Kisah Istri Cantik Wali Kota Lhokseumawe yang Pernah Temani Suami Gerilya di Dalam Hutan
Cut Ernita, istri Wali Kota Lhokseumawe Suaidi Yahya tak pernah menyangka menjadi seorang istri pejabat.
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, ACEH - Cut Ernita, istri Wali Kota Lhokseumawe Suaidi Yahya tak pernah menyangka menjadi seorang istri pejabat.
Ia mengingat bagaimana begitu beratnya kehidupan yang dilalui sebelum mencapai kehidupan mapan seperti saat ini.
Istri cantik Wali Kota Lhokseumawe ini harus rela bergerilya masuk ke hutan menemani suaminya berjuang.
Pada saat itu, suami Cut Ernita, adalah orang yang paling diburu pemerintah RI melalui TNI/Polri.
Ya, Suiadi Yahya merupakan tokoh Gerakan Aceh Merdeka (GAM).
Baca: Terungkap, Sosok Ini Disebut-sebut Bakal Gantikan Steven Paulle di Persija Jakarta
Baca: Kisah 2 Siswi Kalimantan Temukan Tumbuhan Penyembuh Kanker, Diakui Dunia, Lokasi Hutan Dirahasiakan
Baca: Digerebek Polisi Usai Lakukan Hubungan Suami Istri, Pria di Aceh Utara Kabur Dalam Keadaan Bugil
Suaidi Yahya menjadi Biro Penerangan GAM wilayah Pase.
Maka tak heran Suaidi Yahya dan Cut Ernita harus hidup berpindah-pindah di dalam hutan.
Kini semua itu berlalu.
Suaidi Yahya terpilih menjadi Wali Kota Lhokseumawe.
Cut Ernita menemaninya sebagai istri.
Bagaimana cerita selengkapnya?
Simak kisahnya di bawah ini.
Suasana di dalam Guest House Kota Lhokseumawe yang saat ini menjadi tempat tinggal Wali Kota Lhokseumawe Suaidi Yahya bersama keluarga, pada Sabtu (10/8/2019) malam begitu ceria.
Suaidi Yahya bersama istrinya Cut Ernita, terlihat bercanda ria bersama enam anak mereka.
Cut Ernita, merupakan sosok wanita yang mendampingi hidup Suaidi Yahya sejak tahun 2000.
Kala itu, Suaidi Yahya masih menjadi Biro Penerangan Gerakan Aceh Merdeka (GAM) Wilayah Pase.
Cut Ernita lahir pada 22 Juni 1982 atau 37 tahun lalu.
Dirinya merupakan warga Ulee Blang Mane, Kecamatan Blang Mangat, Lhokseumawe.
Dia berkenalan dengan sosok Suaidi Yahya mulai tahun 1999.
Karena rasa cintanya terhadap Suaidi Yahya, dia pun mau dinikahi putra Meunasah Mee Kandang, Kecamatan Muara Dua, Lhokseumawe tersebut. Tentunya siap dengan segala risiko.
Sehingga pada Agustus 2000, keduanya menikah.
Meskipun Aceh masih dalam kondisi konflik dan Suaidi Yahya saat itu merupakan sosok tokoh GAM aktif, mereka tetap menggelar pesta di rumah Cut Ernita.
"Pesta berlangsung cepat. Nikah, peusijuk, dan berfoto dengan pakaian adat Aceh, lalu Tgk Edi (Suaidi Yahya) langsung pergi lagi," katanya mengenang.
Mulai saat itu, Cut Ernita pun mulai menemani hidup Suaidi Yahya.
Bulan madu bagi mereka pun berlangsung dari satu hutan ke hutan lainnya di Aceh Utara dan sekitarnya.
Mereka pindah dari satu lokasi ke lokasi lainnya dalam upaya menghindari pengejaran pihak keamanan saat itu.
Namun dia tetap merasa bahagia bisa menemani sang suami.
Walau tak jarang dia dihantui rasa takut yang luar biasa kala tempat persembunyian mereka dikepung aparat keamanan.
Tapi semua ini bisa dilalui hingga lahirnya perdamaian antara RI dan GAM pada 15 Agustus 2005 lalu.
Setelah lahirnya perdamaian, kehidupan mereka pun mulai normal.
Mereka mengontrak sebuah rumah di pinggirkan jalan Medan-Banda Aceh, di kawasan Kandang, Lhokseumawe.
Sedangkan suaminya menjadi anggota Aceh Monitoring Mission (AMM) perwakilan GAM untuk wilayah Aceh Utara dan Lhokseumawe.
Saat itu, dia pun bisa berperan dengan maksimal selaku seorang istri, termasuk memasak terutama masakan khas Aceh, mulai Asam Keueng hingga Kuah Pliek.
"Tapi Tgk Edi tidak pernah menentukan apa yang harus saya masak. Mau apapun yang saya masak, tetap dimakannya. Hingga sekarang, walau sudah menjadi istri wali kota, saya juga sesekali tetap memasak," katanya.
Ia mengaku tidak pernah terbayang di benaknya bakal menjadi sosok pendamping pejabat, apalagi sampai ke level wali kota.
Namun pada tahun 2007, Suaidi Yahya pun terpilih menjadi Wakil Wali Kota Lhokseumawe.
Menjadi sosok istri pejabat penting di Lhokseumawe, bukan berarti menjadikan dia sosok wanita yang sombong. Tapi tetap ramah dengan siapa saja.
Ia pun tetap bisa memprioritaskan waktunya untuk menjadi sosok ibu bagi anak-anaknya.
Hal ini terus dilakukan hingga suaminya menjadi Wali Kota Lhokseumawe sejak tahun 2012 sampai dengan sekarang.
Mungkin dengan menjadi istri Wali Kota, waktu dia bukan hanya untuk keluarga saja. Tapi sudah melekat beban untuk ikut memajukan daerah yang sedang dipimpin suaminya tersebut.
Seperti menjadi Ketua PKK Lhokseumawe, Ketua Dekranasda Lhokseumawe, Bunda PAUD Lhokseumawe, hingga menjadi pimpinan Sanggar Pocut Meurah Insen.
Namun berkat kepandaian dia membagi waktu, semua tugas dapat dilalui.
Bahkan Cut Ernita kini sedang melanjutkan kuliah untuk meraih gelar MAP di Pascasarjana Universitas Malikussaleh.
Dia juga membeberkan kalau sosok suaminya sangat wibawa dan bijaksana. Tidak pernah membawa persoalan perkerjaan ke rumah.
"Tgk Edi tidak pernah menceritakan apapun tentang pekerjaan kepada saya. Tapi sebaliknya saya selalu menanyakan saran-saran beliau tentang pekerjaan saya dan selalu diberikan solusi yang bijaksana," katanya.
Kini masih sekitar tiga tahun lagi suaminya menjadi Wali Kota Lhokseumawe.
Sehingga dia mengharapkan masyarakat bisa memberi dukungan dalam upaya membangun Kota Lhokseumawe. (Serambinews.com)
Artikel ini telah tayang di serambinews.com dengan judul "Kisah Istri Wali Kota Lhokseumawe Temani Suaidi dari Bergerilya di Rimba hingga ke Meuligoe"