Rentetan Gempa yang Terjadi Sepanjang Bulan Agustus Terjadi di Zona Subduksi, Ini Penjelasan BMKG
BMKG buka suara soal rentetan gempa yang terjadi sepanjang bulan Agustus ini, akibat dari aktivitas zona subduksi di sekitar Sunda.
Editor: Asytari Fauziah
BMKG buka suara soal rentetan gempa yang terjadi sepanjang bulan Agustus ini, akibat dari aktivitas zona subduksi di sekitar Sunda.
TRIBUNNEWS.COM - Hasil monitoring BMKG menunjukkan bahwa sejak awal Agustus 2019 telah terjadi rentetan aktivitas gempa bumi di Busur Subduksi Sunda.
Aktivitas gempa singnifikan ini tersebar dari Segmen Megathrust Mentawai-Siberut hingga Segmen Megathrust Sumba.
Diawali dengan peristiwa gempa kuat dan merusak di Banten berkekuatan M 6,9 pada 2 Agustus 2019 lalu, hingga hari ini rentetan gempa masih terus mengguncang.
Hari ini saja sudah 2 kali wilayah selatan Bali dan Banyuwangi diguncang gempa berkekuatan M 4,9.
• Hilang Sebelum Bulan Puasa, Gadis Ini Ditemukan Dalam Karung dan Hanya Tersisa Tulang
• Mark Zuckerberg Dijuluki Orang Paling Berbahaya di Dunia, CEO Facebook Pegang Data 2,7 Miliar Orang
• Kini Sukses Jadi Aktor, Adipati Dolken Pernah Ikut Jaga Warnet di Masa Kecil
• Heboh Temuan Bajakah Tanaman Penyembuh Kanker dari Kalimantan Tengah, Begini Penjelasan Ahli
Sejak awal Agustus 2019 tercatat di Busur Subduksi Sunda sudah lebih dari 8 kali terjadi gempa signifikan, yaitu:
- 2 Agustus 2019 Gempa Selatan Banten M 6,9
- 3 Agustus 2019 Gempa Sukabumi M 4,4
- 9 Agustus 2019 Gempa Sumba M 4,3
- 10 Agustus 2019 Gempa Tasikmalaya dan Pangandaran M 4,0
- 10 Agustus 2019 Gempa Tasikmalaya dan Pangandaran M 5,1
- 11 Agustus 2019 Gempa Pariaman M 5,2
- 11 Agustus 2019 Gempa Selatan Selat Sunda M 5,1.
- 12 Agustus 2019 Gempa Selatan Bali dan Banyuwangi M 4,9
Daryono selaku Kepala Bidang Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami BMKG mengaku, rentetan gempa ini sangat menarik dicermati.
Pasalnya, seluruh gempa berpusat di Zona Subduksi.
• Pakai Pertamax untuk Pertunjukkan, Pesulap Tewas Terbakar Saat Tunjukkan Atraksi Api
"Memang ada variasi kedalaman hiposenternya, dalam hal ini ada pusat gempa yang sangat dangkal bersumber di zona subduksi muka (front subductioan) tetapi ada juga yang berada di kedalaman menengah di zona transisi antara zona Megathrust dan Benioff," ujar Daryono, kepada Kompas.com, Senin (12/8/2019).
Fenomena rentetan gempa yang terus terjadi ini diakui Daryono memancing perhatian masyarakat dan awak media, mengapa aktivitas gempa di zona subduksi akhir-akhir ini sangat aktif dan apakah merupakan aktivitas gempa pendahuluan (foreshocks)?