Gelombang Tinggi, 20 Unit Kapal Nelayan Pantai Congot Disandarkan di Tepi Pantai
Pasalnya, kondisi perairan sedang tidak bersahabat dengan adanya gelombang tinggi dan angin kencang, 20 unit kapal nelayan setempat disandarkan
Editor: Eko Sutriyanto
Laporan Wartawan Tribun Jogja, Singgih Wahyu
TRIBUNNEWS.COM, KULON PROGO - Gelombang tinggi disertai angin kencang terjadi di perairan pantai selatan Kulon Progo beberapa hari belakangan ini. Kondisi itu membuat nelayan di Pantai Congot, Temon, urung melaut.
Ketua Kelompok Nelayan Congot, Bambang Sutrisno mengatakan sudah beberapa hari ini sekitar 20 unit kapal nelayan setempat disandarkan di tepi pantai begitu saja.
Pasalnya, kondisi perairan sedang tidak bersahabat dengan adanya gelombang tinggi dan angin kencang.
Kondisi ini dipandang berbahaya bagi keselamatan nelayan jika mereka tetap memaksa untuk melaut.
"Gelombangnya cukup tinggi. Sekarang kami banting dayung menjadikan perahu untuk wisata sebagai penghubung ke kawasan hutan mangrove. Sebagian lagi garap lahan pertanian," jelas Bambang, Rabu (12/6/2019).
Saat ini menurutnya sedang musim ikan tengiri.
Sebelum gelombang meninggi, satu kapal nelayan bisa mendapat 20-70 ekor ikan tengiri dengan bobot minimal 9 kilogram per ekor.
Namun, mereka terpaksa menahan keinginan melaut seiring ganasnya gelombang laut saat ini.
Menurut Bambang, tinggi ombak di perairan bisa mencapai 9 meter sehingga nelayan kesulitan untuk masuk ke laut.
Selain itu, nelayan juga dikhawatirkan potensi kerusakan kapal jika gelombang laut sampai menerjang terlalu jauh ke daratan.
Pasalnya, hal itu akan mengakibatkan kapal-kapal yang mereka tambatkan di tepian saling berbenturan karena diterjang ombak.
Hal ini bisa mengakibatkan badan perahu retak dan rusak, seperti pernah terjadi saat gelombang tinggi beberapa bulan lalu.
Sejauh ini belum ada laporan kerusakan fasilitas di sekitar pantai.
"Sekarang ini sih ombak belum sampai masuk jauh ke daratan. Kemungkinan minggu depan baru normal lagi kondisinya. Terakhir, kami melaut Minggu (9/6/2019) lalu," kata Bambang.
Sementara itu, di Pantai Trisik, Kecamatan Galur, petugas SAR dan BPBD setempat yang berjaga berkali-kali menghalau wisatawan yang hendak bermain di tepi pantai.
Mereka diminta untuk berwisata pada jarak 150 meter dari garis pantai supaya tidak membahayakan jiwa seiring adanya gelombang tinggi tersebut.
Di Pantai ini, gelombang laut yang meninggi menghantam gumuk pasir hingga menimbun sebagian pohon cemara udang.
Beberapa warung dan kolam renang di pantai tersebut tergenang air dari gelombang yang menerjang ke daratan hingga jarak 100 meter dari garis pantai.
"Kami juga memasang garis pembatas agar wisatawan tidak mendekat ke perairan hingga membahayakan jiwanya karena gelomnbang tinggi ini," jelas anggota tim SAR Trisik, Jaka Samudra.
Koordinator SRI Wilayah V Kulon Progo, Aris Widiatmoko mengatakan gelombang laut selatan saat ini berkisar 2.5-3 meter dan BMKG telah menginformasikan adanya fenomena peningkatan ketinggian ombak ini hingga 3-4 meter dalam beberapa hari ini.
Pihaknya telah memperingatkan para wisatawan agar menjauh dari tepi pantai supaya tidak terseret gelombang.