Kondisi Terkini Gunung Tangkuban Perahu, Pengelola Ingin Wisata Tetap Buka hingga Pantauan BNPB
Kondisi terkini Gunung Tangkuban Perahu pasca-erupsi, pengelola ingin wisata tetap dibuka hingga pantauan BNPB.
Penulis: Pravitri Retno Widyastuti
Editor: Siti Nurjannah Wulandari
Kondisi terkini Gunung Tangkuban Perahu pasca-erupsi, pengelola ingin wisata tetap dibuka hingga pantauan BNPB.
TRIBUNNEWS.COM - Simak kondisi terkini pasca-erupsi Gunung Tangkuban Perahu, pengelola ingin wisata dibuka hingga pantauan BNPB.
Pada Jumat (26/7/2019), viral video yang menunjukkan gunung diduga Tangkuban Perahu meletus.
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jawa Barat, Supriatno, menyebutkan video viral di media sosial memang benar kondisi Gunung Tangkuban Perahu tengah erupsi.
“Betul, itu di Tangkuban Parahu,” kata Supriyatno saat dihubungi Kompas.com, Jumat (26/7/2019).
Baca: Bandung Barat dan Subang Juga Terkena Dampak dari Bencana Gunung Tangkuban Perahu Erupsi Hebat
Saat erupsi terjadi, banyak wisatawan dan pedagang berada di dalam kawasan Taman Wisata Alam (TWA) Tangkuban Perahu.
Dirangkum Tribunnews dari berbagai sumber, berikut kabar terbaru terkait pasca-erupsi Gunung Tangkuban Perahu:
Pengelola wisata ngotot Tangkuban Perahu dibuka
PT Graha Rani Putra Persada (GRPP) selaku pengelola TWA Tangkuban Perahu berniat tetap membuka kunjungan untuk wisatawan di akhir pekan ini meski gunung baru saja mengalami erupsi.
Direktur Utama PT GRPP, Putra Kaban, menyebutkan pihaknya akan tetap membuka wisata Tangkuban Perahu jika situasi normal.
“Besok dilihat kalau situasi normal kita buka,” ujar Putra saat dihubungi Kompas.com, Jumat (26/7/2019).
Ia bahkan menyebutkan tidak ada instansi manapun yang bisa melarang pihaknya membuka kawasan TWA Gunung Tangkuban Perahu.
“Enggak ada cerita, yang menentukan saya. Kalau normal ya, kita buka,” ucapnya.
Terkait hal tersebut, Kepala Sub Bidang Mitigasi Gunung Api Wilayah Barat PVMB, Nia Haerani, angkat suara.
Dilansir Kompas.com, Nia mengaku pihaknya mengalami kesulitan untuk berkoordinasi dengan PT GRPP soal potensi bahaya Tangkuban Perahu meski aktivitas cenderung sudah menurun sejak mengalami erupsi pada Jumat sore.
Baca: Gunung Tangkuban Perahu Meletus, ACT Terjunkan Relawan Rescue
"Karena tugas kami menyampaikan rekomendasi, tugas mereka juga kami maklumi di bidang pengelolaan."
"Tapi seperti tahun 2013 ada kendala bagaimana koordinasi. Tapi kita tetap menjalankan tugas, karena kita institusi yang diberi amanat oleh pemerintah untuk keselamatan masyarakat," ungkap Nia saat ditemui di Kantor PVMBG, Jalan Diponegoro, Sabtu (27/7/2019).
Di sisi lain, Kepala Sub Bidang Mitigasi Gunung Api Wilayah Timur, Devy K Syahbana, menyebutkan ada kemungkinan erupsi susulan Tangkuban Perahu terjadi.
"Kalau potensi erupsi masih tetap ada karena kondisi belum stabil tapi intensitasnya cenderung menurun kita harapkan kalau terjadi lagi logikanya akan lebih kecil."
"Karena data tak menunjukan adanya potensi erupsi yang besar," tuturnya.
Karena alasan tersebut, PVMBG tetap merekomendasikan agar tak ada aktivitas pada jarak 500 meter dari kawah.
Kondisi terkini Tangkuban Perahu
Pada Sabtu dini hari, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) membagikan kondisi terkini Gunung Tangkuban Perahu pasca-erupsi Jumat sore melalui Twitter resminya, @BNPB_Indonesia.
BNPB menyebutkan pihak pengelola telah menutup wilayah wisata gunung yang berada di wilayah administrasi Desa Cikahuripan, Kecamatan Lembang, Bandung Barat, Jawa Barat.
"Situasi pasca-erupsi Gunung Tangkuban Perahu pada Jumat sore (26/7) tadi kondusif. Pengelola Kawasan Wisata telah menutup wilayah wisata gunung yang berada di wilayah administrasi Desa Cikahuripan, Kecamatan Lembang, Bandung Barat, Jawa Barat."
Baca: BERITA POPULER Bupati Kudus Kena OTT| Erupsi Gunung Tangkuban Parahu | Motif Pembunuhan Wanita Hamil
Lebih lanjut, BNP mengungkapkan hingga kini tak ada informasi mengenai korban jiwa maupun luka-luka serius pasca-erupsi.
Meski begitu, sebanyak 15 wisatawan terdampak sesak napas dan dievakuasi menuju Sespim Polri, Lembang.
"Namun sejumlah 15 wisatawan terdampak sesak nafas dan dievakuasi menuju Sespim Polri, Lembang. Aparat pemerintah telah mengevakuasi pendaki dan pengunjung yang berada di kawasan wisata gunung. Siapa pun tidak diperbolehkan untuk menginap di dalam kawasan kawah aktif."
BNPB menjelaskan erupsi yang terjadi di Tangkuban Perahu bersifat freatik, berupa semburan lumpur dingin dari Kawah Ratu.
Sebelumnya, Tangkuban Perahu pernah mengalami erupsi pada 2013 dan hanya terjadi dalam kawah.
"Letusan Gunung Tangkuban Parahu bersifat freatik, yaitu berupa semburan lumpur dingin warna hitam dari Kawah Ratu. PVMBG melansir bahwa sebelumnya pada Oktober 2013 landaan erupsi terjadi hanya di dalam lubang kawah."
Tak hanya itu, pada 2017, 2018, dan 2019 pada Juni hingga Juli, terpantau gempa asap diduga karena berkurangnya air tanah akibat perubahan musim.
Kondisi tersebut menyebabkan air tanah yang ada mudah panas dan sifatnya erupsi pendek.
Melalui BNPB, PVMBG menginformasikan erupsi susulan bisa saja terjadi dengan potensi landaan masih di sekitar dasar kawah.
"Sehubungan dengan fenomena terkini, PVMBG menginformasikan erupsi susulan dapat saja terjadi dengan potensi landaan masih di sekitar dasar kawah. Namun tetap dasar utama yang menentukan adalah data yang terekam saat ini."
Baca: Teriakan Takbir Iringi Kepanikan Warga yang Selamatkan Diri Saat Gunung Tangkuban Perahu Erupsi!
Meski begitu, BPBD setempat mengimbau agar siapapun tidak memasuki radius dua kilometer dari kawah gunung.
"Untuk mengantisipasi risiko yang lebih buruk, BPBD setempat mengimbau siapa pun untuk TIDAK MEMASUKI radius 2 km dari kawah gunung, sedangkan lokasi pemukiman berjarak kurang lebih 7 km dari kawah."
Kepala Sub Bidang Mitigasi Gunung Api Wilayah Barat PVMB, Nia Haerani pun mengimbau pada masyarakat dan wisatawan untuk menunda sementara waktu kunjungan ke Tangkuban Perahu sampai kondisi benar-benar aman.
"Kemudian kami imbau untuk saat ini pada masyarakat dan pengunjung yang berminat untuk mengunjungi Tangkuban Perahu agar ditunda dulu, sampai kondisi betul-betul aman dengan mengikuti perkembangan dari kami," jelasnya.
(Tribunnews.com/Pravitri Retno W)