Cerita Rusmanto dan Bantal Lusuh Kesayangan Sang Anak yang jadi Korban Pabrik Mancis
Meskipun bentuk dan warnanya sangat lusuh, namun benda yang disebut bantal itu tak sekalipun terlepas dari pelukannya
Editor: Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS.COM -- Benda empuk berukuran kecil didekap erat oleh Rusmanto.
Meskipun bentuk dan warnanya sangat lusuh, namun benda yang disebut bantal itu tak sekalipun terlepas dari pelukannya untuk diberikan kepada jenazah anaknya saat menjemput dari RS Bhayangkara, Medan, Sabtu (22/6/2010)
Bantal itu dibawanya dari kota Binjai sampai ke RS Bhayangkara Medan, saat hendak menjemput istri dan kedua anaknya yang kini tak lagi dapat dikenali olehnya.
Istri dan kedua anak Rusmanto adalah korban yang hangus terpanggang pada peristiwa kebakaran pabrik korek api (mancis) di Jalan Tengku Amir Hamzah, Dusun IV, Desa Sambirejo, Kecamatan Binjai, Kabupaten Langkat, Jumat (21/6/2019).
Baca: Jadwal Perempat Final Copa America 2019 Setelah Argentina Lolos dari Lubang Jarum
Istri Rusmanto bernama Yunita Sari, dan kedua anaknya Vinkza Parisyah (10) dan Runisa Syaqila (2).
Rusmanto pada Sabtu malam terlihat sibuk dengan beberapa berkas di tangannya, yakni berkas yang menjadi syarat bagi dirinya untuk bisa membawa pulang kembali jenazah istri dan kedua anaknya yang sudah dua hari bermalam di RS Bhayangkara Medan.
Baca: Kasir di Dua Minimarket Wilayah Lampung Dihipnotis Pasangan Bule, Modusnya Pura-pura Tukar Uang
Baca: Soal Kesepakatan Nuklir Iran, Trump: Saya Tidak Peduli dengan Eropa!
Baca: Tak Dapat Izin di Stadion Patriot, Bhayangkara FC Dikabarkan Jamu Persib di Bandung
Baca: Keracunan Massal di Cianjur, 70 Orang Dirawat dan 2 di Antaranya Tewas Gara-gara Konsumsi Pindang
Meski begitu, bantal kecil merah muda itu tetap dipeluk erat olehnya. Bantal yang dibawanya itu adalah milik putri kecilnya yang bernama Runisa Syaqila.
"Ini bantal kesayangan anak saya. Cuma ini yang bisa saya peluk," ujarnya lirih.
Saat ditanya mengenai alasannya membawa bantal tersebut, seketika tangis Rusmanto pecah. Berulang kali ia menyeka air mata yang tak henti-hentinya menetes membasahi pipi tirusnya itu.
"Saya juga enggak tau, bantal ini terbawa gitu aja. Bantal ini juga mengingatkan saya sama anak saya itu, makanya saya enggak mau ngelepasin bantal ini," ucapnya sesenggukan sambil membelai lembut bantal tersebut.
Hingga Sabtu malam, janazah yang bisa dibawa pulang oleh Rusmanto adalah jenazah kedua anaknya.
Sebab, jenazah Yunita Sari belum juga teridentifikasi oleh pihak Disaster Victim Identification (DVI) Polda Sumatera Utara.
Citra Histeris
RS Bhayangkara Medan masih dipadati keluarga dari pekerja pabrik mancis yang tewas terpanggang di Jalan Tengku Amir Hamzah, Binjai Utara.
Mereka menunggu hasil identifikasi yang dilakukan pihak kepolisian agar jenazah bisa langsung dimakamkan.
Pantauan www.tribun-medan.com, Citra Dewi Amelia tak kuasa menahan tangis.
Ia terus mempertanyakan hasil identifikasi.
Petugas dan keluarga yang lainnya pun mencoba menenangkannya.
"Sabar dulu, tenang dulu, ini masih diusahakan," ucap suami Citra Dewi Amelia sambil mengelus badan istrinya, Minggu (23/6/2019).
Korban bernama Ayu Agustina merupakan adik kandung dari Citra Dewi Amelia.
"Ini Ayu adik dari Citra. Orang ini cuma berdua. Citra anak pertama dan Ayu anak kedua," ungkap Ayah Citra.
Sampai saat ini, baru tujuh korban yang berhasil diidentifikasi dan sudah dikembalikan ke keluarga masing-masing untuk terus selanjutnya dikebumikan.
Mandor Ikut Tewas
Mandor pabrik mancis atau korek api gas yang terbakar di Jalan Tengku Amir Hamzah, Dusun IV, Desa Sambirejo, Kecamatan Binjai, Langkat, Sumatera Utara ikut menjadi korban tewas.
Mandor tersebut diduga yang menggembok pintu rumah sehingga para pekerja tidak bisa keluar saat kebakaran.
Baca: Ramalan Zodiak Hari Ini Senin 24 Juni 2019, Taurus yang LDR Bakal Bertemu, Lalu Gemini?
Baca: Dapat Mahar Rp 500 Juta, 1 Hektar Lahan dan Mobil, Gadis Ini Pamer Segepok Uang Warna Merah dan Biru
Baca: Soal Kesepakatan Nuklir Iran, Trump: Saya Tidak Peduli dengan Eropa!
Hal tersebut terungkap dalam konferensi pers yang digelar di RS Bhayangkara Medan, Sabtu (22/6/2019) malam.
Menurut Kabid Humas Polda Sumatera Utara, Kombes Pol Tatan Dirsan Atmadja, hasil pemeriksaan lima orang saksi, saat kejadian para korban dalam keadaan panik.
Pintu depan dikunci oleh mandor yang ternyata juga menjadi korban.
Sebenarnya, lanjut Tatan, di pabrik tersebut terdapat alat pemadam namun saat kebakaran tidak sempat dipergunakan. Saat kejadian, pekerja sedang memasang kepala macis dan diduga bocor.
"Saat dilakukan penggesekan kepala macis, diduga ada yang bocor lalu dilepas sehingga menyambar ke macis lain," tuturnya.
Setelah dikembangkan, polisi menetapkan pemilik pabrik yang bernama Indramarwan, warga Jakarta Barat. Sebelumnya, polisi juga telah menetapkan dua tersanka yaitu Burhan sebagai manajer dan Lisna sebagai supervisor.
Total, ada 3 orang telah ditetapkan sebagai tersangka kasus kebakaran yang menyebabkan 30 orang meninggal dunia.
Menurut Tatan, pabrik ini memiliki perusahaan induk yang berada di Sunggal yang berizin dan memiliki tiga cabang industri rumah.
Pabrik yang terbakar ini adalah salah satu cabang.
Saat ini, seluruh operasional pabrik termasuk perusahaan induk dihentikan sementara.
"Untuk sementara tersangka dikenakan Pasal 359 KUHP (kelalaian hingga meninggal dunia) dengan ancaman 5 tahun penjara," pungkas Tatan.
Peristiwa kebakaran tersebut terjadi pada Jumat (21/6/2019) sekitar pukul 12.00 WIB.
Pabrik macis terbakar dan sebanyak 30 orang tewas mengenaskan dalam peristiwa ini termasuk enam anak yang ikut ibunya bekerja.
7 Korban Teridentifiksi
Tim Disaster Victim Identification (DVI) Polda Sumatera Utara memasukkan satu persatu jenazah korban kebakaran pabrik mancis di Langkat, yang telah teridentifikasi, pada Sabtu (22/6/2019) sore.
Proses memasukkan jenazah ke dalam peti sudah dimulai sejak sore hari. Sampai saat ini, sudah tujuh korban yang dimaksud ke dalam peti jenazah.
Tujuh korban yang berhasil diidentifikasi adalah :
1. Syifa Oktaviana berusia 9 tahun, berjenis kelamin perempuan. Korban merupakan anak dari korban lain Yuli Fitriani, yang bertempat tinggal di Jalan Tengku Amir Hamzah Dusun I Desa Sambirejo, Kabupaten Langkat.
2. Rina berusia 15 tahun, berjenis kelamin perempuan, warga Desa Tumiang Siak, Provinsi Riau.
3. Vinkza Parisyah berusia 10 tahun, berjenis kelamin perempuan. Vinkza merupakan anak dari Yunita Sari, yang juga turut menjadi korban dalam peristiwa nahas itu, warga Jalan Tengku Amir Hamzah Dusun IV Desa Sambirejo, Kabupaten Langkat.
4. Sahmayanti berusia 22 tahun, berjenis kelamin perempuan. Yanti merupakan warga Dusun I Desa Perdamaian, Kabupaten Langkat.
5. Runisa Syaqila berusia 2 tahun, berjenis kelamin perempuan. Nisa merupakan merupakan anak dari Yunita Sari, yang juga turut menjadi korban dalam peristiwa nahas itu, warga Jalan Tengku Amir Hamzah Dusun IV Desa Sambirejo, Kabupaten Langkat.
6. Bisma Syahputra berusia 3 tahun, berjenis kelamin laki-laki. Bisma merupakan anak dari korban lainnya Desi Setiani, warga Jalan Tengku Amir Hamzah Dusun IV Desa Sambirejo, Kabupaten Langkat.
7. Zuan Ramadhan berusia 6 tahun. berjenis kelamin laki-laki. KZuan merupakan anak dari korban lainnya Desi Setiani, warga Jalan Tengku Amir Hamzah Dusun IV Desa Sambirejo, Kabupaten Langkat.
Sampai saat ini Tim DVI Polda Sumatera Utara terus berusaha mengidentifikasi para korban, guna mengetahui identitas para jenazah. (cr23/mak/tribun-medan.com/kompas)
Artikel ini telah tayang di tribun-medan.com dengan judul KISAH PILU AYAH, Rusmanto Kehilangan Istri dan 2 Anak, Musibah Terbakarnya Pabrik Mancis