Berita Terkini Mayat dalam Koper, Pelaku Menangis Meminta Maaf hingga Doakan Almarhum
Ditreskrimum Polda Jawa Timur merilis pengungkapan kasus pembunuhan mayat dalam koper di Mapolda Jawa Timur, Senin (15/4/2019) siang.
Editor: Daryono
TRIBUNNEWS.COM, SURABAYA- Ditreskrimum Polda Jawa Timur merilis pengungkapan kasus pembunuhan mayat dalam koper di Mapolda Jawa Timur, Senin (15/4/2019) siang.
Dalam kesempatan itu, Aris Sugianto, salah satu pelaku pembunuhan menangis di hadapan para wartawan peliput.
"Saya menyesal, saya minta maaf kepada keluarga korban, saya khilaf," kata Aris didampingi Azis Prakoso, pria yang juga ikut membunuh Budi Hartanto, seorang guru tari honorer Pemkab Kediri.
Baca: Berita Terkini Mayat dalam Koper, Terduga Pelaku Ungkap Kronologi Mutilasi hingga Temuan Sabu-sabu
Aris juga berjanji akan mendoakan korban diampuni dosa-dosanya.
"Saya di sini hanya bisa berdoa agar almarhum diampuni dosa-dosanya dan ditempatkan bersama orang-orang yang beriman," ucapnya sambil sesenggukan.
Dalam rilis kasus tersebut, kedua pelaku yakni Azis dan Aris ditunjukkan kepada wartawan.
Keduanya mengenakan baju tahanan dan dalam kondisi diborgol.
Azis dan Aris berhasil diamankan setelah 10 hari diburu polisi.
Azis diamankan di Kediri, sementara Aris diamankan di Jakarta Kamis malam pekan lalu.
Azis diketahui adalah pria berusia 23 tahun, warga Jalan Merak, Desa Ringinrejo, Kecamatan Ringinrejo, Kabupaten Kediri.
Sementara Aris yang berusia 34 tahun itu tercatat sebagai warga Desa Mangunan, kecamatan Udanawu, Kabupaten Blitar.
Baca: Usai Mutilasi Guru Honorer, Pelaku Mengaku Jual Koper Ibu Rp 200Ribu, Malamnya Ketakutan Lihat Arwah
Jasad Budi Hartanto ditemukan dalam koper yang ditemukan pencari rumput di pinggir sungai bawah Jembatan Desa Karanggondang, Kecamatan Udanawu, Blitar, Jawa Timur, Rabu (3/4/2019).
Jasad ditemukan tanpa kepala dan dalam kondisi tanpa busana di dalam sebuah koper.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Di Depan Wartawan, Pembunuh Pria yang Mayatnya Ditemukan Dalam Koper Menangis" (Kompas.com/Kontributor Surabaya, Achmad Faizal)