Ribuan Warga Saksikan 9 Fakta Baru Rekonstruksi Pembunuhan Guru Honorer Kediri
Ada fakta baru di rekonstruksi pembunuhan guru honorer asal Kediri, Budi Hartanto yang digelar di dua tempat, Kediri dan Blitar pada hari yang sama
Editor: Sugiyarto
TRIBUNNEWS.COM - Ada fakta baru di rekonstruksi pembunuhan guru honorer asal Kediri, Budi Hartanto yang digelar di dua tempat, Kediri dan Blitar pada hari yang sama, Rabu (24/4/2019).
Kasus pembunuhan Guru Honorer yang didasari lantaran emosi dan urusan asmara sesama jenis itu mendapat banyak perhatian warga, tepatnya di dua lokasi kejadian perkara.
Tampak warga langsung berkerumun di jembatan Desa Karanggondang, Kecamatan Udanawu, Kabupaten Blitar, juga di warung nasi goreng Desa Sambi, Kecamatan Ringinrejo, Kabupaten Kediri, saat tahu akan dilakukan rekonstruksi di lokasi tersebut.
Seperti yang dirangkum SURYA.co.id dari data di lapangan, berikut sejumlah Fakta Terbaru Pembunuhan Guru Honorer dari rekonstruksi yang dilakukan langsung oleh tim Jatarnas Polda Jatim untuk kasus pembunuhan guru honorer asal Kediri.
1. Warga berkerumun dan kepo
Ratusan warga berkumpul di jembatan Desa Karanggondang, Kecamatan Udanawu, Kabupaten Blitar, lokasi penemuan mayat tanpa kepala di dalam koper, Rabu (24/4/2019).
Para warga penasaran ingin menyaksikan langsung proses rekonstruki kasus pembunuhan disertai mutilasi dengan korban guru honorer asal Mojoroto, Kota Kediri, Budi Hartanto.
Warga terlihat berkumpul di pinggir jalan dekat jembatan, sebagian lainnya tampak berdiri berjajar di pinggir tanggul sungai.
Warga menunggu proses rekonstruksi kasus itu yang dilakukan Polda Jatim.
"Penasaran ingin melihat langsung pelakunya," kata Untung, warga Desa Karanggondang, Kecamatan Udanawu, Kabupaten Blitar.
Untung mengaku penasaran ingin melihat langsung proses pelaku membuang jasad yang dimasukkan dalam koper. Selain itu, ia juga ingin melihat awajah pelaku.
"Pelaku informasinya warga Desa Mangunan, Kecamatan Udanawu. Tetangga desa dengan saya, tapi saya tidak pernah melihatnya," ujarnya.
Hal serupa juga terjadi di lokasi yang berbeda tempat rekonstruksi pembunuhan guru honorer terjadi.
Di Kediri, lokasi rekonstruksi TKP pembunuhan guru honorer di warung nasi goreng Desa Sambi, Kecamatan Ringinrejo, Kabupaten Kediri, Rabu (24/4/2019) juga banyak dikerumuni warga.
Meski telah dipasang police line, namun warga mencoba mendekat ke lokasi bangunan warung.
Malahan warga yang antusias menyobek terpal di sisi timur warung.
Untuk mengurangi kerumunan warga, jalan di depan TKP sudah ditutup.
Namun warga tetap antusias untuk mendekat ke lokasi.
Petugas berkali-kali meminta warga untuk mundur namun mereka tetap merangsek mendekat.
2. Rekonstruksi dilakukan di dua tempat pada hari yang sama
Rekonstruksi pembunuhan Budi Hartanto langsung dilakukan di dua lokasi berbeda pada hari yang sama.
Hal itu seperti yang disampaikan oleh Kabagops Polres Blitar Kota, Kompol Hari Sutrisno.
"Lokasi rekonstruksi ada dua tempat. Di jembatan lokasi penemuan jasad korban dan di rumah orang tua pelaku," kata Hari.
Untuk mengamankan jalannya rekonstruksi yang dilakukan di dua tempat, Hari Sutrisno mengaku telah menerjunkan 150 personel.
Petugas pengamanan dibagi di dua lokasi, yaitu, di jembatan Desa Karanggondang dan di rumah orang tua salah satu pelaku, Aris Sugianto, di Desa Mangunan.
3. Rekonstruksi pertama kali dilakukan di Kediri
Rekonstruksi pembunuhan guru honorer pertama kali dilakukan tim Jatarnas Polda Jatim di Kediri.
Rombongan tim Jatanras Polda Jatim tiba di lokasi rekonstruksi sekitar pukul 09.00 WIB.
Mereka menyelesaikan rekonstruksi sekitar 50 menit kemudian dan langsunng beralih ke lokasi selanjutnya yakni di Dam Bleber lokasi pembuangan kepala dan dilanjutkan di bawah Jembatan Karanggondang, Kecamatan Udanawu, Kabupaten Blitar.
4. Pelaku disambut teriakan warga saat lakukan rekonstruksi di Jembatan Desa Karanggondang
Warga yang diketahui sudah menunggu kedatangan dua tersangka kasus pembunuhan itu langsung berteriak ketika dua pelaku tiba di lokasi kejadian.
Saat gelaran rekonstruksi dilakukan, warga memang banyak berdatangan untuk melihat jalannya rekonstruksi tersebut.
Suara teriakan warga langsung bersaut-sautan begitu dua tersangka kasus pembunuhan disertai mutilasi, Aris Sugianto (34) dan Azis Prakoso (23), tiba di jembatan Desa Karanggondang, Kecamatan Udanawu, Kabupaten Blitar, Rabu (24/4/2019).
5. Cara Pelaku Buang Koper Berisi Jasad Budi Hartanto ke Sungai
Setelah melakukan aksi kejinya, keduanya membuang jasad korban di bawah jembatan pinggir sungai Desa Karanggondang.
Keduanya memasukkan jasad korban di dalam koper. Saat ditemukan di lokasi, jasad korban yang berada di dalam koper tanpa kepala.
Pelaku membuang kepala korban di sungai wilayah Kandat, Kabupaten Kediri. Polisi melakukan rekonstruksi kasus pembunuhan disertai mutilasi di lokasi penemuan jasad korban di jembatan Desa Karanggondang, Kecamatan Udanawu, Kabupaten Blitar.
Dalam rekonstruksi itu, Aris dan Azis mempraktikan cara membuang jasad korban yang dibungkus dalam koper.
Keduanya terlihat datang ke lokasi mengendarai Honda Scoopy milik korban.
Azis yang mengemudikan sepeda motor sedangkan Aris membonceng di belakang.
Koper berisi jasad korban diletakan di sela-sela posisi duduk Azis dan Aris.
Selanjutnya, Azis dan Aris turun dari sepeda motor, sedangkan koper berisi jasad korban masih berada di boncengan sepeda motor.
Lalu, keduanya mengangkat koper berisi jasad korban.
Kemudian, keduanya melempar koper berisi jasad korban dari atas tanggul sungai.
Setelah itu, kedua pelaku pergi meninggalkan lokasi.
"Kedua pelaku melempar koper berisi jasad korban dari atas tanggul sungai," kata Kasubdit III Jatanras Polda Jatim, AKBP Leonard Sinambela, yang memimpin langsung proses rekonstruksi di jembatan Desa Karanggondang, Kecamatan Udanawu, Kabupaten Blitar.
6. Tersangka Aris sempat hendak dilangkan barang bukti
Usai menggelar rekonstruksi di jembatan Desa Karanggondang, Kecamatan Udanawu, Kabupaten Blitar, tempat pembuangan jasad korban, polisi berpindah lokasi menuju rumah orangtua Aris yang hanya berjarak 1,5 kilometer dari lokasi pembuangan jenazah korban.
Rekontruksi di rumah orangtua Aris hanya diikuti oleh Aris. Sedangkan pelaku lain, Azis Prakoso (23), tidak ikut memperagakan adegan rekontruksi di rumah itu.
Azis hanya ikut rekontruksi saat berasa di jembatan Desa Karanggondang, ketika kedua pelaku membuang jasad korban.
Dalam adegan rekontruksi di rumah orangtuanya, Aris memeragakan cara menghilangkan barang bukti pakaian korban.
Aris membakar pakaian dan identitas korban di halaman depan rumah orangtuanya pada pagi hari.
Aksi Aris membakar pakaian dan identitas korban sempat diketahui ibunya yang baru pulang jamaah salat subuh.
Tetapi, ketika itu ibunya tidak tahu barang apa saja yang dibakar anaknya di halaman depan rumah.
"Dia juga membakar pakaiannya sendiri yang terkena darah korban," kata Kasubdit III Jatanras Polda Jatim, AKBP Leonard Sinambela.
Aris juga memeragakan ketika mengambil koper milk ibunya.
Koper itu yang kemudian digunakan untuk membungkus jasad korban.
Tak hanya itu, Aris juga mempraktikan cara menyembunyikan sepeda motor milik korban.
Aris menyembunyikan sepeda motor korban di kamarnya.
"Sepeda motor korban disembunyikan di kamarnya Aris," ujarnya.
7. Korban sempat menari di sanggar
Rekonstruksi dilakukan di 6 titik, di antaranya satu lokasi di Kota Kediri, tiga lokasi di Kabupaten Kediri serta dua lokasi di Kabupaten Blitar.
Satu lokasi di Kota Kediri dilakukan di Sanggar CK Dance Home Ruko GOR Jayabaya.
Di tempat ini korban bersama sejumlah rekannya sempat melakukan latihan tari.
Sedangkan tiga lokasi di Kabupaten Kediri berlangsung di rumah tersangka Ajis Prakoso (23) di Desa/Kecamatan Ringinrejo, warung nasi goreng dan masakan Malaydia milik tersangka Aris Sugianto di Jalan Surya, Desa Sambi, Kecamatan Ringinrejo dan lokasi pembuangan kepala korban di Sungai Ploso Kerep, Desa Bleber, Kecamatan Kras.
8. Pelaku menyempatkan berhubungan intim dengan korban di kamar
Rekonstruksi kasus pembunuhan dan mutilasi Budi Hartanto (28) juga berlangsung di TKP pembunuhan warung nasi goreng di Desa Sambi, Kecamatan Ringinrejo, Kabupaten Kediri, Rabu (24/4/2019).
Dalam rekonstruksi di warung yang disewa pelaku Aris Sugianto ini korban Budi Hartanto diperankan Brigadir Debi anggota Jatanras Polda Jatim.
Dua tersangka pembunuhan dan mutilasi Aris dan Ajis juga dihadirkan memperagakan sejumlah adegan pembunuhan yang dilakukannya.
Reka ulang di TKP pembunuhan diawali pertemuan korban dan pelaku di warung.
Selanjutnya pelaku dan korban masuk ke dalam ruang kamar untuk melakukan hubungan sesama jenis.
Usai berhubungan sesama jenis terjadi percekcokan yang dilerai tersangka Ajis Prakoso.
9. Kejadian unik saat rekonstruksi di Blitar digelar
Ada kejadian unik di lokasi penemuan jasad dalam koper di jembatan Desa Karanggondang, Kecamatan Udanawu, Kabupaten Blitar, Rabu (24/4/2019).
Saat ratusan warga dan beberapa polisi sedang menunggu proses rekonstruksi kasus pembunuhan dan mutilasi tiba-tiba dikejutkan dengan bocah SD sedang mengendarai sepeda motor melintas di lokasi.
Bocah kelas lima SD yang diketahui bernam Zia (11) itu mengendarai sepeda motor tanpa memakai helm.
Polisi yang sedang berjaga di lokasi langsung menghentikan bocah yang mengenakan kaus seragam olah raga itu.
Polisi berusaha menanyai bocah SD itu hendak pergi ke mana.
Bukannya menjawab pertanyaan polisi, bocah SD itu malah menangis tersedu-sedu.
Bocah itu seperti ketakutan karena sepeda motornya dihentikan polisi.
"Dia naik sepeda motor tidak pakai helm. Dia masih kelas lima SD," kata Kasat Lantas Polres Blitar Kota, AKP Bayu Halim Nugroho, yang saat itu juga berada di lokasi.
Polisi berusaha menenangkan bocah SD itu. Tapi, bocah itu terus menangis.
Bocah itu menjawab pertanyaan polisi dengan suara terbata-bata.
Bocah itu mengaku ingin melihat proses rekonstruksi di lokasi.
Polisi kemudian mengambil ponsel yang dibawa bocah itu.
Polisi mencari nomor telepon keluarga bocah itu.
Tapi, polisi tidak menemukan nomor telepon keluarga bocah itu.
Akhirnya, polisi mengantarkan bocah itu pulang ke rumahnya.
"Katanya rumahnya dekat sini, sekitar 3 kilometer dari lokasi jembatan Karanggondang," ujar Bayu.
Bayu mengatakan peristiwa ini bisa menjadi peringatan bagi para orang tua.
Dia meminta para orang tua tidak membiarkan anaknya yang masih bawah umur mengendarai sepeda motor.
"Kalau terjadi apa-apa di jalan gimana. Orang tua jangan ceroboh membiarkan anaknya yang masih di bawah umur mengendarai sepeda motor," kata Bayu. (Samsul Hadi/Didik Mashudi)