Curhat Kekasih Korban Penganiayaan Geng Motor, Kangen Main Bersama dan Cari Keberadaan Cincin
Venessa sempat bertanya kepada Citra, kakak korban, tentang keberadaan cincin tersebut namun hasilnya nihil
Editor: Eko Sutriyanto
Laporan Wartawan Tribun Medan M Andimaz Kahfi
TRIBUNNEWS.COM, MEDAN - Venessa Tobing (16), kekasih dari Rico Lumbanraja yang menjadi korban kebrutalan Geng Motor Ezto hingga sempat koma selama 6 hari, tetap setia menjaga dan merawat kekasihnya itu selama 14 hari terakhir.
Ia mengaku kekasihnya punya sebuah cincin berwarna perak yang sangat disayangi dan dikenakan ke mana pun dia pergi.
"Dia bilang dari dulu dia sudah pakai cincin itu. Nggak boleh hilang, kalau misalnya dipakai (pinjam) orang harus balik. Nanti kalau misalnya cincinnya nggak nampak dia marah, 'Mana cincinku'," kata Venessa, Sabtu (6/4/2019).
Ditanya soal asal usul cincin itu, Venessa mengaku tidak tahu mengapa Rico sampai sangat menyayangi cincinnya itu.
"Asal usul cincin aku kurang tahu. Pokoknya katanya sudah lama, sudah lebih dari tiga tahun. Dia pakai cincin itu di jari tengah sebelah kiri yang patah. Di situ biasa dia suka pakai," ungkap Venessa.
Pascakejadian, cincin itu tidak tahu ke mana.
Venessa sempat bertanya kepada Citra, kakak korban, tentang keberadaan cincin tersebut namun hasilnya nihil.
Menurut Venessa, bisa saja cincin itu dibuka oleh dokter saat operasi untuk menyambung tulang jari tengah sebelah kiri Rico yang patah.
Baca: Siap Dipersunting Ammar Zoni, Irish Bella Bocrokan Desain Cincin Kawin
Venessa mengaku bahwa dirinya sangat kangen untuk bisa bareng lagi bersama Rico.
Seperti menghabiskan waktu di sekolah dan bermain bersama.
"Jujur aku kangen main sama dia. Sekarang pas Rico lagi sakit gini sepi jadinya. Biasanya kami telepon kan. Dia juga mau nganter pulang dari sekolah. Pokoknya kangen kali kebersamaan itu," bebernya.
Terkait perkembangan Rico, Venessa menceritakan perkembangan terkini, Rico sekarang sudah bisa makan walau awalnya makan mesti pakai selang dan sekarang sudah dilepas.
"Tapi dia kadang masih lupa-lupa ingat. Kadang dia ingat samaku. Kadang dia di tanya Venessa boru apa, lupa katanya. Kadang dia ngejek, hidungmu pesek," ucapnya tertawa kecil.
"Kadang dia juga lupa Nesa siapa. Kadang dia mau juga ngigau dibilangnya, "Tidur kau Nes sudah jam berapa ini". Pas dia ngigau gitu, aku senang berarti dia sudah bisa ngomong. Cuma sedih juga masa dia nggak ingat. Tapi aku maklum, karena itu reaksi pemulihan dia," ujarnya.
Venessa berharap kekasih hatinya itu bisa segera sembuh dan mereka bisa bersama kembali di sekolah.
"Harapannya, semoga Rico cepat sembuh dan normal. Dia nggak kembali seperti yang dulu-dululah. Seperti keluar malam yang membahayakan kesehatan dia. Semoga dia ingat semua dan berubah nggak keluar malam lagi. Kalau bisa ya pulang sekolah pulang aja. Nggak usah ngumpul-ngumpul sama teman yang nggak jelas," harap Venessa.
Rico Lumbanraja merupakan siswa SMA Santo Thomas 3 Medan yang jadi korban pengeroyokan kawanan Geng Motor Ezto yang diperkirakan berjumlah 30 orang.
Remaja berusia 15 tahun itu mengalami luka serius di sejumlah bagian tubuhnya, dan sempat koma selama enam hari.
Kakak Rico, Citra Karunia Lumbanraja, mengatakan keadaan adiknya belum pulih seperti sedia kala.
Baca: Korban Tewas Akibat Penganiayaan Oknum Tentara Alami Luka Memar di Tubuhnya
Meski sudah tersadar dari koma, pelajar SMA Santo Thomas 3 Medan, Kelas 10 IPA 2 itu masih kerap mengigau di sela-sela tidurnya.
"Dia masih sering mengigau sewaktu tidur. Teringat kejadian waktu dia dikeroyok Geng Motor. Dia marah-marah waktu ngigau. Ucapkan kata-kata yang seperti diucapkan para pelaku saat menghajarnya," kata Citra, Sabtu (6/4/2019).
"Kata-katanya kotor, apa yang dimaki para pelaku diucapkannya (Rico). Dia kadang bilang seperti yang diucapkan para pelaku. 'Mati kau'," imbuhnya
Tim Pegasus Satreskrim Polrestabes Medan sendiri telah menangkap 3 tersangka penganiayaan Rico, di antaranya David Mangatas Nadapdap (25) warga Jalan Lembaga Pemasyarakatan No 336 A Desa Tanjung Gusta Kecamatan Sunggal.
"Ini tersangka yang ikut melakukan pengerusakan dan penganiayaan terhadap korban dengan cara menabrak korban sebanyak 2 kali, dengan sepeda motor serta melakukan pengerusakan terhadap rumah dengan cara melempar rumah tersebut dengan batu," kata Kapolsek Helvetia Trila Murni.
Kemudian Gani Ari Kristian (29) warga Jalan Lembaga Pemasyarakatan No 279 Desa Tanjung Gusta Kecamatan Sunggal dan Arianto Fransiskus Manalu (22) warga Jalan Pantai Timur II Rel No 10 Kelurahan Cinta Dame.
"Kita akan terus berusaha untuk mencari pelaku-pelaku lainnya. Data para pelaku sudah dikantongi," ujarnya.
"Dari tiga pelaku yang sudah diamankan, mereka melakukan penyerangan karena kelompok korban diduga menghajar salah seorang teman para pelaku," jelas Trila. (mak/tribun-medan.com)