Siswa SMA Taruna Meninggal Saat MOS, Polresta Palembang Periksa 8 Saksi
Polresta Palembang memeriksa sebanyak 8 saksi terkait meninggalnya DB (14), siswa baru di SMA Taruna Indonesia saat menjalani Masa Orientasi Siswa.
Editor: Dewi Agustina
Setelah dilakukan autopsi dokter forensik menyatakan terdapat endapan darah di bagian kepala dan di dalam dada.
"Sudah dilakukan pemeriksaan ulang, dalam dan luar, dari luar ada kekerasan di kepala di dada dan kaki, dalam kepala juga ada resapan darah seperti benturan, kalau dilihat dari korban sudah kaku, mayatnya hampir enam jam, serta di dada juga ada resapan lumayan banyak," ungkap dokter Indra.
Sementara itu, dari sekian banyak keluarga korban, ternyata ayahnya tidak hadir.
"Ada ibunya saja, kalau ayahnya bekerja di pelayaran, sekarang tidak hadir karena jauh kerja di Belanda," ucapnya.
Langsung Diusut
Polresta Palembang langsung melakukan pengusutan setelah mendapat laporan mengenai kabar tewasnya salah satu siswa SMA Taruna Indonesia Palembang yang merupakan sekolah semi militer ini.
Kasatreskrim Polresta Palembang Kompol Yon Edi Winara mengatakan setelah selesai melakukan prosedur Berita Acara Pemeriksaan (BAP) kepada Kepala SMA Taruna Indonesia Palembang Tarmizi Endrianto bahwa pihaknya telah melakukan olah TKP.
"Pagi tadi pukul 09.30 kami menerima laporan bahwasanya calon taruna di sekolah taruna ini ada yang meninggal dunia, kami langsung tindak lanjuti. Kami tanyakan kepada orangtua korban dulu," ujaranya, Sabtu (13/7/2019).
Dia juga mengatakan dari pihak korban ingin kepastian apa penyebab kematian bahwa anaknya meninggal dunia.
"Kami telusuri termasuk pemeriksaan jenazah korban di RS Bhayangkara mungkin sekarang masih otopsi," katanya.
"Korban ini diketahui kejang-kejang sebelum meninggal maka kami pastikan dulu apakah ada penyakit bawaan dari korban atau ada hal lain belum bisa kami pastikan," jelasnya.
Pihaknya juga sampai saat ini melihat sejauh mana apa laporan ini benar kematian berhubungan tindakan pidana atau tidak secara sciencetifik.
"Untuk hasil kami masih menunggu hasil autopsi dari dokter forensik. Sementara ini belum bisa disebut kekerasan karena diketahui tidak ada tanda-tanda yang signifikan atau memang seperti lebam itu adalah proses pasca kematian itu sendiri," jelasnya.
Sementara ada sebanyak 8 saksi dari sekolah yakni tim seregu almarhum dan kakak tingkat korban yang dipanggil ke SPKT Polresta Palembang pihak sekolah.