Seribu Lebih Ruang Kelas SD di Tasikmalaya Alami Rusak Parah
Sudah dua tahun, sejumlah ruangan kelas di Sekolah Dasar Negeri Puspamulya rusak namun tidak kunjung diperbaiki.
Editor: Sugiyarto
Laporan Wartawan Tribun Jabar, Isep Heri
TRIBUNNEWS.COM, TASIKMALAYA - Sudah dua tahun, sejumlah ruangan kelas di Sekolah Dasar Negeri Puspamulya rusak namun tidak kunjung diperbaiki.
Di sekolah yang terletak di Kampung Balawiri, Desa Pusparaja, Kecamatan Cigalontang, Kabupaten Tasikmalaya tersebut bahkan dua kelas rusak berat dan tidak bisa dipergunakan.
Atap dua kelas bahkan sudah tidak ada, lantainya bahkan sudah ditumbuhi rumput luar dan sisa reruntuhan tembok menjadi pemandangan yang mesti dilihat setiap hari para murid di sana.
Kondisi yang tak kalah mengenaskan di sekolah yang telah beroperasi dari 1982 itu juga terlihat di ruangan kelas lainnya bahkan ruangan guru.
Retakan tembok di samping kiri kanan, dan flapon bolong menghiasi suasana belajar di sana.
Karena kehilangan dua kelas, pihak sekolah mensiasati untuk menyekat ruangan kelas yang masih bisa digunakan dengan lemari agar proses belajar mengajar tetap berjalan.
Alhasil dalam kelas terdapat dua rombongan belajar, begitu juga ruang guru di sulap jadi kelas sebagian dengan sekat serupa yakni lemari.
Kepala Sekolah SDN Puspamulya, Maman Firmana mengatakan kondisi tersebut sudah berlangsung sedari Desember 2017 lalu.
"Kerusakan ruang kelas ini dampak dari gempa yang terjadi Desember 2017 lalu. Kerusakan memang parah, yang ambruk ada 3 kelas dan 3 kelas lainnya rusak ringan," kata Maman saat ditemui, Rabu (31/7/2019).
Berdasarkan catatan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Tasikmalaya, selain SDN Puspamulya, terdapat sebanyak 2.118 lokal sekolah sekolah dasar yang memerlukan perbaikan.
Kepala Bidang Sekolah Dasar Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Tasikmalaya, Opan Sopian mengatakan dari dua ribu lebih lokal sekolah itu 1.004 di antaranya terkategori rusak berat dan sisanya rusak sedang.
"Memang tidak hanya SDN Puspamulya, data di kami berdasarkan data pokok pendidikan (dapodik) yang memerlukan rehabilitasi atau perbaikan sekolah terdapat 2.118 lokal sekolah," kata dia aaat dihubungi Tribun Jabar.
Dia menjelaskan data sekolah rusak yang tercatat itu berdasar data yang di entri sekolah melalui aplikasi data pokok pendidikan (dapodik).
Data tersebut setelah masuk ke dapodik diambil oleh badan pengelola data di Kemendikbud.
"Dari data tersebut ditentukan sekolah mana saja yang perlu dan tugas kami kemudian memverifikasinya. Tahun ini 325 lokal sekolah yang sudah kami verifikasi dan siap direhabilitasi," jelasnya.
"Untuk SDN Puspamulya kemungkinan datanya belum masuk, kemungkinannya ada masalah saat mengupload data ke dapodiknya," terang Opan Sopian.
Adapun kemungkinan lainnya, mungkin saja sudah masuk dapodik tapi terganjal kuota yang ditentukan dari kementerian jumlahnya terbatas.
"Kami berkali-kali menyampaikan ke UPT dan badan pengawas pembina setempat yang sekolahnya perlu direhabilitasi untuk memastikan data yang di entri benar-benar masuk ke sistem dapodik," tuturnya.
Dia menerangkan lebih lanjut sistem rehabilitasi untuk tahun ini di ambil berdasar entri data Juni 2018, kemudian untuk tahun selanjutnya diambil dari data Juni tahun ini.
Dia menyebut, beberapa menemukan kasus sekolahnya memang rusak parah tapi di sistem dapodik terdata rusak ringan.
"Jadi kesalahan-kesalahan seperti itu yang menjadi kendala. Minggu depan kami sudah masuk tahap koordinasi dengan pusat untuk program tahun depan, kemungkinan sekolah tersebut bisa kami ajukan," katanya.
Dia menambahkan pihaknya juga terus mengupayakan untuk kuota rehabilitasi tahunan agar terus bertambah sehingga rehabilitasi secara bertahap bisa semakin cepat.
Artikel ini telah tayang di tribunjabar.id dengan judul Tak Hanya SDN Puspamulya, Ada Ribuan Sekolah Dasar Lainnya di Tasikmalaya yang Butuh Perbaikan, https://jabar.tribunnews.com/2019/07/31/tak-hanya-sdn-puspamulya-ada-ribuan-sekolah-dasar-lainnya-di-tasikmalaya-yang-butuh-perbaikan?page=all.