Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Bocah Cantik di Klungkung Bali Muntah Darah Jika Tak Minum Obat

Ia sudah bertahun-tahun mengalami gangguan pada lever (hati), hingga aktivitasnya terbatas tidak seperti anak-anak pada umumnya.

Editor: Sugiyarto
zoom-in Bocah Cantik di Klungkung Bali Muntah Darah Jika Tak Minum Obat
Tribun Bali/Eka Mita Suputra
Bocah yang mengidap sakit lever, Putu Cantika Dewi saat ditemui di kediamannya di Banjar Tulang Nyuh, Desa Tegak, Klungkung, Bali, Senin (24/6/2019). 

TRIBUNNEWS.COM, BALI - Putu Cantika Dewi (7) sedang bermain bersama anjing peliharannya ketika ditemui di rumahnya di Banjar Tulang Nyuh, Desa Tegak, Banjarangkan, Klungkung, Bali, Senin (24/6/2019).

Di balik keceriannya itu, ada kisah pilu yang dialami sulung dari dua bersaudara tersebut.

Ia sudah bertahun-tahun mengalami gangguan pada lever (hati), hingga aktivitasnya terbatas tidak seperti anak-anak pada umumnya.

Demikian juga sang adik, Kadek Yuli Puspita Yani (5), mengalami gangguan lever dan ginjal hingga saat ini masih dirawat di RSUP Sanglah.

Cantika Dewi bermain seorang diri di halaman rumahnya yang sederhana.

Rumah gadis itu tampak sederhana. Meskipun sudah permanen, namun temboknya belum diplester.

Beberapa bagian plavonnya juga tampak jebol.

Berita Rekomendasi

Kediamannya ketika itu tampak lengang, karena kedua orangtua Cantika Dewi, yakni I Komang Rupawan dan Putu Nunik berada di RSUP Sanglah, Denpasar, untuk merawat Kadek Yuli.

Sementara hanya ada neneknya, Ni Wayan Rumput (57) yang mengawasi Dewi Cantika bermain dari kejauhan.

"Adiknya (Putu Nunik) sudah dua minggu dirawat di RSUP Sanglah," ujar Ni Wayan Rumput, sembari mengawasi Cantika Dewi yang sedang asik bermain di halaman rumah.

Sepintas Cantika Dewi saat itu tidak jauh beda dengan anak seusianya.

Ia tampak lincah bermain dengan anjing peliharaanya, dan sesekali memberi makan ayam di dalam sangkar.

Namun sudah bertahun-tahun, gadis belia itu hidup ketergantungan dengan obat karena sakit lever yang ia derita.

Ni Wayan Rumput menceritakan, cucu sulungnya itu mulai sakit sejak berusia 5 tahun.

Ketika itu, Cantika Dewi sudah duduk di bangku taman kanak-kanak.

Suatu ketika, ia mengalami sakit perut, dan demam, lalu tiba-tiba muntah darah.

Sempat dirawat selama 10 hari di RSUD Klungkung, Cantika Dewi didagnosa mengalami gangguan pada fungsi lever.

"Semenjak saat itu, cucu saya ini terus sakit-sakitan. Salah makan saja, matanya langsung menguning dan perutnya membuncit. Lalu bisa muntah darah," ungkap Wayan Rumput.

Saat masuk SD, sakit dari Cantika Dewi kian parah. Baru tiga bulan duduk di bangku kelas 1 SD, Cantika Dewi kembali muntah darah hingga sempat dirawat di RSUP Sanglah.

Mempertimbangkan kondisi itu, Cantika Dewi pun diberhentikan sekolah.

Ia lalu rutin selama sebulan sekali kontrol ke RSUP Sanglah untuk mendapatkan obat.

Hidupnya sangat tergantung dengan obat yang diberikan dokter.

Jika tidak minum obat selama beberapa hari, muntah darahnya kembali kumat.

"Jika tidak minum obat beberapa hari saja, ia (Dewi Cantika), pasti muntah darah. Darahnya itu bisa setengah ember, bergumpal-gumpal," ujar Ni Wayan Rumput dengan mata berkaca-kaca.

Setali tiga uang, sakit serupa dialami sang adik, Kadek Yuli Puspita Yani (5).

Sudah dua minggu ini Kadek Yuli harus dirawat di RSUP Sanglah, Denpasar.

Perut bocah itu kian membesar, sehingga tidak mampu berjalan lagi.

Menurut Wayah Rumput, cucu perempuannya itu juga mengalami gangguan lever dan ginjal.

"Awalnya sakit asma di usia 3 bulan sakit sesak. Tapi saat usianya tiga tahun, sakitnya sama seperti kakaknya. Tanpa didahului gejala apapun, Kadek Yuli langsung muntah darah hingga setengah ember," ungkap Ni Wayan Rumput.

Sudah dari usia 1,5 tahun, Kadek Yuli harus keluar masuk rumah sakit.

Bahkan ia pernah 1 bulan full dirawat di rumah sakit.

Kian hari, perutnya semakin membuncit.

Belum lagi sakitnya diperparah dengan sesak nafas.

Kondisi itu membuat kedua orangtuanya tidak bisa lagi bekerja.

Sang ayah, I Komang Rupawan sebelumnya bekerja sebagai perajin batu alam di Wilayah Lebih Gianyar dan tukang jagal babi.

Sementara ibunya, Putu Nunik tidak dapat bekerja karena harus mengurusi kedua buah hatinya yang dalam kondisi sakit.

"Berobat atau kontrol memang tidak bayar, karena menggunakan BPJS. Tapi bolak-balik Klungkung-Denpasar, dan untuk biaya saat menjaga anak sakit kan memerlukan biaya," kata Wayan Rumput. (*)

Artikel ini telah tayang di tribun-bali.com dengan judul Bocah Cantik di Klungkung Bali Muntah Darah Jika Tak Lakukan Ini, https://bali.tribunnews.com/2019/06/24/bocah-cantik-di-klungkung-bali-muntah-darah-jika-tak-lakukan-ini?page=all.

Sumber: Tribun Bali
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas