Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Hendri Hanya Sempat Tidur 2 Jam, Aktif Pantau Aktivitas Gunung Tangkuban Parahu

Saat kejadian, Hendri langsung berkoordinasi dengan petugas PVMBG terkait kondisi gunung Tangkuban Perahu. Ia mengaku tak sempat tidur.

Editor: Dewi Agustina
zoom-in Hendri Hanya Sempat Tidur 2 Jam, Aktif Pantau Aktivitas Gunung Tangkuban Parahu
Tribun Jabar/Syarif Pulloh Anwari
Hendri Deratama (32), petugas pengamat Pos Gunung Api Tangkuban Perahu. Tribun Jabar/Syarif Pulloh Anwari 

Laporan Wartawan Tribun Jabar, Syarif Pulloh Anwari

TRIBUNNEWS.COM, LEMBANG - Setelah Gunung Tangkuban Parahu erupsi, Jumat (26/7/2019), sejumlah petugas terus mengamati aktivitas gunung tersebut.

Satu di antaranya adalah Hendri Deratama (32).

Ditemui Tribun Jabar, Sabtu (27/7/2019), pria berkacamata dan memakai jakat warna merah itu sedang duduk dan fokus mengamati seismograf.

Hendri menjelaskan, seismograf ini merupakan sebuah perangkat yang mengukur dan mencatat kebencanaan semisal gunung erupsi dan gempa bumi.

Selain itu Hendri menjelaskan alat lainnya bernama seismometer yang merupakan alat atau sensor getaran, yang biasanya digunakan untuk mendeteksi gempa bumi atau getaran pada permukaan tanah.

Hasil rekaman dari alat ini ditulis dalam sebuah kerta bernama seismogram.

Sejumlah petugas diturunkan untuk membersihkan abu vulkanik yang bertebaran mencapai ketebalan 10 cm di jalan menuju kawah Gunung Tangkuban Parahu, Desa Cikole, Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat, Sabtu (27/7/2019). Menyusul erupsi pada Jumat (26/7), Taman Wisata Alam Tangkuban Parahu ditutup bagi wisatawan selama tiga hari. TRIBUN JABAR/ZELPHI
Sejumlah petugas diturunkan untuk membersihkan abu vulkanik yang bertebaran mencapai ketebalan 10 cm di jalan menuju kawah Gunung Tangkuban Parahu, Desa Cikole, Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat, Sabtu (27/7/2019). Menyusul erupsi pada Jumat (26/7), Taman Wisata Alam Tangkuban Parahu ditutup bagi wisatawan selama tiga hari. TRIBUN JABAR/ZELPHI (TRIBUN JABAR/ZELPHI)
Berita Rekomendasi

Hendri yang lulusan Universitas Negeri Yogyakarta ini sudah mulai bertugas menjadi pengamat Gunung Tangkuban Parahu dari tahun 2014.

"Saya dari tahun 2014, sebelumnya kerja di swasta, saya kuliah di UNY jurusan Teknik Elektronik, jadi sejalan dengan pekerjaan saya dengan alat ini," ujar Hendari kepada Tribun Jabar di Pos Pengataman Gunung Tangkuban Perahu, Sabtu (27/7/2019).

Baca: Namanya Masuk Survei Bursa Calon Wali Kota Solo, Apa Kata Gibran Rakabuming?

Baca: Mau Liburan Akhir Pekan ke Puncak? Simak Jalur Terbaru dan Rute Alternatif Menghindari Kemacetan

Selama menjadi pengamat Gunung Tangkuban Perahu, Jumat (26/7/2019) menjadi pengalaman pertamanya menyaksikan Gunung Tangkuban Parahu erupsi.

"Saya masuk 2014, belum ada-ada kenaikan status, tahun 2017 banyak embusan tapi tidak muncul juga, kemarin akhirnya meletus," ujarnya.

Hendri menceritakaan, saat kejadian erupsi gunung Tangkuban Parahu, dirinya sedang duduk dan memantau.

Kemudian, secara tiba-tiba ada getaran yang cukup besar. Ia mengaku sempat mengecek ke Kawah Ratu Tangkuban Parahu.

"Saya sedang di sini, saya lihat ada getaran, kami pastikan, ada letusan, terus kami koordinasi sama kantor pusat yang di Bandung, saya sama temen langsung mengecek ke atas, terus ada letusan," ujar Hendri.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jabar
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas