Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Kasus Ibu Gendong Bayi Lompat dari Jembatan Sungai Serayu: Perilaku Aneh Hingga Pendapat Ahli

Seorang ibu sambil menggendong bayinya melompat dari jembatan Sungai Serayu perbatasan Kecamatan Maos dan Kesugihan, Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah

Penulis: Adi Suhendi
zoom-in Kasus Ibu Gendong Bayi Lompat dari Jembatan Sungai Serayu: Perilaku Aneh Hingga Pendapat Ahli
(Kompas.com/Fadlan Mukhtar)
Warga berkerumun di sekitar jembatan Sungai Serayu perbatasan Kecamatan Maos dan Kesugihan, Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah, Sabtu (27/4/2019).(Kompas.com/Fadlan Mukhtar) 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Seorang ibu sambil menggendong bayinya melompat dari jembatan Sungai Serayu perbatasan Kecamatan Maos dan Kesugihan, Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah, Sabtu (27/4/2019) sore.

Peristiwa terjadi sekitar pukul 09.45 WIB dengan korban bernama Septiana Prihapsari (30) dan anaknya Yunus Permana (4 bulan).

Diduga ibu bersama anaknya tersebut bunuh diri.

Kemudian Basarnas Pos SAR Cilacap menerima laporan peristiwa tersebut dari Polsek Kesugihan, Kabupaten Cilacap sekitar pukul 10.45 WIB.

Dikutip dari kompas.com, anggota Badan SAR Nasional (Basarnas) menemukan jenazah Septiana Prihapsari, Sabtu (27/4/2019) sekira pukul 14.30 WIB.

Basarnas mengevakuasi jenazah di dekat jembatan Penggalang, Kecamatan Adipala, Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah, Sabtu (27/4/2019) sore.(Kompas.com/Fadlan Mukhtar)
Basarnas mengevakuasi jenazah di dekat jembatan Penggalang, Kecamatan Adipala, Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah, Sabtu (27/4/2019) sore.(Kompas.com/Fadlan Mukhtar) ((Kompas.com/Fadlan Mukhtar))

Baca: Baru Terungkap yang Dialami Denny Cagur Akibat Pinjami Raffi Miliaran Rupiah, Istri Lemas Saat Ingat

Baca: Terkuak Isi Chat WhatsApp Ratna Sarumpaet ke Fadli Zon: Awal Skenario Hoaks & Detik-detik Pengakuan

BERITA REKOMENDASI

Baca: Potret Keisha Aira Natania, Anak Barbie Kumalasari dari Pernikahan Sebelumnya yang Tumbuh Dewasa

Anggota Basarnas Pos SAR Cilacap Fajar Adi Nugroho mengatakan, korban ditemukan sekitar 2 kilometer dari lokasi kejadian, tepatnya di dekat Jembatan Penggalang, Kecamatan Adipala, Kabupaten Cilacap.

"Tadi kami menerima informasi dari warga ada penemuan jenazah di dekat jembatan. Setelah kami cek, ciri-ciri jenazah tersebut sesuai dengan ciri-ciri korban yang melompat dari jembatan bersama anaknya," katanya, Sabtu (27/4/2019).
Korban ditemukan dengan mengenakan baju motif batik warna coklat.

"Korban ditemukan mengapung di tengah Sungai Serayu. Kemudian oleh warga dievakuasi ke tepi sungai, saat ditemukan sudah tidak bersama anaknya. Kami akan melanjutkan proses pencarian anaknya," ujar Fajar.

Pencarian bayi


Hingga saat ini, anaknya Yunus Permana belum bisa ditemukan.

Fisik bayi yang kecil akan menyulitkan dalam proses pencarian.

Rencananya, Minggu (28/4/2019) pencarian akan kembali dilanjutkan.

Baca: Effendi Ghazali Pertimbangkan Masa Jabatan Presiden Satu Periode 7 Tahun Untuk Cegah Rematch

"Pukul 08.00 WIB rencananya akan melanjutkan proses pencarian. Kami akan menggunakan 1 perahu karet dari Jembatan Penggalang Adipala ke arah TKP dan 1 Perahu RIB di muara," ujar bagian Humas Basarnas Cilacap, Syaiful Anwar kepada Tribunjateng.com, Minggu (28/4/2019).

Berita terkait peristiwa seorang ibu dan anak bunuh diri di Jembatan Sungai Serayu, Maos Kabupaten Cilacap, memang menyebar begitu cepat.

Warga yang berada di sekitar lokasi kejadian banyak yang membagikan peristiwa tersebut di sosial media.

Akan tetapi ada segelintir orang yang tidak bertanggung jawab membagikan postingan yang menyatakan bayi sudah ditemukan.

Setelah di konfirmasi pihak Basarnas Cilacap menyatakan ada berita Hoax yang sengaja di sebar.

"Foto-foto yang tersebar yang menyatakan jasad bayi telah ditemukan adalah Hoaks. Masyarakat diharapkan agar tidak menyebarkan berita atau gambar yang belum pasti kebenarannya," tambah Syaiful.

Tim Basarnas pos Cilacap melanjutkan pencarian bayi yang ikut terjun bunuh diri dengan ibunya di Jembatan Serayu, Maos, Cilacap pada Minggu (28/4/2019).
Tim Basarnas pos Cilacap melanjutkan pencarian bayi yang ikut terjun bunuh diri dengan ibunya di Jembatan Serayu, Maos, Cilacap pada Minggu (28/4/2019). (TRIBUNJATENG/Permata Putra Sejati)

Karena beredarnya foto-foto hoax ditemukannya bayi tersebut bahkan sempat membuat pihak keluarga meyakini benar bayinya berhasil ditemukan.

Padahal pada kenyataannya sampai sejauh ini, jasad bayi masih mencoba dicari oleh tim Basarnas Cilacap.

Tim Basarnas beserta relawan lainnya akan terus mencari ke tempat-tempat atau lokasi yang patut diduga menjadi lokasi bayi berada seperti di daerah Jembatan Penggalang, Kecamatan Adipala.

Perilaku aneh sang ibu

Dikutip dari tribunjateng.com, Ikhsan Juwadi selaku Ketua RT 2 RW 4 Desa Karangreja, Kecamatan Maos mengungkapkan tingkah laku korban sebelum kejadian.

"Semenjak mengandung dia memang terlihat menjadi pendiam. Jarang keluar rumah dan bertemu warga. Ketika ditanya dia hanya diam seperti orang bingung," ungkap Ikhsan Juwadi kepada Tribunjateng.com, Sabtu (27/4/2019).

Ikhsan menceritakan jika dia mengenal semenjak kecil seperti apa Septiana Prihapsari tersebut.

Semenjak kecil dia memang dikenal sebagai pribadi yang pendiam.

Tetapi ketika melahirkan anaknya yang kedua ini, dia menjadi terlihat lebih murung.

"Anaknya yang masih balita 4 bulan adalah hasil perkawinannya dengan suami yang ke-2. Mereka dikarunia anak setelah 2 tahun menikah," ungkap Ikhsan.

Baca: Aksi Sejumlah Caleg yang Gagal dalam Pemilu 2019: Ritual Mandi Kembang Hingga Bongkar Rumah Lansia

"Terkait hubungannya dengan suami, sampai sejauh ini tidak ada permasalahan yang menunjukan keduanya cekcok atau bertengkar. Ibunda Septiana hanya bercerita anaknya sering murung dan pendiam," papar Ikhsan.

Pengakuan berbeda diungkapkan Basuki, mantan Kades Karangreja.

Menurutnya, Septiana Prihapsari bertingkah aneh selepas melahirkan.

"Dia memang terlihat aneh selepas melahirkan. Dia sering pergi-pergi bersama anaknya sendiri. Sempat tidak pulang-pulang tapi akhirnya bisa diketemukan dan kembali ke rumah," ujar Basuki.

Suasana di rumah duka korban saat pemandiaan jenazah di Desa Karangreja, Kecamatan Maos, Kabupaten Cilacap pada Sabtu (27/4/2019).
Suasana di rumah duka korban saat pemandiaan jenazah di Desa Karangreja, Kecamatan Maos, Kabupaten Cilacap pada Sabtu (27/4/2019). (TRIBUNJATENG/Permata Putra Sejati)

Diketahui bahwa Septiana sudah menikah 2 kali.

Pernikahan pertamanya gagal atau cerai.

Namun, sudah dikaruniai anak yang saat ini sudah SD kelas 2.

Setelah bercerai Septiana menikah kembali dengan suami keduanya yang bekerja sebagai buruh bangunan di Cilacap.

Ketika masih mengandung, dia tinggal bersama suami keduanya di Cilacap Tengah.

Tetapi ketika usia kehamilan sudah tua dan akan melahirkan, dia berpindah ke rumah orang tuanya di Desa Karangreja, Kecamatan Maos, Kabupaten Cilacap.

Korban sempat bercanda

Dikutip dari kompas.com, Kustiono (60), warga Desa Karangreja, Kecamatan Maos, Kabupaten Cilacap mengaku, jenazah yang ditemukan merupakan anaknya.

Korban pergi bersama anak keduanya, Yunus yang baru berumur empat bulan.

"Saya sama istri pergi ke Pasar Adipala, dia (korban) sama anaknya dan adiknya di rumah. Katanya pergi dari rumah bawa anak yang kedua sekitar pukul 09.30 WIB, tapi adiknya tidak tahu pergi ke mana," katanya, Sabtu (27/4/2019).

Kustiono bersama keluarga yang lain lantas berupaya mencari korban.

Baca: Kronologi Lengkap Kasus Mutilasi Budi Hartanto: Peristiwa di Warung Nasi Goreng Hingga Adik Pelaku

Kustiono yang mendengar informasi adanya wanita dan anaknya terjun dari jembatan juga sempat mendatangi lokasi kejadian untuk memastikan.

Kustiono (60) pun menceritakan bila korban setelah melahirkan anak kedua, sempat kesulitan memberi ASI.

Korban juga menjaga jarak dengan anak yang baru dilahirkannya.

"Punya penyakit, tapi sudah normal sekarang, sudah berobat. Dua tiga bulan ini sudah menyusui anaknya, sebelumnya jaga jarak," katanya, Sabtu (27/4/2019).

Kustiono mengatakan, sebelum kejadian, korban tidak ada persoalan dengan keluarga.

Bahkan, pada pagi hari korban masih bercanda dengan anak dan adiknya di rumah.

"Setelah melahirkan, tinggal di rumah saya. Sama anaknya awalnya cuek, sekarang sudah normal," ujar Kustiono.

Pendapat ahli

Dikutip dari kompas.com Septiana Prihapsari diduga mengalami depresi post-partum atau pasca-persalinan.

Dosen Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Purwokerto (UMP) Dr Ugung Dwi Ario Wibowo MSi menjelaskan, depresi bisa terjadi karena kerentanan mental, situasi tertekan dalam jangka waktu lama atau bisa juga karena faktor hormonal.

"Depresi post-partum levelnya di atas baby blues. Baby blues bisa terselesaikan dalam waktu satu atau dua minggu. Setelah dua minggu, kalau tidak terselesaikan, bisa jadi depresi post-partum," katanya saat dihubungi, Minggu (28/4/2019).

Baca: Mata Terkena Cairan Pembersih, ABK Kapal Asal Saudi Dievakuasi di Banda Aceh

Satu indikasi depresi post-partum, lanjut Ugung, penderitanya akan menutup diri, murung, berhalusinasi, muncul perasaan ingin menyakiti dirinya sendiri atau anaknya hingga muncul keinginan untuk bunuh diri.

"Kalau itu tidak segera diperiksakan akan menjadi psikosis post-partum, itu sudah positif gangguan jiwa berat," ujar Ugung.

Menurut dia, untuk kasus Septiana, korban diduga mengalami depresi post-partum.

Pada fase tersebut, penderita semestinya mendapat pendampingan dari psikolog atau psikiater dan mengkonsumsi obat antidepresan.

"Tapi biasanya terlambat atau karena ketidakmampuan finansial, itu tidak dilakukan," kata Ugung.

Lantas bagaimana menolong seorang ibu bisa depresi pascamelahirkan?

Menurut Ugung, ibu pasca-melahirkan membutuhkan pendampingan dari orang-orang di sekitarnya.

Apabila seseorang mengalami baby blues, lanjut dia, sebenarnya dapat diselesaikan bersama dengan orang-orang di sekitarnya.

Ugung menganalogikan fenomena baby blues dengan seseorang yang mengalami putus cinta.

"Misal (korban) bullying, akan menutup diri tapi kemudian bisa move on, putus cinta mengurung diri, tapi ketika fase move on akan kembali. Baby blues juga demikian. Tapi masalahnya, kalau tidak bisa keluar, akan jadi masalah (misal) ingin menyakiti diri sendiri atau orang lain," ujar Ugung. (kompas.com/ tribunjateng.com)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas