Laporan Wartawan Tribun Jabar, Mega Nugraha Sukarna

TRIBUNNEWS.COM, BANDUNG - Sejumlah kader PDI Perjuangan mulai mencopot alat peraga kampanye (APK) di sejumlah titik di Kabupaten‎ Karawang, seiring memasuki masa tenang pasca berakhir kampanye Pilpres 2019, pada Sabtu (13/4/2019).

Dalam keterangan tertulisnya, bersih-bersih alat peraga kampanye digelar kemarin sore di sejumlah ruas jalan, salah satunya di Jalan Rangga Gede.

Bersih-bersih APK dipimpin Ketua DPD PDI Perjuangan Jabar, TB Hasanudin.

PDI Perjuangan merupakan salah satu peserta koalisi partai yang mendukung calon presiden nomor urut 01.

"Debat capres kemarin menandai berakhirnya masa kampanye dan dimulainya masa tena‎ng. Karena memasuki masa tenang, kami berinisiatif bersih-bersih," ujar TB Hasanudin di Jalan Pelajar Pejuang, Bandung usai dikonfirmasi kembali soal penertiban APK.

Pilpres 2019 akan berlangsung pada 17 April 2019.

Baca: Apapun Hasil Pilpres 2019, Prabowo Diprediksi Lawan AHY pada Pilpres 2024

Bersamaan dengan itu, 33 juta lebih warga Jabar yang terdata dalam daftar pemilih tetap (DPT) akan mencoblos anggota DPR RI, DPRD kota, kabupaten dan anggota DPD RI. Hasanudin menambahkan, bersih-bersih APK akan dilakukan 27 kabupaten/di Jabar.

"Kami sudah mengintruksikan seluruh ketua dan pengurus DPC PDI Perjuangan di tiap kota kabupaten untuk melakukan pembersihan APK di wilayahnya masing-masing," ujar dia.

PDI Perjuangan Jabar menginginkan masa tenang ini dimaknai dengan masa tenang sesungguhnya.

Ia tidak memungkiri, masyarakat sudah jenuh dengan APK yang banyak ditemukan hampir di setiap sudut kota.

"Yang namanya masa tenang kan harus benar-benar tenang. Intinya, semoga Pileg (Pemilihan Legislatif) dan Pilpres (Pemilihan Presiden) kedepan, terlaksana dengan tenang, aman, dan damai," ujar dia seraya menambahkan APK yang dibersihkan kemudian diberikan pada pedagang barang bekas, seperti intruksi Sekjen DPP PDI Perjuangan.

Atribut bendera yang masih bagus disimpan, sedangkan yang berbentuk baliho, banner, spanduk, dikumpulkan jadi satu, dan kemudian diberikan ke pedagang barang bekas secara rapi.

"Kampanye telah usai. Saatnya semua berpikir jernih, mempertimbangkan yang terbaik untuk masa depan bangsa dan negara," kata Hasto Kristiyanto.