Orang Penting di UIN Malang Diduga Lakukan Pelecehan Seksual ke Dua Mahasiswinya
Universitas Islam Negeri Malang (UIN) Maulana Malik Ibrahim gempar lantaran ada seorang dosen diduga telah melakukan kekerasan seksual
Editor: Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS.COM, MALANG - Universitas Islam Negeri Malang (UIN) Maulana Malik Ibrahim gempar lantaran ada seorang dosen diduga telah melakukan kekerasan seksual kepada mahasiswinya.
Rektor UIN Malang Prof Dr Abdul Haris MAg tidak banyak menjawab terkait kasus kekerasan seksual yang menimpa mahasiswi di kampus yang dipimpinnya.
Menurut Abdul Haris, ia belum mengetahui dengan persis kasus yang telah terjadi sejak tahun 2013 itu.
"Saya belum tahu itu," jelas Abdul Haris saat ditemui di kantornya, Jumat (17/5/2019).
Kejadian dugaan kekerasa seksual menimpa dua orang mahasiswa UIN Malang, Alma dan Ratih (bukan nama sebenarnya).
Kasus ini terungkap ke publik saat Aliansi Mahasiswa Malang (AMM) memberikan rilis secara resmi di media sosial.
Saat dikonfirmasi, perwakilan AMM, Al Ghazali mengatakan, bahwa kejadian ini sudah terjadi sejak enam tahun lalu.
Baca: Sedang Berlangsung Live Score Persib vs Persipura Liga 1 2019, Sabtu Malam, Skor Masih 0-0
Baca: TERBARU Hasil Real Count KPU Pilpres 2019 Jokowi vs Prabowo, Sabtu 18 Mei (20.00), Data Masuk 88,84%
Baca: SEDANG TAYANG Live Streaming Persib Bandung vs Persipura Jayapura, Begini Aksi Bobotoh
Baca: Racikan Berbau Klenik Zidane pada Pramusim agar Real Madrid Juara
Baca: Tim Putri Junior Indonesia Raih Emas pada Kejuaraan Dunia Arung Jeram 2019
Tepatnya pada tahun 2013 saat korban ini menjadi mahasiswa baru di UIN Malang.
Kasus kekerasan ini dilakukan oleh seorang dosen Fakultas Psikologi berinisial ZH.
Diceritakan Al Ghazali, pada waktu itu ZH sering menghubungi Alma melalui pesan teks.
Dalam obrolan itu, ZH sering memanggil Alma dengan sebutan 'sayang' yang membuat Alma merasa risih.
Sering kali Alma diajak untuk bertemu di luar kampus, meski ajakan itu selalu ditolak oleh Alma.
Bahkan, Alma pernah dilabrak oleh istri dosen lain yang dituduh selingkuh dengan ZH.
Meski demikian, kata Al Ghazali untuk membuat korban ini berbicara bukanlah sesuatu yang mudah.
Ia harus memerlukan pendekatan agar korban ini mau bercerita untuk menceritakan kronologi yang dialaminya.
"Untuk membuat korban speak up ini yang susah. Kami harus melakukan pendampingan, dan korban sendiri merasa takut untuk mengungkapkan," ucap Al Ghazali kepada SURYAMALANG.COM, Sabtu (18/5/2019).
Selain Alma, Ratih juga pernah menjalin hubungan dengan ZH.
Akibat hubungan itu, Ratih mengalami efek psikologis yang membuat dirinya trauma.
Kata Al Ghazali, Ratih hingga sampai saat ini masih ketakutan dan marah atas semua yang sudah menimpa dirinya.
Meski demikian, Al Ghazali belum bisa menjelaskan secara spesifik kasus yang dialami dua korban tersebut.
Kini, keduanya sedang didampingi oleh Woman Crisis Center Malang, meski WCC belum bisa memberikan konfirmasi terkait kasus ini.
"Kini WCC sedang melakukan pendampingan kepada mereka (kedua korban). Kami di sini sangat menyesalkan atas kejadian ini," ujar Al Ghazali.
Al Ghazali yang juga merupakan mahasiswa UIN Malang Jurusan Manajemen itu mengaku, hingga saat ini ZH masih melakukan kegiatan pengajaran dan belum diberikan sanksi tegas.
Menurutnya, ZH termasuk orang penting di UIN Malang.
Itulah alasan yang membuat kasus kekerasan seksual di UIN Malang sengaja ditutup-tutupi oleh pihak kampus.
"Memang secara struktural, pihak yang kita lawan bersekongkol di rektorat. Meski ada dosen yang pro dan kontra terhadap korban," ujarnya.
Tak hanya itu saja, MMA juga mencurigai adanya tindakan otoritas kampus yang mengkondisikan massa agar kasus ini tidak menyebar luas.
Hal itu dilakukan dengan cara melakukan propaganda-propaganda dengan menutup-nutupi kasus ini.
"Ke depan, kami berupaya mengkampanyekan isu ini agar menjadi isu bersama di Kota Malang dan mendorong pihak kampus memproses kasus ini secara serius," terangnya. (Rifky Edgar)
Artikel ini telah tayang di surya.co.id dengan judul Dosen UIN Maulana Malik Ibrahim Diduga Lakukan Kekerasan Seksual ke Mahasiswi, Ini Reaksi Rektor