Kasus Kematian Siswa SMA Taruna Indonesia Usai MOS, Penyidik Cecar Kepala Sekolah dan Wakilnya
Kepala Sekolah SMA Semi Militer Plus Taruna Indonesia Tarmizi Endrianto dicecar oleh penyidik dengan beberapa pertanyaan seputar kegiatan orientasi
Editor: Imanuel Nicolas Manafe
Komisi V Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Sumsel telah menggelar rapat dengar pendapat antara Sekolah SMA Taruna Indonesia Palembang dan juga Tim Investigasi dan Evaluasi dari Dinas Pendidikan Sumsel, Senin (22/7/2019).
Pemanggilan tersebut terkait tewasnya dua orang pelajar SMA Taruna Indonesia Palembang lantaran kelalaian melakukan MOS (Masa Orientasi Sekolah) yaitu Delwyn Juliandro, Sabtu (13/7/2019) lalu dan Wiko Jeriyanda (16) yang sempat dilarikan ke RS Karya Asih Lebung Gajah dalam kondisi kritis, kini menghembuskan nafas terakhirnya di ruang perawatan RS RK Charitas, Jumat (19/7/2019) pukul 20.00.
Hadir dalam rapat tersebut Kepala Sekolah SMA Taruna Indonesia Palembang Tarmidzi Indrianto dan Kepala Bidang Sekolah Menengah Atas (Kabid SMA) Dinas Pendidikan Sumsel, Bonny Syafriyan, rapat dipimpin Ketua Komisi V DPRD Sumsel Fahlevi Maizano.
Pria yang akrab disapa Boy mencontohkan Sekolah Olahraga yang tidak langsung menerapkan fisik siswa baru setelah tiga bulan baru siswa tersebut mengikuti kegiatan fisik.
“Karena mereka ini kan anak SMP baru masuk SMA tentu kita tahu anak ini, apa ada penyakit bawaan, apa fisiknya bagus atau tidak, seharusnya sekolah sudah mengantisipasi itu, ternyata ini tidak,” katanya.
Baca: Rumah Ustaz Ahmad Salimin Dani Dibobol Maling, USD 30 Ribu dan Rp 240 Juta Raib
Saat ini Komisi V DPRD Sumsel tidak akan mengeluarkan rekomendasi sekarang karena tim investigasi dan tim evaluasi lagi berjalan, terlalu dini kalau Komisi V DPRD Sumsel mengeluarkan rekomendasi.
“Cuma rekomendasi kami ke Diknas untuk bekerja sebaik-sebaik mungkin membuat ini lebih terang secara administrasi, secara program kegiatan maupun akademiknya, semuanya harus di evaluasi,” katanya. (Sripoku/Abdul Hafiz/andi wijaya)