Asyiknya Menikmati Dinginnya Kawasan Dieng Bersama Teman
Saat ini Pegunungan Dieng Kabupaten Banjarnegara begitu dikenal di seluruh penjuru, hal itu karena fenomena yang terjadi yaitu munculnya es
Penulis: Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS.COM -- Saat ini dataran tinggi Dieng Kabupaten Banjarnegara begitu dikenal di seluruh penjuru, hal itu karena fenomena yang terjadi yaitu munculnya es akibat dinginnya suhu yang terjadi.
Pada medio Juni hingga awal Juli 2019, suhu di Dieng diketahui cukup ekstrim karena pada dini hari bisa mencapai 0 derajat celsius.
Embun-embun yang hinggap di dedaunan pun berubah membeku.
Kemunculan kembang es di permukaan rumput di komplek Candi Arjuna, Setyaki, dan kebun kentang di sekitarnya menampakkan hamparan putih keabu-abuan.
Baca: Program Plastic Reborn 2.0 Ajak Masyarakat Daur Ulang Sampah Plastik dengan Cara Lebih Baik
Baca: Instalasi Bambu Getih Getah yang Bernilai Rp 550 Juta di Bundaran HI Dibongkar
Baca: Ayah Kim Samuel Ex-Produce 101 Dikabarkan Tewas Terbunuh di Rumahnya
Meski tidak seekstrem suhu pada bulan lalu, ketika pernah mencapai angka minus 9 derajat celcius, suhu ekstra dingin ini membuat aktivitas di Dieng pagi terlihat lamban.
Warga dan para pekerja menunggu sinar matahari muncul, sebelum memulai pekerjaan di lapangan dan kebun-kebun sayur di sekitar kawasan wisata Dieng.
Suhu dingin ekstrem di dataran tinggi Dieng ini dikenal fenomena tahunan saat puncak musim kemarau.
Meski cuaca cukup membuat badan menggigil, hal ini justru menjadi salah satu daya tarik oleh sejumlah orang, karena fenomena tersebut jarang terjadi.
Hal ini juga yang dilakukan oleh Paguyuban Smanco 91 & Rekan, sekitar 40-an anggota dan rekan-rekan yang lain berusaha menikmati fenomena luar biasa tersebut.
Paguyuban yang berasal dari alumni SMAN 1 Comal, Pemalang, Jawa Tengah tersebut ramai-ramai mendatangi lokasi wisata itu untuk menikmati dinginnya Pegunungan Dieng, awal Juli lalu.
Baca: Inilah Beda Sikap Amien Rais Sebelum dan Sesudah Prabowo Bertemu Jokowi
Baca: Inilah Beda Sikap Amien Rais Sebelum dan Sesudah Prabowo Bertemu Jokowi
Baca: 4 Anggota Polsek Medan Area Ditahan Terkait Dugaan Pemerasan Terhadap Tersangka Pengedar Narkoba
Yamsantren salah satu anggota Paguyuban Smanco 91 & Rekan menceritakan, kakinya sempat hampir beku saat malam hingga menjelang pagi.
Menurutnya, saat menjelang subuh, suhu mencapai 2 derajat celcius. Tetapi setelah matahari terbuit kehangatan mulai muncul hingga suhunya 20 derajat.
"Saya pakai baju rangkap 3 plus jaket. Kalau kaos kaki, sarung tangan dan kupluk itu wajib. Soalnya bisa membeku deh kalau gak pakai," kata Yamsantren.
Baginya menikmati Dieng sungguh luar biasa, selain terjadinya perubahan suhu yang cukup ekstrem, pemandangan alamnya juga sangat memukau.
"Kalau di kawah Sikidang suhunya panas dingin. Matahari terlihat, terasa dingin. Tapi kulit terbakar," ujarnya.
Anggota lainnya, Titi Rinaty mengatakan, agar bisa mendapatkan pemandangan yang memukau, naik ke atas gunung di usahakan jam 03.00 dini hari sudah jalan ke kawah Sikunir.
Di lokasi tersebut bisa ditemukan tiga pemandangan yaitu puncak bukit Sikunir, matahari terbit dan gunung Sumbing Sindoro yang terlihat indah di sisi timur.
Dan kalau lagi beruntung, pemandangan embun membeku atau embun upas pun bakal mewarnai lingkungan sekitarnya.
Namun karena saking dinginnya, hampir sebagian anggota paguyuban tak mampu mencapai bukit Sikunir.
"Dingin banget tak semua dari kami bisa ke Sikunir. Mending lihat pemandangan lain yang tak kalah indahnya," ujar Titi.
Sedangkan untuk menahan dinginnya suhu udara, Mafahiroh mengaku mesti memakai jaket rangkap tiga.
"Banyak yang gak kuat, pagi-pagi aja suhunya 8-9 derajat celcius," ujar Mafahiroh.
Meski demikian, ujarn Mafah, perjalanan wisata ini sungguh asyik dan seru dilakukan karena mereka jalan rombongan bersama teman-teman yang sejak puluhan tahun lalu masih tetap akrab.