Dua Bulan Sebelum Meninggal, Ponsel Pratu Kasnun Jarang Aktif Saat Dihubungi Keluarga
Sekitar seribuan warga ikut menghadiri pemakaman Pratu Kasnun di Dusun Tanjung, Kampung Melala, Kecamatan Celala, Kabupaten Aceh Tengah.
Editor: Dewi Agustina
"Almarhum, gugur ketika menjalankan tugas di Distrik Mugi, Kabupaten Nduga, Papua ketika terjadi kontak tembak dengan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB)," jelasnya.
Gugurnya prajurit TNI ketika menjalankan tugas, sehingga mendapat penghargaan dari negara berupa kenaikan pangkat anumerta atau satu tingkat lebih tinggi dari pangkat sebelumnya.
"Kenaikan pangkat ini merupakan penghargaan. Untuk jadwal pemakaman, sudah sesuai dengan yang diagendakanh hari ini," ujarnya.
Meski masih diselimuti duka yang mendalam karena kehilangan putra ketiganya, namun M Adam, berusaha tetap tegar menghadapi cobaan.
M Adam, adalah ayah dari Praka Anumerta Kasnun yang gugur ketika menjalan tugas di Distrik Mugi, Kabupaten Nduga, Papua, Senin (13/5/2019) lalu.
Rasa sedih yang mendalam dirasakan oleh keluarga besar Praka Anumerta Kusnun di Dusun Tanjung, Kampung Melala, Kecamatan Celala, Kabupaten Aceh Tengah.
Tetapi, kepergian putra terbaik Dusung Tanjung itu, selain menyisakan duka, juga memberikan rasa bangga bagi keluarga yang ditinggalkan.
M Adam justru mengaku bangga karena putranya gugur membela bangsa serta menjaga keuntuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI)).
"Saya tidak sedih, dan tidak merasa kehilangan karena anak saya gugur di medan tempur. Tapi saya malah bangga, dia (Kasnun) gugur ketika membela bangsa ini," kata M Adam.
Walau terlihat tegar, namun kesedihan yang mendalam masih tergambar di wajah Ayah Praka Anumerta Kasnun.
Dia mencoba menyimpan kesedihannya di balik kebanggaan terhadap putranya yang gugur serta pulang tinggal nama setelah menjalankan tugas negara.
"Dia gugur dalam tugas, bukan karena lari dari tugas. Itu yang membuat saya tidak sedih dan tidak merasa kehilangan," aku M Adam.
Beberapa hari sebelum meninggal, M Adam mengaku telah mendapat firasat. Namun tanda-tanda itu, diabaikan karena dianggap sebagai hal biasa terjadi.
"Firasat pertama, saya tiga hari sebelum kejadian, tidak bisa tidur. Bahkan monyet serta bebek angsa peliharaan kami di belakang rumah hampir tiap malam berteriak," kata M Adam.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.