Alat Vital Bayi Digigit Anak Anjing Peliharaan Ayahnya
belum bisa menentukan anjing tersebut terpapar virus rabies atau tidak karena masih harus dibuktikan di laboratorium
Editor: Eko Sutriyanto
Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Ricko Wawo
TRIBUNNEWS.COM, LEMBATA - Viktor Ronaldi, bayi yang baru berusia 3 minggu, digigit anjing di bagian penis atau kelaminnya di rumahnya.
Peristiwa terjadu di Kelurahan Selandoro, Kecamatan Nubatukan, Kota Lewoleba, Kabupaten Lembata, Kamis (18/7/2019).
Anjing tersebut diketahui milik ayahnya sendiri, Antonius R Boli.
Dr Rismawati Yunus selaku Kasi Kesehatan Hewan Dinas Peternakan Kabupaten Lembata, ketika ditemui, Kamis (18/7/2019) menjelaskan pihaknya belum bisa menentukan anjing tersebut terpapar virus rabies atau tidak karena masih harus dibuktikan di laboratorium.
Sebagaimana penelusuran dan investigasi timnya di lapangan, dr Rismawati mengungkapkan kronologi gigitan anjing itu.
"Kebetulan pemilik anjing itu adalah ayah korban. Mereka punya sendiri di rumah. Kebetulan sudah diinvestigasi. Dia punya empat ekor anjing, satu induk dan tiga anak.Usianya satu bulan," katanya.
Baca: Anjing Miliknya Gigit Tetangga, Pasutri di Kabupaten SIkka Ini Tinggalkan Rumah
Induknya itu menurut ayah korban sudah mati empat hari yang lalu dengan gejala lemas tapi tidak menunjukkan gejala ganas dan beringas.
"Dari tiga anak anjing itu, satu yang gigit anaknya sendiri," paparnya.
Rismawati mengatakan saat kejadian berlangsung korban dibaringkan oleh ibunya di spon di lantai.
Saat ibunya kembali dari toilet, didapati korban sudah menangis dan anjing sudah berada di dalam selimut bayi yang menjadi korban.
"Korban dibawa ke puskesmas Lewoleba kemudian dirujuk ke dokter anak ke RSUD Lewoleba. Mungkin sudah diberi suntikan VAR anak itu. Mungkin pertimbangan organ vital juga dan anak bayi juga."katanya.
Kalau untuk membuktikan anjing itu rabies atau tidak, lanjut dia, ada prosedur yang harus dilewati.
Baca: BREAKING NEWS: Dua Meninggal dan 22 Gigitan Positif, Sikka KLB Rabies
"Tadi kita sudah mau eksekusi anjingnya tapi pemiliknya masih keberatan. Dalam arti anjing itu kita bunuh dan kita ambil otaknya. Prosesnya juga tidak di sini, kita harus kirim ke Denpasar. Paling cepat dua minggu. Jadi kita belum bisa vonis dia rabies. Setiap kasus kita sebut dugaan. Kalau vonis rabies harus ada pembuktian lab juga dari anjing dan korbannya juga," jelasnya.
Pihak Dinas Peternakan Kabupaten Lembata masih melakukan pendekatan kepada keluarga pemilik anjing agar anjing dimaksud dieksekusi untuk kemudian diteliti di laboratorium di Denpasar.
"Kami masih berdiplomasi dengan mereka."
Menurut dia, tim di lapangan akan terus memantau anjing tersebut selama dua minggu ke depan. Secara teori, ungkapnya, apabila dalam jangka waktu dua minggu anjing itu mati maka anjing dimaksud terpapar virus rabies. Akan tetapi tetap harus dibuktikan di laboratorium.
"Kalau tidak mati berarti dia negatif. Jadi dua minggu itu waktu observasinya. Hanya kita harus waspada. Kita sampaikan kalau ini berbahaya."
Menurut dia, vaksinasi selalu dilakukan rutin setiap tahun. Hanya kendalanya, saat hendak diberi vaksin, pemilik hewan juga kadang tidak bisa mengontrolnya.
Baca: Seekor Anjing di Yunani Setia Menunggu Majikannya Meski Telah Meninggal di Lokasi Kecelakaan
"Harus ada kepedulian dan partisipasi dari pemilik anjing. Kalau pemilik anjing tidak ada di tempat nanti petugas juga lewat saja karena dia harus pegang anjing itu. Hewan liar agak kompleks," tandasnya.
Bahkan, wilayah Kelurahan Selandoro, tempat tinggal korban, juga masuk dalam wilayah yang sudah diberi vaksin.
"Sistem vaksinnya door to door. Petugas kami datang dari rumah ke rumah."
Tahun ini, Kabupaten Lembata mendapatkan sekitar 10 ribu dosis vaksin dari populasi anjing sekitar 25 ribu ekor.
Berdasarkan input data dari Dinas Kesehatan Kabupaten Lembata, tambahnya, sudah ada
446 gigitan dari Januari sampai Mei 2019. Sedangkan, yang positif ada 3 kasus rabies dan tersebar masing-masing di Kecamatan Buyasuri, Ile Ape, dan Omesuri.
Peran Dinas Peternakan dalam hal ini adalah soal pengendalian hewan penularan rabies seperti memberi vaksinasi, edukasi, informasi dan masyarakat.
"Sejauh ini pemangku kebijakan belum lihat ini sebagai hal yang krusial."
Menurut dia, tahun 2018 lalu ada dua warga yang meninggal karena rabies yakni di Desa Loang dan Lewoleba.
Dia berharap tidak ada lagi kematian karena rabies.
Hingga berita ini diturunkan, Pos Kupang masih berusaha menemui orangtua korban.
Artikel ini telah tayang di pos-kupang.com dengan judul BREAKING NEWS : Di Lembata, Bayi Usia 3 Minggu Digigit Anjing
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.