Saat Terdakwa Prada DP Menangis dalam Persidangan Kasus Pembunuhan dan Mutilasi Kekasihnya Sendiri
"Terdakwa kuat, sanggup mengikuti sidang?" tanya hakim. "Siap sanggup yang mulia," jawab Prada DP. "Anda tentara, apa yang dirasakan harus kuat."
Editor: Imanuel Nicolas Manafe
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pengadilan Militer I-04 Palembang menggelar sidang kasus dugaan pembunuhan disertai mutilasi yang dilakukan Prada DP terhadap kekasihnya, Fera Oktavia (21), Kamis (1/8/2019).
Sidang kali ini menghadirkan tujuh saksi.
Baca: Prada DP Hisap Rokok Sambil Nonton TV di Samping Jenazah Kekasihnya yang Sudah Dimutilasi
Para saksi tersebut merupakan pelatih terdakwa Prada DP, rekan, serta kakak kandung Fera.
Satu per satu para saksi dimintai keterangan oleh hakim ketua dan oditur.
Prada DP yang duduk di samping kuasa hukumnya pun tampak terlihat menahan tangis sepanjang mendengarkan keterangan saksi.
Namun, saat Putra yang merupakan kakak kandung Fera dihadirkan dan memberikan keterangan, Prada DP yang mengenakan seragam lengkap langsung menangis tersedu-sedu.
Letkol CHK Khazim sebagai hakim ketua sempat berulang kali mengingatkan Prada DP untuk tidak menangis di ruang sidang.
"Terdakwa kuat, sanggup mengikuti sidang?" tanya hakim.
"Siap sanggup yang mulia," jawab Prada DP.
"Anda tentara, apa yang dirasakan harus kuat. Bawa sapu tangan?" ujar hakim.
"Siap, bawa yang mulia," ungkapnya.
Dalam kesaksiannya, Putra mengaku bahwa Prada DP dikenal sebagai sosok yang temperamental terhadap adiknya Fera Oktaria.
Sifat Prada DP yang seperti itu membuat keluarga sempat berupaya menjauhkan korban dari pelaku agar hubungan mereka berakhir.
Bahkan, saat Fera hendak dikuliahkan di Bengkulu, Prada DP langsung mendatangi korban dan menyuruhnya pulang.
"Dia selalu melakukan kekerasan terhadap korban yang mulia," kata Putra dalam sidang.
Dalam dakwaan yang sebelumnya telah dibacakan di persidangan, terungkap juga bahwa Prada DP gagal memutilasi hingga tuntas karena gergaji yang digunakan patah.
Prada DP yang telah membunuh Fera dengan cara mencekik kebingungan untuk menghilangkan jejak atas aksi kejahatannya tersebut.
Ia lalu keluar kamar penginapan dan melihat satu gergaji yang berada di dalam gudang dan menggunakannya untuk memotong tubuh Fera.
"Namun, saat terdakwa mencoba memutilasi korban, gergaji itu patah," kata Mayor D Butar Butar.
Setelah gergaji patah, Prada DP kembali keluar kamar dan membawa sepeda motor milik korban menuju ke pasar.
Baca: Prada DP Gagal Mutilasi Pacarnya karena Gergaji Patah
Di sana, ia membeli buah serta gergaji dan tas untuk dibawa kembali ke penginapan.
"Saat di penginapan, terdakwa kembali melakukan mutilasi. Namun, gergaji itu kembali patah," ungkap oditur.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul: Prada DP Menangis Saat Dengar Kesaksian Kakak dari Kekasihnya yang Dimutilasi
Sempat menghisap rokok usai mutilasi korban
Dalam sidang tersebut, Mayor D Butar Butar sebagai Oditur membacakan dakwaan yang diberikan kepada Prada DP.
Dalam dakwaan terungkap setelah memutilasi Fera, Prada DP duduk santai di samping jenazah sembari mengisap satu batang rokok serta memakan buah di dalam kamar penginapan yang jadi tempat memutilasi.
"Terdakwa memakan jeruk dan mengisap rokok di kamar sembari nonton TV. Tangan korban ketika itu diletakkan di atas kloset kamar mandi dan sudah dalam keadaan tewas," kata Mayor D Butar Butar dalam persidangan, Kamis.
Baca: Cemburu Pada Istri, Pria Bunuh Bayi Kandungnya dan Bakar Rumah Warga
Baca: Pascadebut Egy Maulana Vikri, Lechia Gdansk Akan Jalani Duel Liga Europa
Baca: Pencurian Umur Bukan Hal Baru, Timor Leste Pernah Dilarang Tampil di Piala Asia 2023
Baca: Sering Dapat Gangguan Mistis, Ruben Onsu Pesan Sapu Lidi dari Suami Suzzanna
Buah jeruk tersebut sebelumnya dibeli Prada DP di pasar tak jauh dari penginapan di Kabupaten Musi Banyuasin, saat membeli tas, koper, serta gergaji sebagai alat mutilasi.
Seluruh barang tersebut rencananya digunakan Prada DP untuk membungkus jenazah korban.
"Satu tas dan koper setelah diukur terdakwa, ternyata tidak pas sehingga dia membatalkan memasukkan tubuh korban ke dalam tas dan koper tersebut," ungkapnya.
Karena kebingungan untuk menghilangkan jejak, Prada DP pun menghubungi rekannya untuk meminta saran.
Temannya tersebut menyarankan agar Prada DP membakar tubuh Fera di dalam kamar.
"Selanjutnya tubuh korban dimasukkan ke dalam kasur yang telah dirobek. Terdakwa membeli obat nyamuk dan menyiramkan pertalite di tubuh agar terbakar ketika obat nyamuk yang dihidupkan habis, tapi gagal," ungkapnya.
Dua prajurit dapat penghargaan
Panglima Kodam II/Sriwijaya Mayjen TNI Irwan memberikan penghargaan kepada prajurit dari satuan jajaran Kodam II/Sriwijaya yang berhasil menangkap tersangka pembunuhan kasir Indomaret Vera Oktarina, yakni Prada DP.
Pemberiaan penghargaan tersebut dilakukan bersamaan dengan upacara penyerahan hibah bantuan kendaraan dinas kepada Rindam II/Sriwijaya yang digelar Kodam II/Sriwijaya, pada Selasa (30/7/2019) di lapangan apel Makodam II/Sriwijaya di Jalan Jenderal Sudirman KM 2,5 Palembang.
Baca: Keluarga Vera Curiga Ada Famili yang Bantu Prada DP Kabur Hingga Padepokan Monghiang di Banten
“Penghargaan ini kita berikan kepada prajurit Deinteldam II/Sriwijaya yang sudah berupaya melaksanakan tugas dengan baik, salah satunya penangkapan Prada DP,” kata Irwan sebagaimana disampaikan dalam akun Instagram resmi Pusat Penerangan TNI, @puspen TNI pada Selasa (30/7/2019).
Irwan menjelaskan, sebelumnya Prada DP telah ditargetkan untuk ditangkap sebagai upaya penegakkan hukum bagi prajurit TNI AD yang melakukan kejahatan.
“Kalau prajurit TNI ada yang salah harus dihukum. Setiap pelanggaran hukum yang lain termasuk narkoba, disersi akan diproses sesuai prosedur dan bisa dilakukan pemecatan bagi pelanggaran yang sudah inkracht,” tegas Irwan.
Irwan mengatakan, prajurit yang sudah berprestasi akan diberikan penghargaan dari pimpinan atas.
Ia menjelaskan, hal ini dilakukan dalam upaya memberikan motivasi kepada prajurit lain yang memberikan prestasi kepada satuannya.
“Oleh karena itulah, prajurit yang berhasil menangkap Prada DP kita berikan penghargaan dan bisa menjadi catatan dalam jenjang karirnya,” ujarnya.
Usai pemberian penghargaan, kegiatan dilanjutkan dengan acara penyerahan hibah bantuan 2 buah mobil dan 5 motor dinas baru kepada Rindam II/Sriwijaya.
Kapendam II/Sriwijaya Kolonel Inf Djohan Darmawan menjelaskan bahwa dukungan hibah kendaraan dinas baru ini merupakan salah satu wujud perhatian pimpinan dalam rangka mendukung mobilitas personel satuan jajaran Kodam II/Sriwijaya.
“Dengan adanya dukungan mobil dan motor dinas baru ini, diharapkan akan lebih meningkatkan produktifitas, kinerja dan kelancaran pelaksanaan tugas pokok," kata Djohan.