Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Dihadiri Sekjen PDIP, Ribuan Lampion Waisak Borobudur Bawa Doa untuk Perdamaian Indonesia

Dihadiri Sekjen PDIP, Ribuan Lampion Waisak Borobudur Bawa Doa Untuk Perdamaian Indonesia*l

Editor: Rachmat Hidayat
zoom-in Dihadiri Sekjen PDIP, Ribuan Lampion Waisak Borobudur Bawa Doa untuk Perdamaian Indonesia
ISTIMEWA
Ribuan lampion dilepaskan dari Candi Borobudur dimana puncak perayaan Hari Raya Waisak 2019 dilaksanakan oleh umat Buddha di Indonesia. 

TRIBUNNEWS.COM,MAGELANG- Ribuan lampion dilepaskan dari Candi Borobudur dimana puncak perayaan Hari Raya Waisak 2019 dilaksanakan oleh umat Buddha di Indonesia.

Pelepasan lampion dilakukan oleh umat Buddha,dihadiri sejumlah petinggi negeri serta luar negeri.

Teriring doa untuk perdamaian Indonesia yang akan memasuki pengumuman hasil pemilu 2019 pada 22 Mei.

Hadir dalam acara itu antara lain, Sekjen PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto, Menteri Agama RI Lukman Hakim Saefuddin.

Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, Dubes Thailand untuk RI Songphol Sukchan, dan Kabaharkam Polri Komjen (Pol) Condro Kirono.

Lalu Aster Panglima TNI Mayjen George Supit, Pangdam IV Diponegoro Mayjen (TNI) Moh. Effendi, Kapolda Jateng Irjen (Pol) Rycko Amelza Dahniel, Bupati Magelang Zaenal Arifini, dan Bupati Temanggung Muhammad Al Khadziq.

Acara perayaan detik-detik Waisak Nasional 2019 itu dilaksanakan sejak Sabtu (18/5/2019) malam hingga Minggu (19/5/2019) pagi di Kompleks Pelataran Candi Agung Borobudur, Magelang, Jawa Tengah.

Berita Rekomendasi

Perayaan itu berlangsung khidmat sejak puncaknya dimulai sekitar pukul 21.00 WIB. Berlanjut terus hingga dilepasnya ribuan lampion ke udara.

Minggu dinihari pun lampion dilepaskan Hasto bersama para tokoh dan ribuan umat Budha yang memenuhi area Candi Borobudur.

"Lampion ini sebuah wujud doa untuk perdamaian," kata Hasto.

Hasto mengatakan tema perayaan Waisak 2019 adalah 'Pahami Hati, Tampakkan Kesejatian Diri'. Dan itu sengat relevan bagi bangsa Indonesia. Sebab menggambarkan bagaimana kebahagiaan tercipta kala manusia memahami seluruh suara hati nuraninya bersumber pada Hyang Ilahi.

Dimana pemahaman terhadap hati itulah yang menampilkan kesejatian diri seseorang.

"Dengan demikian ketika hati bersih, penuh dengan gambaran kehendak Ilahi, maka bersih pula pikiran dan tindakannya. Mengalirlah hal positif dari dalam dirinya, dan membawa dampak positif bagi lingkungannya," ujar Hasto.

Menurut dia, kontekstualisasi ajaran itu menjadi penting. Terlebih dalam situasi saat ini dimana masih ada kalangan kecil yang mencoba memaksakan kehendaknya dengan mengingkari proses demokrasi yang telah disuarakan rakyat secara bebas, merdeka, dan berdaulat.

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas