Pelaku Mutilasi Guru Honorer di Kediri Berlinang Air Mata saat Jalani Rekuntruksi
Rekonstruksi pembunuhan dan mutilasi guru honorer Budi Hartanto (28) di Kediri memeragakan 38 adegan.
Editor: Sugiyarto
TRIBUNNEWS.COM, KEDIRI - Rekonstruksi pembunuhan dan mutilasi guru honorer Budi Hartanto (28) di Kediri memeragakan 38 adegan.
Rekonstruksi paling lama berlangsung di warung nasi goreng yang disewa tersangka Aris Sugianto (34) di Desa Sambi, Kecamatan Ringinrejo, Kabupaten Kediri, Rabu (24/4/2019).
Di lokasi ini diperagakan 28 dari 38 adegan yang dilakukan kedua tersangka Aris Sugianto (34) dan Azis Prakoso (23).
Kedua tersangka dengan kaki pincang akibat luka tembak terlihat memeragakan adegan seperti dalam berita acara pemeriksaan (BAP).
Rekonstruksi sendiri diawali dari Sanggar CK Dance Home di Ruko GOR Jayabaya, Kota Kediri. Di lokasi ini ada dua adegan yang dilakukan korban Budi Hartanto yang diperankan oleh Brigadir Debi anggota Jatanras Polda Jatim.
Pelaksanaan rekonstruksi dipimpin langsung AKBP Leonard Sinambela bersama tim penyidik Polda Jatim.
Saat memeragakan adegan, Aris Sugianto terlihat sering menangis hingga bercucuran air mata.
Matanya juga terlihat sembab dan beberapa kali menyeka matanya.
Namun, tersangka lain Azis Prakoso terlihat tenang memeragakan semua adegan seperti tertuang dalam berita acara pemeriksaan.
Azis yang kakinya juga mengalami luka tembak juga berjalan pincang.
Kabid Humas Polda Jatim, Kombes Pol Frans Barung Mangera, yang ikut menyaksikan jalannya rekonstruksi menjelaskan ada 38 adegan yang diperagakan.
Puncaknya ada pada adegan 11 dan 12 tentang bagaimana proses mutilasi dan kematian korban.
"Rekonstruksi ini menggambarkan bagaimana polisi melakukan penyelidikan dan penyidikan secara profesional, transparan dan terbuka," kata Barung Mangera.
Petugas juga ingin menunjukkan bahwa TKP di warung nasi goreng yang disewa Aris Sugianto tempat terjadinya pembunuhan dan mutilasi.
"Adegan ini hanya rekonstruksi, kalau tidak sesuai dengan berita acara akan dicatat penyidik. Berarti ada kebohongan yang dilakukan pelaku," ujarnya.
Barung Mangera menyebutkan pada adegan 11 saat tersangka Aris menduduki perut korban Budi Hartanto apakah sesuai dengan saat memegang tangannya.
Kalau saat menduduki dan tidak memegang berarti ada kebohongan.
"Reka ulang ini menjelaskan BAP yang kita lakukan," tambahnya.
Kalau ada ketidakcocokan akan digali lagi, karena penyidik sejauh ini masih belum menemukan unsur adanya perencanaannya.
"Pembunuhan ini merupakan spontanitas dikarena transaksisonal," jelasnya.
Barung menjelaskan transaksional antara pelaku dan korban terkait dengan jasa hubungan sesama jenis yang telah diberikan ada pembayaran.
Jasa sudah diberikan namun belum ada pembayaran sehingga mengakibatkan pertengkaran.
Pemicu kasus ini muncul pada adegan 10.
Saat memeragakan adegan ini, Aris terlihat bertelanjang dada keluar dari kamar mandi.
Sementara terkait dengan kemungkinan bertambahnya jumlah tersangka pada kasus ini masih melihat hasil rekonstruksi.
Sebab, ungkap Barung, adik tersangka Aris diduga mengetahui adanya pembunuhan namun tidak melaporkan.
Adik Aris juga diduga mengganti plat nomer sepeda motor korban usai pembunuhan dan pembuangan mayat Budi Hartanto tersebut.