Gempa Banten Terasa di Garut, Dinding Rumah di Banjarwangi Rusak
"Untuk di Banjarwangi, ada dua rumah yang rusak. Lokasinya di Kampung Pasir Kaum, RW 6 dan 1, Desa Banjarwangi," ujar Didi
Editor: Imanuel Nicolas Manafe
TRIBUNNEWS.COM, GARUT - Gempa Banten bermagnitudo 7,4 juga terasa hingga Kabupaten Garut, Jawa Barat.
Akibat gempa dua rumah di Banjarwangi dan Kantor Pertanian di Cikajang rusak.
Baca: BREAKING NEWS – Pasca Gempa 7,4 M di Banten, BMKG Cabut Peringatan Potensi Tsunami
Danramil Cikajang, Kapten Inf Didi menuturkan, durasi gempa yang cukup lama merusak pagar tembok kantor BP3K atau Kantor Pertanian. Pihaknya pun terus melakukan pendataan kerusakan akibat gempa.
"Untuk di Banjarwangi, ada dua rumah yang rusak. Lokasinya di Kampung Pasir Kaum, RW 6 dan 1, Desa Banjarwangi," ujar Didi saat dihubungi, Jumat (2/8/2019).
Didi menyebut, bagian dinding rumah milik Jumali (56) dan Sahnan (65) roboh. Rumah permanen itu tak kuat menahan getaran gempa.
Baca: Delapan Daerah di Jatim Disebut Sempat Rasakan Getaran Gempa Banten
"Kerugiannya jutaan rupiah. Pemilik rumah dan keluarganya mengungsi," katanya.
Pihaknya telah mengerahkan Babinsa untuk memantau wilayah lain yang terdampak gempa. Hingga kini, Didi menyebut belum ada laporan kerusakan di wilayah lain.
Artikel ini telah tayang di tribunjabar.id dengan judul: Dampak Gempa Bermagnitudo 7,4, Dinding Rumah Warga di Banjarwangi Garut Roboh
Kerusakan gedung di Pandeglang
Sejumlah bangunan di Kabupaten Pandeglang dan Lebak dilaporkan rusak pascagempa berkekuatan 7,4 yang mengguncang Banten, Jumat (2/8/2019).
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Pandeglang, Deni Kurnia mengatakan, hingga saat ini pihaknya menerima laporan kerusakan di dua kecamatan.
Baca: Ditjen Pas Kumpulkan Informasi Lapas dan Rutan yang Terdampak Gempa 7,4 SR
"Saya terus pantau, dapat laporan dari para camat dan personel BPBD di lapangan, ada laporan rumah roboh di Kecamatan Mandalawangi dan Kecamatan Banjar," kata Deni, kepada Kompas.com, di kantornya,
Deni mengatakan, saat ini pihaknya tengah mendata titik-titik yang paling parah terkena dampak gempa.
Fokus pemantauan berada di kawasan pesisir antara lain di Kecamatan Sumur, Panimbang, Pagelaran, Labuan dan Carita.
Hingga saat ini, kata Deni, masyarakat masih mengungsi ke tempat yang aman di ketinggian.
Dia meminta masyarakat tetap tenang dan bertahan di lokasi pengungsian sambil menunggu perkembangan terkini yang dilaporkan oleh BMKG.
Selain di Kabupaten Pandeglang, kerusakan juga dilaporkan terjadi di Kabupaten Lebak.
Sejumlah bangunan di Kecamatan Rangkasbitung, dilaporkan rusak.
Baca: Pimpinan KPK Ini Baru Sadar Terjadi Gempa 7,4 SR Ketika Plakat di Ruang Kerjanya Jatuh
Data yang dihimpun, kerusakan bangunan yang terjadi di Kabupaten Lebak antara lain gedung gelanggang olahraga Jaya Baya d Kompleks Pemerintah Daerah Kabupaten Lebak dan sejumlah rumah di Kelurahan Muara Ciujung Timur, Rangkasbitung.
Hingga saat ini, Kompas.com masih menghimpun data pasti yang dilaporkan oleh BPBD dan pemerintah daerah Kabupaten Pandeglang dan Lebak.
Terasa hingga Jawa Timur
Gempa bermagnitudo 7,4 di Banten sempat dirasakan hingga ke daerah Jawa Timur, Jumat (2/8/2019).
Dilaporkan Delapan daerah di Jawa Timur melaporkan telah merasakan getaran Gempa Banten.
Baca: Penyeberangan Merak-Bakauheni Normal Pasca-Gempa 7,4 SR
Kedelapan daerah tersebut adalah Kabupaten Malang, Lumajang, Trenggalek, Tulungagung, Kabupaten Madiun, Ponorogo, Kabupaten Blitar, dan Pacitan.
"Ada delapan daerah yang merasakan melaporkan getaran gempa Banten," kata Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Jawa Timur, Suban Wahyudiono, saat dikonfirmasi, Jumat.
Namun, pihaknya belum mendapatkan laporan ada atau tidak kerusakan akibat gempa tersebut.
Petugas masih mendata dan akan dilaporkan menyusul.
"Kami sudah ingatkan agar meningkatkan kewaspadaan kepada 8 daerah tersebut," terang dia.
Gempa tektonik magnitudo 7,4 terjadi pada Jumat (2/8/2019) pukul 19.03 WIB di wilayah Samudera Hindia Selatan Jawa.
BMKG menyebutkan, gempa ini berpotensi tsunami dengan peringatan dini untuk sejumlah wilayah. Berdasarkan analisa Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), episenter gempa terletak pada koordinat 7.54 LS dan 104.58 BT, di laut dengan kedalaman 10 kilometer.
Berikut wilayah yang disebut berpotensi tsunami:
1. Pandeglang Bagian Selatan dengan status ancaman SIAGA (ketinggian maksimal 3,0 meter).
2. Pandeglang Pulau Panaitan dengan status ancaman SIAGA (ketinggian maksimal 3,0 meter).
3. Lampung-Barat Pesisir-Selatan dengan status ancaman SIAGA (ketinggian maksimal 3,0 meter).
Baca: Sejumlah Bangunan di Pandeglang Dilaporkan Rusak Pascagempa Banten
4. Pandeglang Bagian Utara dengan status ancaman WASPADA (ketinggian maksimal 0,5 meter).
5. Lebak dengan status ancaman WASPADA (ketinggian maksimal 0,5 meter).
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul: BPBD: 8 Daerah di Jatim Merasakan Gempa Banten
Peringatan dini tsunami diakhiri
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mencabut peringatan dini tsunami yang disebabkan oleh gempa Magnitudo 7.4, Jumat (2/7/2019) pukul 19:03:25 WIB.
"Peringatan Dini TSUNAMI yang disebabkan oleh gempa Mag:7.4, 02-Agu-19 19:03:25 WIB, dinyatakan telah berakhir," tulis BMKG.
Sebelumnya gempa bumi yang berpusat di Sumur, Pandeglang, Banten tersebut dinyatakan BMKG berpotensi menimbulkan tsunami.
Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati menginformasikan, peringatan dini tsunami akan dicabut jika sudah melewati pukul 21.35 WIB.
Baca: Persebaya Surabaya vs Persipura Jayapura: Irfan Jaya Bawa Persebaya Menang 1-0
Baca: Dilaporkan Farhat Abbas Terkait Dugaan Konten Porno, Hotman Paris: Tak Akan Melakukan Hal Bodoh
Baca: Basarnas Jabar: Warga Sukabumi dan Cianjur Selatan Sudah Mengungsi ke Perbukitan
Ia juga mengungkapkan, peringatan dini tsunami harus menunggu 2 jam setelah gempa terjadi sebelumnya.
Dwikorita juga mengimbau agar tetap tenang dan masyarakat yang berada di lokasi waspada mohon segera menjauhi lokasi bibir pantai.
Melansir laman Kompas.com, Kepala Pusat Bumi dan Tsunami BMKG Rahmat Triyono mengatakan, ada tiga daerah berstatus siaga tsunami pasca-gempa.
Menurut Rahmat, di tiga daerah itu yaitu Pandeglang, Lampung Selatan, dan Tanggamus berpotensi terjadi tsunami dengan gelombang relatif tinggi.
"Ini daerah-daerah yang cukup signifikan ancaman tsunaminya. Ancaman tsunaminya di atas 3 meter," kata Rahmat kepada Kompas TV, Jumat (2/8/2019).
Rahmat mengatakan, pusat gempa terdeteksi di selat sunda dengan jarak 159 kilometer dari Labuan, Pandeglang, Banten.
Gempa terasa hingga Jakarta, sebagian Jawa Tengah, Lampung, dan Bengkulu.
Menurut Rahmat, setelah terjadinya gempa, BMKG terus memantau potensi tsunami.
Namun demikian, setelah 40 menit gempa melanda, BMKG tak melihat perubahan muka air laut.
"Kami masih pantau, sampai sekarang kami belum melihat perubahan muka air laut. Kami berharap tak ada tsunami," kata dia.
Rahmat mengimbau warga di daerah yang masuk dalam level siaga dan waspada tsunami agar menjauhi pantai.
"Jika tak ada perubahan dalam waktu dua jam, mungkin akan kita akhiri (peringatan tsunami)," tukasnya.