4 Fakta Bos BUMN Tewas di Hotel, Polisi Buru Seorang Wanita hingga Keluarga Tolak Autopsi
4 Fakta bos BUMN tewas di hotel di Makassar, polisi buru seorang wanita hingga keluarga tolak autopsi.
Penulis: Pravitri Retno Widyastuti
Editor: Daryono

4 Fakta bos BUMN tewas di hotel di Makassar, polisi buru seorang wanita hingga keluarga tolak autopsi.
TRIBUNNEWS.COM - Marthin Mathius Tambunan Baruara, bos Badan Usaha Milik Negara (BUMN) ditemukan meninggal di sebuah hotel di Kecamatan Biringkanaya, Makassar, Sulawesi Selatan pada Minggu (28/4/2019).
Pria yang jasadnya ditemukan di lorong hotel ini merupakan kepala PT Pelni cabang Nabire, Papua.
Keberadaannya di Makassar diketahui transit saat akan menuju Jakarta pada Senin (29/4/2019) keesokan harinya.
Dirangkum Tribunnews dari Kompas.com, berikut fakta bos BUMN yang meninggal di hotel di Makassar :
Baca: 4 Fakta Pilot Lion Air Diduga Tampar Staf Hotel, Viral di Media Sosial hingga Penjelasan Maskapai
1. Kronologi
Marthin Mathius Tambunan Baruara, kepala PT Pelni cabang Nabire, Papua diketahui meninggal saat ia berada di lorong depan kamar hotel bersama seorang wanita berambut panjang.
Hal tersebut diungkapkan oleh Kasat Reskrim Polrestabes Makassar, AKBP Indratmoko, pada Kamis (2/5/2019).
Dilansir Kompas.com, Marthin dan wanita yang disebut AKBP Indratmoko keluar dari kamar yang sama.
Marthin yang tidak sadarkan diri saat keluar kamar sempat terjatuh dan bersandar di dinding lorong hotel.
Wanita yang bersama Marthin memanggil beberapa orang lain dan petugas hotel untuk meminta bantuan.
Namun, ia terlihat pergi meninggalkan lokasi kejadian saat Marthin dinyatakan tewas.
Marthin tewas dengan kondisi dari mulutnya keluar busa.
Ia diduga tewas karena mengalami serangan jantung.
"Ini dugaan meninggalnya karena sakit. Dugaannya serangan jantung," ungkap AKBP Indratmoko.
Baca: Berstatus Perusahaan Publik, Kementerian BUMN Tak Bisa Paksa Garuda Turunkan Tiket
Keberadaan Marthin di Makassar pada Minggu (28/4/2019) diketahui transit saat akan menuju Jakarta pada keesokan harinya.
2. Polisi cari wanita yang bersama Marthin
Kepala PT Pelni cabang Nabire, Papua, Marthin Mathius Tambunan Baruara diketahui tengah bersama seorang wanita saat ia tak sadarkan diri dan meninggal dunia.
Wanita tersebut tampak bersama dengan Marthin saat bos BUMN ini terjatuh dan tak sadarkan diri.
Namun, ia langsung meninggalkan lokasi kejadian begitu Marthin dinyatakan tewas.
Sebuah rekaman CCTV menangkap momen saat wanita tersebut pergi meninggalkan lokasi kejadian.
Dalam rekaman CCTV lainnya menunjukkan Marthin dan wanita itu masuk ke dalam hotel bersama.
Polisi pun hingga saat ini masih mencari keberadaan wanita berambut panjang tersebut untuk dimintai keterangan.
"Masih kita cari untuk dimintai keterangannya," kata AKBP Indratmoko kepada Kompas.com, Kamis (2/5/2019).
Baca: Bos BUMN Ditemukan Tewas di Makassar dan Misteri Keberadaan Perempuan Berambut Panjang
3. Tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan
Kasat Reskrim Polrestabes Makassar, AKBP Indratmoko, mengatakan tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan dari jasad Marthin Mathius Tambunan Baruara.
"Kemarin waktu olah TKP tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan," kata AKBP Indratmoko, Kamis (2/5/2019), seperti dikutip Tribunnews dari Kompas.com.
Marthin ditemukan meninggal dunia dengan kondisi busa keluar dari mulutnya.
Dugaan penyebab meninggalnya Marthin adalah karena serangan jantung.
Pihak keluarga Marthin sendiri menyatakan bos BUMN ini memang memiliki riwayat penyakit.
"Ini dugaan meninggalnya karena sakit. Dugaannya serangan jantung," ungkap AKBP Indratmoko.
4. Keluarga tolak autopsi
Pihak keluarga Marthin Mathius Tambunan Baruara menolak dilakukan autopsi pada tubuh jasad yang tewas di sebuah hotel di Kecamatan Biringkanaya, Makassar, pada Minggu (28/4/2019) lalu.
Kasat Reskrim Polrestabes Makassar AKBP Indratmoko menjelaskan pihak keluarga ingin Marthin dimakamkan secepatnya di Pangkalpinang, Bangka Belitung.
Baca: Kronologi Bos BUMN Tewas di Hotel yang Terekam CCTV, Polisi Buru Wanita Muda Sekamar Bersamanya
Marthin telah dipulangkan usai dilakukan olah TKP dan visum luar.
"Jadi pihak keluarga bikin pernyataan untuk tidak dilakukan autopsi sehingga kami hanya lakukan visum luar," kata AKBP Indratmoko kepada Kompas.com, Jumat (3/5/2019).
Ia menambahkan polisi kesulitan mengembangkan lebih jauh indikasi penyebab kematian Marthin karena keluarga menolak autopsi.
Keluarga Marthin sendiri menyebutkan kepala PT Pelni cabang Nabire, Papua ini memiliki riwayat penyakit.
Hal itulah yang mendasari keluarga Marthin menandatangani surat pernyataan untuk tidak autopsi.
(Tribunnews.com/Pravitri Retno W)