Serahkan Hadiah Semargres, Hendi Kembali Ajak Kurangi Sampah Plastik
Even tahunan obral diskon Kota Semarang, Semargres 2019, mencatatkan sejumlah capaian keberhasilan positif yang diharapkan Wali kota Semarang Hendrar
Editor: Content Writer
Even tahunan obral diskon Kota Semarang, Semargres 2019, mencatatkan sejumlah capaian keberhasilan positif yang diharapkan Wali kota Semarang Hendrar Prihadi dapat terus ditingkatkan pada tahun-tahun
mendatang. Menurut Hendi, sapaan akrab wali kota pada Semargres 2019 ini terdapat peningkatan total transaksi hingga mencatatkan omset sebesar 128 miliar rupiah, meningkat 28 miliar dari tahun sebelumnya.
Peningkatan yang sama terjadi pada jumlah peserta yang bergabung dalam Semargres tahun 2019 yang mencapai 1.770 tenant. Hal tersebut disampaikan Hendi usai menyerahkan secara simbolis 2 unit hadiah utama mobil kepada Endang Putri dan Tri Harti. Selain hadiah utama, juga diserahkan 15 unit motor, tabungan senilai 2,5 juta rupiah serta tiket pesawat terbang.
"Kami berterima kasih dan mengapresiasi komitmen bergerak bersama dari kawan-kawan pengusaha yang telah serius mensukseskan Semargres ini untuk semakin mengenalkan Kota Semarang dan menarik banyak wisatawan untuk berwisata dan bertransaksi di kota kita," ujar Hendi.
Diawali pada 2011, pada mulanya Semargres didominasi peran pemerintah dengan menggandeng swasta dan pengusaha. Namun, empat tahun terakhir even Semargres sudah benar-benar didominasi dan dikembangkan oleh kawan-kawan pengusaha serta swasta.
Hal lain yang menarik dari penyelenggaraan Semargres 2019 adalah adanya transaksi cashless serta paperless dengan adanya aplikasi serta e-kupon.
Hal ini sejalan dengan semangat pengelolaan sampah yang sedang gencar disuarakan Wali kota. Terakhir, Hendi telah menandatangani Perwal no 27 tahun 2019 tentang Pengendalian Penggunaan Plastik yang melarang sejumlah pelaku usaha seperti hotel, restoran, toko modern untuk menyediakan plastik seperti stirofoam, sedotan plastik, kantong plastik dan menggantinya dengan alternatif yang ramah lingkungan.
"Menurut catatan, Indonesia adalah negara penghasil sampah plastik terbesar kedua setelah China. Karenanya, masalah plastik ini menjadi sangat urgent dan harus kita sikapi secara serius bersama-sama," tegas Hendi.
Berbeda dengan sampah lain, plastik, lanjut Hendi, membutuhkan waktu lama hingga puluhan sampai ratusan tahun untuk terurai kembali. Karenanya, Hendi juga menginisiasi dan menggalakkan berbagai sumber alternatif pengganti plastik seperti pada pembagian hewan qurban kemarin, Hendi menginstruksikan penggunaan daun jati dan besek sebagai alternatif pengganti plastik.
Sejumlah ide dan inovasi juga mulai direncanakan dan banyak dilakukan seperti tukar plastik dengan kopi, tumbler, makan gratis, hingga transportasi publik gratis. Sejumlah bank sampah juga telah banyak melakukan pengolahan sampah menjadi tas, handicraft bahkan pola tukar sampah menjadi uang tabungan.
Selain itu, Pemerintah kota secara serius juga telah menyiapkan proses lelang Pengolah Sampah menjadi Energi Listrik (PSEL) yang nantinya akan mengolah habis sampah-sampah di TPA Jatibarang menjadi energi listrik.
Berbagai sampah baik organik maupun anorganik akan diolah oleh mesin sehingga menggerakkan turbin dan menghasilkan energi listrik. Ditargetkan proyek akan selesai dalam 2 tahun mendatang sehingga Kota Semarang akan berkontribusi langsung dalam penanganan sampah