Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Sekolah Tahfidzpreneur Ajarkan Siswa Kewirausahaan Sejak Taman Kanak-Kanak

Awal mula mendirikan sekolah tersebut berawal dari keprihatinannya terhadap anak-anak tidak sekolah dan yatim piatu di sekitar rumah

Editor: Eko Sutriyanto
zoom-in Sekolah Tahfidzpreneur Ajarkan Siswa Kewirausahaan Sejak Taman Kanak-Kanak
istimewa
Sekolah Rumah Kasih Mandiri (RKM) Tahfidzpreneur di daerah Jatiendah, Bandung, Jawa Barat. 

TRIBUNNEWS.COM, BANDUNG - Ada banyak cara untuk mengenalkan jiwa kewirausahaan ke anak sejak usia dini, salah satunya yang dilakukan Millah KamilahMuslimat.

Wanita asal berusia 38 tahun ini adalah pendiri sekolah Rumah Kasih Mandiri (RKM) Tahfidzpreneur di daerah Jatiendah, Bandung, Jawa Barat.

Millah menjelaskan awal mula mendirikan sekolah tersebut berawal dari keprihatinannya terhadap anak-anak tidak sekolah dan yatim piatu di sekitar rumahnya di Jalan Sekehaji I Blok 662 RT 6 RW 15.

“Saya menawarkan ke mereka bersekolah karena banyak di sekitar rumah saya anak-anak tidak sekolah, terutama anak yatim piatu dan dhuafa,” kata Millah.

Beberapa waktu kemudian, Millah menceritakan, banyak masyarakat sekitar yang tertarik menyekolahkan anaknya ke Tahfidzpreneur ini.

Alhasil, lanjutnya, dirinya membuka murid baru yang mampu dan berbayar sekaligus menyubsidi anak-anak yang tidak mampu.

Baca: Mulai 30 Juni, Penerbangan AirAsia di Bandung Pindah ke Kertajati

“Karena kami menerima murid yang mampu dan berbayar, kami melakukan subsidi silang dimana dana dari murid yang mampu kita pergunakan untuk mengakomodasi murid yang tidak mampu,” ujarnya.

Berita Rekomendasi

Dalam sistem pembelajarannya, Sekolah Tahfidzpreneur ini tergolong unik karena menggunakan metode “Kaisa” yaitu pembelajaran Al Quran lewat gerakan tangan sehingga anak-anak lebih mudah menghafal karena terbawa perasaan yang senang lewat fun learning. Selain itu, Millah juga tidak lupa memberikan bekal kewirausahaan kepada anak didiknya.

“Selain pembelajaran menghafal Al Quran, kita juga ada kelas cooking class, craft, dan market day dimana para murid belajar memproduksi sesuatu seperti membuat sosis mie, pudding, cemilan, gantungan kunci, dan lain-lain. Mereka juga diajarkan untuk berjualan dimana hasil penjualannya mereka tabung. Dengan kata lain kita juga mengajarkan anak-anak ini pentingnya menabung,” jelasnya.

Niat tulus Millah dalam mendidik dan membantu yatim piatu dan dhuafa diganjar penghargaan di ajang Citi Microentrepreneurship Award (CMA) 2018-2019 yang diadakan oleh Citi Indonesia (Citibank).

Millah menjadi salah satu pemenang dalam kategori Service and innovation Microentrepreneur.

Baca: Agar Sukses dalam Bisnis, Harus Fokus dan Siap Hadapi Rintangan

Millah pun mengaku senang bisa mengikuti Citi Microentrepreneurship Awards 2018-2019 karena selain mendapat hadiah yang nantinyaakandigunakan untuk membangun Sekolah Tahfidzpreneur, dia mendapat teman dan jaringan yang luas.

“Saya bersyukur bisa mengikuti Citi Microentrepreneurship Awards 2018-2019 dan menjadi salahsatupemenang karena saya bisa mendapat pelatihan bagaimana mengelola keuangan, pelatihan dalam digital marketing dan yang tidak kalah penting saya mendapat teman-teman baru,” ungkapnya.

Setelah menjadi salah satu pemenang di Citi Microentrepreneurship Awards 2018-2019 Millah bermimpi untuk membangun Sekolah Tahfidzpreneur ke berbagai jenjang seperti SD, SMP, dan SMA.

Saat ini, Millah mengaku hanya sanggup untuk membuka kelas untuk Playgroup dan Taman Kanak-kanak serta Day Care.

“Meski kekurangan dana dan belum ada yang mendonasikan ke sekolah kami, tapi Saya bermimpi untuk terus bisa membantu anak-anak berkembang, terutama membantu yatim piatu. Saat ini kami mengajar 48 siswa dengan 7 pengajar. Ke depan saya ingin menerima 100 murid,” katanya. (*)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas