal dari informasi salah di media sosial.
Gadis otak pembunuhan tersebut, SW mendengar bahwa keluarganya ditangkap dalam kasus narkoba akibat informasi dari korban, yang ia tuding sebagai informan.
Gadis itu menyampaikan informasi hoaks kepada teman-temannya yang kemudian memukuli korban.
Polisi telah menangkap para pelaku yang berjumlah tujuh anak-anak muda. Dua di antaranya gadis remaja yang disebut polisi sebagai otak pembunuhan tersebut.
Mengutip dari kompas.com, kasus pembunuhan terhadap Suyono (34) akhirnya terungkap.
Dari hasil penyelidikan, pelaku yang berjumlah tujuh orang membunuh Suyono akibat informasi yang salah atau hoaks.
Kasatreskrim Polres Malang Kota, AKP Komang Yogi Arya Wiguna mengatakan, otak pembunuhan, SW, mendapat informasi di media sosial.
Isinya bahwa keluarganya ditangkap karena kasus narkoba akibat informasi dari korban.
"Jadi ini memang murni salah sasaran dan tidak berdasar bahwa korban ini (dianggap) informan," katanya saat konferensi pers di Mapolres Malang Kota, Kamis (4/4/2019).
Otak pembunuhan yang merupakan seorang perempuan berusia 20 tahun lalu menyampaikan informasi hoaks kepada enam temannya.
Yakni AW (21), ADY (23), I (17), D (17) B (15), K (15) dan Q (18) yang masih buron.
Wakapolres Malang Kota, Kompol Bambang Christanto Utomo mengatakan, dari tujuh pelaku yang ditangkap, dua orang terdiri dari perempuan dan disebut sebagai otak pembunuhan, yakni SW dan B.
Pelaku juga terdiri dari anak di bawah umur, yakni I, D, B dan K.
"Kronologinya, pelaku perempuan menjemput korban di Kafe Union pukul 2.30 WIB, setelah itu (para pelaku) membawa korban ke Jembatan Gadang," katanya.
"Di Jembatan Gadang, sudah ditunggu oleh lima orang temannya. Setelah turun, para pelaku melihat korban dan timbul rasa emosi, langsung memukuli korban," katanya.